Chapter 7: The Air

152 74 9
                                    

"Aku pernah dengar, kalau dia orang yang kejam, berhati dingin dan punya temperamen buruk." Jamie menyandarkan kepalanya pada kursi. "Sudah lupakanlah, toh orang seperti kita tidak akan pernah punya urusan dengannya."

Untuk kesekian kalinya Alexa menelan ludah.

Suara bariton itu terngiang kembali di pusat pikirannya.

Sepuluh menit. Kau akan membayar sepuluh menitku yang terbuang olehmu. Ingat itu.

***

Prefektur Utara

Wyvernhollow, Aetherburg

Nebula X Headquarter, 10.35am

"Mengenai produksi smelter nickel Keluarga Kong, apakah mereka sudah mengirimkan kontraknya?" Nathaniel Gale duduk di kursi kebesarannya, bertanya pada Darren-tangan kanannya di Nebula X yang sekaligus sahabatnya di luar bisnis.

"Belum, sepertinya mereka sedang menimbang sesuatu." Darren menyerahkan dokumen pada Nathaniel, "Tenang, akan ku dapatkan kontrak itu untukmu, Nate." lanjutnya lalu duduk dengan santai di depan CEO sekaligus pewaris Nebula X.

"Santai saja. Aku tidak terburu-buru."

Nathaniel si elemen udara, memang selalu tenang. Dia tidak suka hal yang terlalu menggebu. Baginya hidup harus dinikmati dengan perlahan, sama perlahannya ketika mengamati bintang. Sesuatu yang amat dia sukai. Dan hal itu pun berlaku dalam berbisnis. Menjadi ambisius tidak pernah ada dalam kamusnya. Bahkan jika terpaksa, itu akan menjadi hal terakhir yang akan ia pilih. Kompetisi sengit hanya akan menguras energi saja, dan itu tidak sejalan dengan nilai-nilai yang dianutnya.

"Tidak bisa! Jika kau tidak terburu-buru, Archibald pasti akan tahu. Mereka pasti membuat siasat untuk menggagalkan kontrak itu!" Darren protes, dia selalu tidak suka dengan Nate yang terlalu tenang dan santai menghadapi berbagai hal.

"Kenapa semakin lama kau mirip grandpa, Darren?"

"Tentu saja Darren mirip denganku! Karena dia lebih cocok menjadi cucuku daripada dirimu!" seorang pria paruh baya dengan mata berwarna biru langit-persis seperti mata Nate-tiba-tiba saja sudah berada di dalam ruangan, menginterupsi pembicaraan mereka.

Pria itu berjalan ke arah Nate dan Darren yang tengah duduk berhadapan di sudut ruangan. Ruangan ini berada di lantai 50, lantai tertinggi di distrik teknologi Nebula X. Interiornya serba putih, bersih dan futuristik. Dikelilingi dengan kaca tanpa sekat, membuatnya seolah-olah melayang di udara-benar-benar terlihat seperti sebuah pesawat ruang angkasa.

"Aku setuju denganmu grandpa. Darren lebih cocok menjadi cucumu." Nate tersenyum melihat kakeknya datang. "Bagaimana kalau Darren saja yang menjadi pewaris kerajaan bisnismu?"

Tentu saja itu adalah hal yang Nate tunggu-tunggu. Lepas dari segala tanggung jawab untuk mewarisi kerajaan bisnis kakeknya adalah sebuah hal yang dia impikan sejak dahulu. Nate tidak pernah menginginkan posisi ini. Dia hanya ingin seperti ayah, ibu dan juga adiknya, yang berpetualang bebas. Mengamati bintang dengan cara yang di inginkan.

"Kau-" Pria itu nyaris saja berteriak, jika Darren tidak menahannya.

"Tenang grandpa Ben. Tekanan darahmu bisa naik." Darren menangkan pria paruh baya yang dia panggil Ben.

Dia adalah Benjamin Gale, kakek dari Nathaniel, si elemen udara, penguasa Prefektur Utara, sekaligus komisaris tertinggi dari Nebula X.

Pria tua ini memiliki tempramen buruk, suka mengancam dan sangat ambisius. Sangat bertolak belakang dengan sifat Nathaniel.

"Jika kau berpikir seperti itu lagi, akan ku pastikan Charlotte kembali kesini!"

Nate tersenyum menggelengkan kepala. Benjamin dan segala ancamannya.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang