Chapter 31: The Water

105 35 1
                                    

Alexa hanya ingin merebahkan tubuhnya, tapi itu terganggu karena panggilan dan pesan yang tidak henti-hentinya masuk ke dalam ponselnya.

Isabella, Jamie, Oliver, Olivia, bahkan Nate. Semua panggilan dan pesan dari mereka berdesakan menunggu untuk di jawab-tapi sayangnya Alexa tidak punya tenaga untuk melakukan itu.

Jadi, Alexa memutuskan untuk mematikan ponselnya dan segera memejamkan mata. Ia butuh waktu untuk menghilang sebentar dari dunia.

Sebentar saja. Setidaknya sampai matahari terbit esok hari.

***

Prefektur Timur

Imperix, Valandria State

Archibald Empire, 9.30pm

"Tuan Kong mengundang Anda ke Prefektur Selatan, minggu depan. Mereka baru saja meresmikan lapangan golf terbaru di Qianlai." Lapor Ethan saat Max bersiap meninggalkan ruangannya.

Segaris senyum yang hampir tidak terlihat, nampak pada raut wajah Max. Bagi Ethan, tuannya adalah orang yang tidak pernah menunjukkan emosi yang sebenarnya. Menebak apa yang dia pikirkan atau rasakan adalah hal cukup sulit-tapi ada beberapa hal dari tuannya yang Ethan pahami. Seperti sebuah senyuman tipis yang berarti sesuatu yang gelap sedang dalam rencananya atau bahkan sudah masuk dalam jebakannya, dan gerakan sepele seperti mengangguk kecil dan menggerakan mata singkat untuk memerintah suatu hal.

"Persiapkan. Aku akan datang." Max tahu, Kong bukannya ingin pamer mainan barunya. Tentu saja, tidak ada orang yang akan memamerkan sesuatu kepada orang yang memiliki segalanya, bukan?

Tua bangka itu pasti tengah mendidih saat melihat pengumuman pernikahan Max di media-dan itu pasti melukai harga diri si elemen tanah karena Max sudah mempermainkan peri kecilnya, Elaine.

Kesombongan Kong Yi Qin saat dia memancing amarah Max dengan isu tambang nikel yang hasilnya akan dikirim kepada Gale sebanyak lebih dari 60%, lalu menekan Max melakukan pertunangan dengan Elaine saat Kong datang ke Prefektur Barat-dibayar Max dengan batalnya kerjasama ekspor nikel Kong dan berakhirnya pertunangan Max dengan putri bungsu penguasa elemen tanah itu.

Sebuah skenario balas dendam yang manis dan menyakitkan, karena Max memperhitungkannya satu per satu, dengan teliti-dan pada akhirnya itu akan dibayar tuntas oleh lawannya pada waktunya. Ketika Kong berpikir bahwa Archibald berada dalam kendalinya, seolah itu sama mudahnya seperti dia mengendalikan sebuah batu dan membentuknya sesuka hati-di saat yang sama Max tengah mempersiapkan langkah yang matang dan teliti untuk melakukan pembalasan. Ia tidak pernah bertindak impulsif dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang balik.

Hasilnya, Kong tidak mendapatkan apapun karena keserakahannya. Kong tidak mendapatkan apapun karena ia melawan Archibald.

Begitulah seorang Archibald. Dia memastikan lawannya merasakan penderitaan yang berkepanjangan, dimana penghukumannya terukur dengan detail dan terperinci.

"Baik Sir." Jawab Ethan, mengikuti Max yang mulai melangkah keluar ruangan.

"Satu lagi. Mulai sekarang kau yang bertanggung jawab atas pengawalan Alexa, dan carikan seseorang yang bisa mengurus kebutuhannya." Max muncul di publik dan mengumumkan pernikahan, sudah pasti itu akan memancing musuh-musuhnya keluar dan itu pasti akan menyulitkan Alexa. Selain itu Alexa bukan hanya butuh pengamanan tapi harus ada orang yang menyediakan segala kebutuhannya, karena mulai sekarang wanita itu tidak bisa lagi seperti dulu-dengan leluasa dan bebas bergerak sekehendak yang ia mau.

Mungkin akan menyenangkan melihat Alexa menangis karena kesulitan, tapi Max masih membutuhkan Alexa. Jadi tidak ada yang boleh menyulitkan wanita itu, kecuali dirinya seorang. Wanita itu masih berguna sebagai kunci, untuk segala pertanyaan yang belum Max temukan jawabannya. Karena itu dia akan menjaga Alexa, lagi-lagi dengan caranya-baik atau buruk, kejam dan menyakitkan, atau penuh belas dan kemurah-hatian.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang