Chapter 41:There's No Other Way ⚠️

89 10 1
                                    

Author Notes:

⚠️⚠️⚠️ Trigger warning: Konten berikut mengandung elemen yang mungkin memicu respons emosional yang intens. Harap lanjutkan dengan kewaspadaan.

Maaf ya tulisan hari ini mungkin berpotensi memicu emosional sebagian orang.

***

Tunggu.

Irina tiba-tiba memotong rambut panjang pirangnya yang indah dan berkilau? Alexa terkejut. Tadi siang rambut wanita itu masih terlihat panjang, tapi malam ini ia memotong pendek rambutnya.

Sangat pendek.

Untuk saat ini Alexa tidak punya waktu menebak apa yang dipikirkan Irina, sampai-sampai ia memotong rambutnya sependek itu. Alasan keberadaan mereka disini saja dan mempercepat keberangkatan ke Maverick sudah berdesakan sesak di pikiran Alexa.

***

Prefektur Timur

Flying over Eldergreen Savannah

Archibald Private Jet, 06.00pm

Pukul 6 sore, pesawat lepas landas. Dua jet tempur mengawal pesawat yang mereka tumpangi.

Elijah benar.

Alexa pikir itu hanya cerita yang di lebih-lebihkan, tapi ternyata itu adalah kenyataan. Archibald adalah orang yang punya segalanya. Bukan hanya uang, tapi pengaruh dan kontrol yang kuat dan mengakar.

Malam ini matahari masih bersinar. Alexa menatap keluar jendela, menikmati musim gugur terakhirnya sebagai seorang Alexa Aubrielle Aria. Tinggal menghitung hari, nama belakangnya mungkin akan berganti menjadi Archibald. Mimpi buruknya akan panjang, dia harus mempersiapkan.

"Selesaikan makan malam mu."

"Aku sudah kenyang."

Bagaimana bisa pria ini menyuruhnya menghabiskan makanan, padahal dirinya sendiri saja hanya menghabiskan waktu untuk melihat Alexa ketimbang memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Aku perlu meluruskan sesuatu." Max menjentikan jarinya, menyuruh pramugari mengangkat piring kotor dari meja mereka. "Sepertinya kau salah tanggap Alexa. Aku menyuruhmu mengirim undangan pernikahan kita pada Gale, bukan menyuruhmu melarikan diri dengan kekasihmu itu."

Cepat atau lambat, masalah ini akan naik ke permukaan, dan inilah waktunya.

"Melarikan diri dengan kekasihku?" Alexa tersenyum tipis. "Ku pikir kau tahu segalanya. Ternyata tidak."

Max mengambil gelas berisi cairan merah yang baru saja di tuang seorang pramugari beberapa saat lalu. Dia menggoyang gelas itu dengan lambat seolah sedang memperhitungkan sesuatu, "Wah aku tersinggung."

Senyum tipis Max tergambar jelas pada raut wajahnya, dan mestinya itu adalah tanda bahaya.

"Dengar Max. Nate adalah temanku. Kau tidak bisa mengaturku, dengan siapa aku harus berteman, dengan siapa aku bertemu. Ini hidupku, bukan hidupmu. Aku tidak pernah mengganggu kehidupan pribadimu, jadi jangan ganggu kehidupan pribadiku!"

"Baik." Max tidak dalam kondisi baik untuk menyesap minumannya. Ia menaruh kembali gelas itu lalu berkata pada Dylan, "Panggil Ethan kesini."

Tanpa berlama-lama, Ethan datang dan berdiri dekat tuannya-si penguasa Prefektur Timur, sang pengendali elemen api.

"Berapa pengawal yang kau atur untuk Alexa ku." Max menggaruk kecil pelipisnya.

Alexa membuang pandangannya ke arah jendela-menjijikan mendengar Archibald menyebut namanya dengan tambahan kata kepemilikan dibelakangnya.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang