Chapter 12: A Deal

158 63 10
                                    

"Bagaimana dengan makan malam?" Nate bertanya lagi-lagi dengan senyum hangatnya.

Alexa terdiam. Ia sedikit terkejut, karena penggantian ganti rugi yang diminta Nate atas kecerobohannya terdengar sangat sederhana.

"Ya tentu." Jawab Alexa secepat mungkin setelah otaknya tersadar dari keterdiaman.

"Minggu depan, setelah pertemuan bisnis kita selesai, aku akan menjemputmu-tapi sebelum itu jangan lupa obati dulu kakimu." Lanjutnya tersenyum, memberikan sekotak plester, kemudian pergi menutup percakapan mereka pada sisa istirahat siang hari ini.

***

Prefektur Timur

Imperix, Valandria State

Archibald Empire, 02.10pm

"Sebuah kehormatan bagiku, bisa menerima undangan Tuan Archibald, dan duduk disini." Kong Yi Qin, sang penguasa Prefektur Selatan itu menunduk, lalu sedikit tertawa, menatap seseorang di ujung meja panjang yang duduk dengan elegan di depannya-Maximillian Archibald.

Ada kepuasan sekaligus raut meremehkan yang terselip dari pernyataan Kong. Seolah-olah ini adalah awal kemenangannya, bahwa akhirnya Archibald masuk ke dalam perangkapnya.

Max hanya tersenyum tipis, menyilangkan kaki sambil bersandar pada kursi duduknya.

"Jadi, apa yang membuatmu mengundangku kemari? Menghabiskan waktumu yang berharga ini." Yi Qin menggoda Max, padahal ia tahu persis apa yang membuat dirinya duduk disini.

Smelter nikel terbesar milik mereka akan segera beroperasi, dan 60% hasil tambangnya akan dikirim kepada keluarga Gale di Prefektur Utara. Tentu saja Kong yakin, itu membuat Archibald jadi cemas. Membayangkan Gale akan menguasai pasar kendaraan listrik, pasti membuat sang penguasa Prefektur Timur itu kepanasan.

Dengan perlahan, Max mengetuk permukaan meja dengan ujung jari telunjuknya. Menatap si tua Yi Qin dengan tajam, diikuti senyum remehnya yang mengintimidasi.

"Kau pasti tahu apa yang ku mau." Max menghentikan ketukannya.

"Kau tahu, Keluarga Gale di Prefektur Utara merupakan market yang besar bagi industri kami. Aku pikir akan sulit untuk tidak memberikan hadiah yang setimpal bagi mereka-sebagai bentuk ucapan terima kasih."

Enam puluh persen sebagai hadiah? Max menyeringai.

Kong benar-benar sedang memprovokasi Archibald.

Tentu saja, sebelum nikel, Keluarga Kong merupakan salah satu pemasok batu bara terbesar bagi Keluarga Gale. Walaupun Keluarga Gale terkenal dengan teknologi dari energi terbarukannya, konsumsi batu bara di prefektur mereka ternyata juga masih lebih besar. Bukan hanya karena banyak negara-negara di Prefektur Utara yang lokasinya nyaris berdekatan dengan kutub, atau karena musim salju disana lebih dingin daripada di prefektur lainnya, tapi karena transisi peralihan energi ke sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan masih butuh proses dan waktu yang panjang.

"Kau ingin kesepakatan?" Tanya Max dengan nada rendah.

Yi Qin tertawa, "Bagaimana mungkin aku berani." lanjutnya merendah untuk meroket. Mulai merasa berada diatas awan, karena Archibald masuk dengan mudahnya ke dalam perangkap.

Max tahu, permainan apa yang sedang dimainkan si tua Yi Qin. Ia pun tersenyum mengangkat satu sudut bibirnya, mencoba mengikuti permainan orang tua ini.

"Kau selalu melihat hubungan kita ini dari sudut pandang bisnis, Tuan Archibald."

"Bukankah selalu seperti itu?"

"Mungkin, sudut pandangmu perlu diubah." Yi Qin mengeluarkan sebuah batu dari sakunya, dan menaruhnya di atas meja.

Beberapa saat kemudian tanpa disentuh, batu itu melayang di dekatnya. Yi Qin mengontrol dan mengendalikannya tanpa usaha. Sebuah pengendalian dari seorang Keluarga Murni elemen tanah.

"Misalnya melihat dari sudut pandang lain, seperti menyatukan kekuatan dengan menjadi-keluarga..." Dalam kontrolnya, Yi Qin merubah sifat batu yang keras itu menjadi sesuatu yang lunak-membentuknya sesuka hati, semudah membentuk tanah liat. Sama seperti Archibald ketika dalam kendalinya.

Ia terus bermain sembari menatap Max.

Senyum Max mengembang. Ia tahu Kong akan membawanya ke pembicaraan ini.

"Kau sangat menarik Tuan Kong."

Lagi-lagi Yi Qin tertawa. Kali ini tawanya terdengar puas. Ia melepaskan batu itu dari pengendaliannya, dan menjatuhkannya dengan sengaja keatas meja dengan bentuk yang berbeda dari sebelumnya.

Ini adalah hari yang patut dirayakan, karena hari ini adalah hari kemenangannya. Ia tahu Archibald tersudut. Bahwa penolakan tidak akan ada lagi, bahwa elemen tanah terbukti menjadi elemen yang mampu mengendalikan apapun dimuka bumi. Bahkan ia mampu mengendalikan seorang Archibald yang kerasnya sama seperti batu. Kong tidak pernah merasa sekuat ini dalam hidupnya. Penantiannya untuk menyatukan kekuatan mereka dan menemukan Stardust, agar bisa duduk di kursi Sirius-kini sudah berada di depan mata.

"Tentunya kau pernah bertemu dengan anak perempuanku, Elaine."

Yi Qin pernah memperkenalkan anak perempuannya itu pada Max saat pertemuan bisnis antar prefektur-walaupun itu hanya sebuah pertemuan singkat.

"Akhir tahun ini, hari jadi pernikahanku. Kami rutin mengadakan pesta. Sebelum itu-kau bisa bertemu lagi dengan Elaine-mungkin mengenalnya lebih dalam." Yi Qin mengundang Max.

Max menyetujui. "Aku akan datang."

Senyum Kong mulai merekah seperti matahari pagi. Berkilau dan penuh energi. "Apa perlu ku umumkan juga tentang ikatan hubungan keluarga yang akan kita jalin?"

Max menunduk. Lalu tersenyum lebar hingga wajahnya memerah dan urat-urat di kepalanya terlihat jelas. Pria tua di depannya itu benar-benar serakah.

"Menurutku itu bukan ide yang buruk." Max merasa permainan ini akan semakin menarik.

"Aku akan atur sesuai dengan caramu. Sebuah pengumuman di pesta terbatas pada seluruh pemimpin dunia. Dan tanpa media. Aku tahu." Yi Qin mengedipkan matanya.

"Aku suka caramu bergerak-cepat."

"Itu karena aku selalu belajar dari anak muda sepertimu."

***

Author Notes:

Maafkan baru posting jam segini, dan kayaknya hari ini akan posting 1 part dulu. Curcol dikit, tadi lagi hectic banget, karena besok ada event dadakan. Sebuah emiten ngeluarin bonds, dan baru dapat tanggal pra efektif dari OJK, alhasil kita ini sebagai seorang marcomm kocar kacir ngurus event serba roro jonggrang, tapi seru sih.

Semoga part ini bikin kamu makin penasaran ya, sama seberapa gilanya seorang Archibald dalam mengambil langkah.

Please kamu wajib banget baca sampai selesai, dan terus kasih vote juga komen. Aku udh bikin outline smp chapter terakhir, semoga bisa terus konsisten. Sumpah vote, komen dan likes kamu berarti banget buat aku, supaya aku semakin semangat nulis. thankk youuu



Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang