Chapter 8: Canis Major

169 79 11
                                    

"Kau tahu grandpa. Aku ingin mengingatkan lagi-khawatir jika kau lupa. Keluarga Gale turun temurun adalah seorang penjelajah, pemilik jiwa yang bebas, hidupnya didedikasikan untuk ilmu pengetahuan-dan itu adalah kehormatan kita."

Tutup Nate, lalu menghilang di balik pintu. Nate tahu, apa yang dikatakannya tadi, tidak akan pernah sedikit pun membuat Benjamin mundur untuk mengalahkan Archibald dan mendapatkan kursi Sirius.

***

Prefektur Timur

Imperix, Valandria State

The Pavilion of Zhang & Bonhams, 04.45pm

Chloe menatap lukisan-lukisan Alexa dengan mata berbinar. Seorang anak perempuan di dalam gelembung yang menjadi subjek cerita pada lukisan-lukisannya sungguh sangat menakjubkan.

"Alexa, aku bangga padamu." Chloe mencium pipi Alexa, kemudian menyerahkan sebuah buket bunga besar pada sepupunya itu.

"Ah terima kasih Chloe." Alexa mengusap lembut pipi Chloe, ia benar-benar senang sepupu kesayangannya bisa hadir disini.

"Sayang sekali keluargaku tidak bisa ikut hadir."

Sebelumya Henry sudah memberi kabar pada Alexa, kalau dirinya dan Jane mendadak harus menemui Elijah di Vanguard City karena ada masalah yang terjadi di pabrik.

"Kau ada disini saja, sudah cukup bagiku." Jelas Alexa.

"Kau benar-benar mengagumkan Alexa! Semua tamu memuji karyamu. Beberapa bahkan sudah terjual." Jamie datang tiba-tiba lalu memeluk Alexa dengan erat.

Sungguh ini diluar ekspektasi Alexa, dan ternyata ia berhasil melakukannya. Alexa memang sering diundang untuk menggelar pameran kolektif di berbagai negara-dan antusiasnya juga sama luar biasanya, namun setiap kali diundang untuk melakukan pameran tunggal, Alexa selalu saja menolak. Ia takut belum cukup mampu untuk melakukannya, terlebih lagi ibunya yang selalu mengatakan agar ia berhenti melukis-membuat Alexa semakin merasa tertekan.

"Tanpa dukunganmu, mungkin ini tidak akan pernah terjadi Jam. Terima kasih kau selalu percaya padaku." Alexa membalas pelukan Jamie dengan begitu hangat. Kegembiraan membuncah, memenuhi rongga-rongga di tubuhnya.

"Kau yang terbaik Lex!" Jamie melepas pelukannya, lalu menggenggam tangan Alexa penuh semangat.

"Oh Jam, ini sepupuku, Chloe." Hampir saja Alexa melupakan sepupunya.

"Hi, aku Jamie." Jamie tersenyum ramah, mengulurkan tangannya pada Chloe.

"Senang bertemu denganmu, Alexa sering menyebut namamu." Chloe menyambutnya dengan antusias yang sama.

"Mari minum teh, aku perlu tahu apa saja yang dia ceritakan kepadamu mengenai diriku." Ajak Jamie si social butterfly, yang selalu mudah bergaul dengan orang baru.

Alexa dan Chole tertawa, namun kemudian Chole mengangguk setuju.

"Kau mau ikut?" Tanya Jamie pada Alexa.

"Tidak. Aku akan berkeliling dulu menyapa para tamu."Alexa menggeleng. Dia masih ingin berjalan-jalan, mengamati karya-karyanya, melihat reaksi orang-orang dan bagaimana itu memberikan makna yang berbeda kepada masing-masing yang menatapnya.

"Baiklah. Kami pergi!" Jamie mengibas rambutnya, lalu pergi melangkah penuh gaya.

Wanita yang satu itu memang selalu membuat hari-hari Alexa penuh warna.

"Sampai bertemu nanti Lex!" Chloe melambai sebentar, mengejar Jamie yang berjalan tidak jauh di depannya.

Ruang pameran cukup ramai. Alexa masih berkeliling, sesekali menyapa para tamu yang ia temui-dan tanpa sadar kedua kakinya kembali membawa ia ke sebuah sisi, tempat lukisan hasil karya dengan sang ayah.

Archibald: The Star, The Fire & The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang