Chapter 24: Hello, Monica?

101 41 2
                                    

Alexa mengerutkan dahi melihat perubahan Max. Apakah aku salah bicara? Apakah berlebihan untuk sekedar mengajaknya makan diluar, sampai dia harus terlihat marah seperti ini? Tanya Alexa dalam hati.

"Max, jika kau keberatan-" Belum sempat Alexa melanjutkan kata-katanya, Max memotongnya lebih dulu.

"Kau pikir bisa mati dengan mudah jika kau ada disampingku, Alexa?" Suara Max nyaris seperti berbisik, rendah dan menekan.

***

Prefektur Timur

Bellaville, Solhaven State

Awankilla Resort, 09.00am

Tiga hari tanpa Max adalah kebahagiaan baru bagi Alexa, dan kesenangan ini masih akan terus berlanjut hingga empat hari ke depan. Tentu saja Alexa tidak membuang waktunya dengan sia-sia. Ia segera mengambil cuti dan menghabiskan waktu bersama Jamie-pergi berlibur ke Bellaville, sebuah kota tua cantik di Solhaven, negara paling Barat dari Prefektur Timur.

Kota yang didirikan pada abad ke-7 M ini benar-benar memiliki pemandangan yang menakjubkan. Bellaville terkenal dengan keindahan arsitektur tua yang masih terjaga dengan baik. Alexa dan Jamie jatuh cinta dengan kota ini-setiap sudut dipenuhi dengan bangunan bersejarah, dimana jalan-jalan setapaknya terbuat dari batu-batu alam yang berkilauan. Sangat indah.

Berlibur bersama Jamie adalah hal menyenangkan bagi Alexa. Hampir semua aktivitas mereka nikmati bersama, seperti mengunjungi museum dan menikmati sarapan di kafe-kafe cantik pinggir jalan, lalu bersepeda dan bermain ombak dipinggir pantai berpasir putih kala sore menjelang dan matahari bersiap tenggelam. Saat malam datang pun sama, mereka akan pergi menikmati pertunjukan orkestra di Novharmonic Hall yang berada di pusat kota.

Di Bellaville Alexa dan Jamie tinggal di private resort milik keluarga Zhang-terletak di pinggir pantai cantik dengan ombak tenang dan air yang hangat, hanya lima belas menit berkendara dari pusat kota. Resort ini dipenuhi fasilitas lengkap, seperti golf course, infinity pool, world-class spa, kayaking hingga versatile studio-tempat yang saat ini Alexa dan Jamie pakai untuk berlatih Pole Dance. Sebuah rencana yang tidak terlaksana di Imperix, dan akhirnya terjadi disini.

Musik latar yang lembut memenuhi ruangan. Alexa dan Jamie kembali berlatih teknik Pole Dance.

Sebagai pemanasan, mereka memulainya dengan memutar tubuh melalui gerakan-gerakan sederhana. Setelah tubuh mereka semakin memanas, eksplorasi teknik mereka pun semakin lebih rumit. Alexa dan Jamie mulai membalik tubuh masing-masing, menggantungkan kakinya keatas. Kemudian kembali berputar dan menangkap kembali tiang dengan anggun, memukau, penuh pesona.

Musik selesai diputar. Jamie menyelesaikan tariannya lebih dulu, lalu disusul Alexa setelahnya.

"Sudah lama sekali kita tidak melakukan ini, rasanya benar-benar menyenangkan." Alexa merebahkan badannya di lantai, mengatur nafasnya perlahan.

"Awal musim dingin nanti, akan ada pertunjukan tari amal. Kau mau ikut berpartisipasi?" Jamie ikut merentangkan tubuhnya disebelah Alexa.

"Seperti yang kita lakukan saat di universitas dulu?" Tanya Alexa, mengingat kegiatan penggalangan dana mereka ketika di universitas dulu-dengan melakukan Pole Dance.

Jamie mengangguk, "Dan kali ini La Berla akan menjadi sponsor."

"No way!" mata Alexa berbinar, sponsor kali ini datang dari brand pakaian dalam berkelas. Bahkan pakaian mereka bisa disebut sebagai karya seni, karena desain dan pemilihan bahan yang rumit penuh filosofi.

Acara penggalangan dana ini pun tidak dihadiri sembarang orang, karena biasanya tamu yang hadir akan di seleksi. Pertama acara ini khusus wanita, kedua menyukai olahraga Pole Dance, ketiga punya tujuan yang sama-ingin memberikan dunia yang lebih baik pada wanita dan anak-anak.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang