Chapter 32: Shadow Consortium & Xandora Papers

106 34 4
                                    

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Isaac yakin kehadiran Irina Caspian di Keluarga Archibald akan memberikan keuntungan lain-dan itu lebih dari yang bisa Max bayangkan. Seperti sebuah informasi yang mungkin bisa menjungkirbalikan peta politik seluruh Prefektur, dan memberikan sudut pandang lain tentang pembalasan dendamnya. Itu akan terjadi saat Max benar-benar mengenal Irina Caspian-dan Isaac tahu persis pilihannya tidak pernah salah.

"Bagaimana dengan ayahmu?" Tanya Isaac berbasa basi.

"Dia sudah pasti menyetujuinya."

Masuk ke keluarga Archibald yang tak tersentuh dan tak tergapai adalah mimpi semua orang-baik itu untuk musuh maupun sekutunya. Jadi Irina yakin, Nikolai Caspian akan sama bersemangatnya dengan dirinya-walaupun tujuan mereka tidak pernah sama.

***

Prefektur Timur

Imperix, Valandria State

Aria Mansion, 6.45am

Harinya yang panjang kemarin, sudah terlewati-tapi entah kenapa tubuh Alexa masih terasa berat dan lamban, seperti setiap gerakan memerlukan usaha yang luar biasa. Bahkan setelah tidur yang panjang, rasa lelahnya tidak hilang. Untuk itu sepagi ini Alexa memutuskan pergi menemui Jamie-mungkin Jamie bisa jadi orang yang membuat perasaannya sedikit lebih baik.

"Bisakah kau siapkan supir. Aku ingin pergi ke rumah Jamie." Pinta Alexa pada pengurus rumah Aria.

"Nona, didepan semua pengawal pribadimu bersiaga sejak malam, dan mereka juga mengganti supirmu." Pengurus rumah menjelaskan.

"Apa maksudmu?" Sejak kapan Alexa punya pengawal pribadi-dan siapa yang mengganti supirnya tanpa pemberitahuan.

Max.

Alexa berjalan cepat menuju ke depan, memastikan informasi yang disampaikan pengurus rumah Aria.

Benar saja. Mereka yang berdiri di sekeliling rumah ini, sepanjang malam, dengan pin segitiga emas, adalah para pengawal Archibald.

Alexa buru-buru mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang di seberang sana.

"Max aku lelah. Tolong bawa semua pengawalmu, aku tidak butuh ini." Pinta Alexa saat sambungannya terhubung.

"Jika kau mau pergi, bawa mereka bersamamu." Max tidak menjawab pertanyaan Alexa-artinya tidak ada kompromi.

"Kau membuatku sesak. Aku tidak terbiasa dengan pengawalan seperti ini."

"Benarkah? Aku hanya melakukan hal yang pamanmu lakukan sebelumnya. Bukankah itu sama saja?"

"Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan. Uncle Henry tidak pernah memberiku pengawal, jadi jangan membual."

Max terdengar menyeringai, "Sepertinya kau tidak tahu apapun-bahkan tentang hidupmu."

Alexa tidak berminat merespon bualan Max, karena ia yakin ini akan membuang waktu dan menguras energinya saja. Keinginannya hanya satu-Max segera membawa seluruh para pengawal ini dari rumah keluarganya, dan tidak mengganggunya hari ini. Jadi detik ini juga, Alexa memilih untuk merendah dan memohon pada Max, agar semuanya segera berakhir.

"Max tolong."

Sungguh menyenangkan mendengar Alexa memohon, tapi Max tetap teguh dengan pendiriannya, "Dengar, aku tidak bisa membiarkanmu terluka karena orang lain. Jika pun kau harus terluka, itu harusnya karena aku. Bukan siapapun."

Alexa menggigit bibirnya, menahan suara yang bergetar karena ia nyaris menangis.

"Siang nanti Ethan akan menemuimu, dia yang akan mengatur seluruh kebutuhan pernikahan kita. Setelahnya aku akan menemuimu."

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang