Author Notes:
Seperti yang sudah aku infokan kemarin, ini adalah Last Chapter dari Part 1. Jadi kemarin aku baca bertiga, aku, suamiku dan anak pertamaku. Selesai, dan kami nangis. Anakku bilang katanya menyentuh. Semoga teman-teman juga punya perasaan yang sama ketika baca last part 1 ini. Enjoy.
***
Max tersenyum remeh. "Membiarkan Alexa sendirian dan menghilang, kau sebut itu mengabdi?"
"Ku pastikan itu tidak terulang, Tuan."
Bagi Archibald tidak pernah ada lain kali, jadi ini adalah yang terakhir. Jika hal ini sampai terulang, tentu saja Archibald akan punya perhitungan yang panjang, dan balasan yang dilakukan perlahan.
Max beranjak dari kursi, lalu berdiri dan berjalan.
Langkahnya terhenti tepat saat ia membelakangi Irina.
"Aku rasa kau sibuk mengurus penampilanmu, jadi potong rambut pirangmu itu." Ucap Max, kemudian pergi meninggalkan Irina di belakang.
***
Prefektur Timur
Maverick, Baven
Ravenspire Castle, 03.00pm
Dua jam menuju pernikahan.
Dalam satu kali sapuan, riasan Alexa akan selesai. Setelah ini, dia akan mengganti wedding robe-nya dengan wedding dress yang sudah di rancang oleh Vivienne-tapi entah kenapa Vivienne yang harusnya sudah sampai satu jam yang lalu, belum tampak keberadaannya. Irina bolak balik menghubungi, tapi ponselnya tidak aktif, begitu pula dengan stafnya.
Sepuluh menit kemudian, orang yang mereka tunggu tiba. Vivienne dan timnya masuk ke dalam ruang rias dengan tergesa-gesa. Mereka tampak berantakan.
"Nyonya, aku benar-benar minta maaf. Tiba-tiba ada longsor, kendaraan kami dihadang sekelompok orang di jalan." Jelas Vivienne, nafasnya terengah, tapi ia masih bisa menyampaikan dengan jelas.
Alexa terkejut dan bangkit dari meja riasnya. Ia menghampiri Vivienne mengecek keadaan wanita ini.
"Apakah kau terluka?" Alexa menangkap bahu Vivienne, memutarnya sedikit ke kanan dan ke kiri.
"Kami tidak apa-apa. Hanya saja mobil kami di rusak, ponsel pun di rebut paksa, jadi kami berjalan kaki, dan tidak bisa mengabari Anda, nyonya."
Maverick adalah kawasan ultra luxury terlebih lagi jalanan menuju ke Kastil Ravenspire. Di sisi kiri dan kanan hanya ada hutan-hutan kecil, bukit, jurang dan lautan. Nyaris tidak ada kendaraan yang berlalu lalang, sehingga mereka tidak bisa menumpang.
"Bagaimana dengan gaunnya?" Irina menyela.
"Maafkan saya, gaunnya juga dirusak, Nona." Vivienne memperlihatkan wedding veil-satu-satunya yang tersisa, dan itu penuh kotoran.
Alexa mengambil nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan.
Ternyata dia memang tidak ditakdirkan untuk mengenakan gaun impiannya. Jadi tidak ada lagi yang tersisa kali ini.
"Itu Kong. Elaine Kong." Irina menebak. Sebuah longsor, dan gaun pengantin yang rusak itu pasti pekerjaan tuan putri Kong.
Alexa mengerti atas dasar apa Irina melayangkan tuduhan pada Elaine-dia adalah satu-satunya orang luar, yang mengetahui gaun pernikahan Alexa dibuat oleh Vivienne. Dugaan sementara tentu saja karena dendam. Terlebih lagi pertemuan terakhir mereka benar-benar berantakan. Namun kini Alexa tidak lagi peduli. Ini semua sudah terjadi. Tidak ada waktu untuk mencari tahu lebih dalam tujuan Elaine melakukan pengrusakan, atau menginvestigasinya lebih jauh. Saat ini yang terbaik adalah mencari solusi gaun pengganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archibald: The Star, The Fire & The Shadow
Romance#1 Dendam 28 Sep 2024 #1 Conspiracy 24 Sept 2024 #1 Saham 28 Sept 2024 #1 Obsesif 13 Okt 2024 #2 Politics 13 Okt 2024 #7 War 24 Sep 2024 *** Max mendekap Alexa dan membawanya ke dalam pangkuan. Melarikan diri-mungkin Max punya perhitungan yang lebih...