Chapter 11: A Hug as Warm as Summer

169 72 12
                                    

Elijah tertawa, "Kau terlalu memujiku. Apa aku memang terlihat sehebat itu?"

"Tentu tidak." Alexa tertawa.

Mereka saling bertatapan, dan luapan tawa kembali terdengar.

***

Prefektur Utara

Wyvernhollow, Aetherburg, 6.30pm

Setelah mengurus segala kebutuhan untuk presentasi besok bersama para petinggi Nebula X, Alexa terlebih dahulu menuju sebuah restaurant fine dining terkenal di Wyvernhollow, Prefektur Utara-yang sudah mereka pesan sebelumnya. Henry, Elijah dan tim Research & Development Skyward Corp akan langsung menyusul bersama Harper, setelah mereka selesai melakukan pertemuan singkat dengan salah satu shareholder perusahaan yang berada di Prefektur Utara. Bersama seluruh perwakilan Nebula X, Alexa rencananya akan berada disini selama kurang lebih satu minggu.

Sesungguhnya business trip kali ini benar-benar Alexa nantikan, bukan karena dia karyawan teladan yang mencintai pekerjaannya, tapi Alexa berharap kalau pikirannya yang terus mengingat Archibald bisa hilang. Entah kenapa, sejak Jamie memberitahunya tentang lukisan-lukisannya yang dibeli oleh si elemen api, Alexa justru hanya memikirkan Max. Max yang masih menginginkan Canis Major dan memintanya mengantarkan seluruh lukisannya secara langsung-itu mengganggu pikiran Alexa sepanjang waktu.

Jamie bilang Alexa harus punya rencana untuk menghadapi Archibald, tapi sampai detik ini belum ada satupun rencana yang terpikirkan dan itu membuatnya setengah gila.

"Apakah kita sudah dekat?" Tanya Alexa pada sopir yang mengantarnya menuju restaurant.

"Sudah nona."

"Berapa menit jika berjalan kaki dari sini?"

"Sekitar 5 menit. Apakah kau ingin berjalan-jalan?"

Masih ada 30 menit sebelum waktu reservasi tiba. Pemandangan di Wyvernhollow sangat menakjubkan. Kota ini berada di dekat pantai, mengingatkannya pada danau Perilake di Bartu, Istunya. Kehangatannya. Rumahnya.

"Ya, ku pikir itu akan menyenangkan. Bisakah kau memberhentikan mobilnya? Aku akan berjalan dari sini."

"Baik, nona."

Mobil berhenti dipinggir jalan. Sang sopir turun membukakan pintu.

"Terima kasih. Kau bisa langsung menuju restaurant."

Sopir mengangguk, kemudian pergi-membiarkan Alexa menikmati waktunya sendiri di Wyvernhollow.

Alexa menanggalkan sepatunya, berjalan di atas pasir tanpa alas kaki, menikmati pantai yang berkilau, menyambut matahari yang bersiap untuk tenggelam. Angin yang menyapu wajahnya begitu menenangkan. Rasanya seperti dipeluk oleh udara di pinggir danau, di belakang rumahnya. Tiba-tiba kerinduan itu mengingatkannya pada ayahnya.

Alexa ingat sesuatu.

Monica.

Sejak kejadian beberapa waktu lalu, ia belum sempat menghubungi wanita berambut pendek itu-yang mungkin saja akan mengantarkan dia pada petunjuk soal sang ayah.

Sambil terus berjalan, Alexa mulai merogoh tasnya, mencari-cari dimana kartu nama berada. Sedetik kemudian-dapat. Tanpa berlama-lama Alexa langsung memencet nomor yang tertera dan menghubungi si pemilik nomor.

Tidak ada suara sambungan telepon. Ponselnya sedang tidak aktif.

Sekali lagi, Alexa kembali menelepon, dan hasilnya masih sama.

Alexa pun mengetik sebuah pesan agar Monica menghubunginya saat ponselnya sudah aktif, namun belum sempat Alexa mengirimkan pesan, ponsel yang sedang ia genggam-tiba-tiba lepas dari tangannya.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang