"Aku belum tahu apakah Archibald benar-benar musuh kita atau bukan, tapi yang ku tahu pasti—saat ini dia adalah orang paling berbahaya bagi Alexa, Dad!" Sanggah Isabella.
"Kali ini biarkan Alexa yang mencari jalannya, biarkan dia yang memutuskan." Oliver mengusap wajah, mulai frustasi dengan putri sulungnya.
"Tidak, aku tidak bisa mempertaruhkan hidup putriku!" Suara Isabella meninggi.
"Kalau begitu beritahu Alexa semuanya, atau berhenti sampai disini!" Bentak Oliver.
***
Prefektur Timur
Imperix, Valandria State
Orang-orang berkata bahwa mempersiapkan pernikahan adalah pengalaman yang penuh suka cita sekaligus mencemaskan. Penuh suka cita karena mungkin mimpi untuk bertaut menjadi satu bersama yang terkasih segera menjadi kenyataan. Namun disisi lain perasaan cemas menyelimuti—berharap semuanya berjalan dengan lancar, agar gaun pengantin, cincin, dekorasi, lokasi sesuai dengan yang telah diimpikan di hari-hari sebelumnya. Seperti sebuah cita-cita yang dipersiapkan sejak lama—dan itu artinya harus berjalan sesuai rencana.
Bagi Alexa, mempersiapkan pernikahan ternyata tidak seperti yang dikatakan orang-orang. Tidak ada perasaan cemas apalagi suka cita. Semuanya terasa hambar dan datar. Dia seperti tidak peduli pernikahan ini berjalan sesuai rencana atau tidak. Setiap pilihan yang datang dari perencana, mengenai detail persiapan pernikahannya hanya lewat sekejap dalam pikiran, lalu hilang seperti tidak pernah ada. Untung ada Irina yang memutuskan untuknya, dia yang mengatur segalanya. Kalau dipikir-pikir, Irina jauh lebih antusias—seakan-akan pernikahan ini adalah untuknya, dan pilihan-pilihan itu akhirnya disesuaikan dengan seleranya, pernikahan impian Irina Caspian.
"Aku lebih suka dekorasinya penuh dengan bunga lili dan mawar, dan itu berwarna merah muda juga ungu. Bagaimana menurutmu?" Irina berkomentar
"Lanjutkanlah sesuai dengan apa yang kau inginkan." Jawab Alexa.
"Pesta taman tidak cocok dengan seleraku, bagaimana kalau itu di kastil Ravenspire, sebuah kastil tua megah dan mewah di Maverick?" Irina mengarahkan lokasi pernikahan di sebuah negara paling timur di Prefektur Barat. Kastil itu berada di atas tebing yang terletak dipinggir laut.
"Aku setuju. Itu akan menakjubkan." Alexa yang tidak antusias, hanya mengikuti saran dari Irina.
"Dan gaun pernikahanmu—"
Alexa memotong. "Aku ingin mengenakan gaun yang sederhana."
"Tidak Alexa. Itu tidak cocok dengan tempatnya, dan Tuan Archibald pasti tidak menyukai itu. Dia pasti akan lebih memilih gaun pernikahan termewah, tercantik dengan detail yang rumit untukmu, Alexa." Irina protes.
"Aku akan memakai gaun itu untuk diriku sendiri. Jadi tidak harus cocok dengan tempatnya, apalagi hanya untuk menyenangkan Max." Untuk yang satu ini, Alexa ingin memilihnya sendiri—dan ini bukan untuk Max, bukan untuk siapapun, tapi untuknya seorang. Setidaknya ini adalah satu-satunya yang tersisa dari pernikahan impiannya.
***
Dua bulan berlalu, Imperix memasuki pertengahan musim gugur.
Dua bulan ini hidup Alexa berjalan sedikit berantakan, dan ia merasa sangat kesepian. Rasanya seperti paus Whale 52, seekor mamalia laut yang berenang sendirian di samudera—tanpa kawanan yang memahami atau merespons panggilannya.
Sama seperti si paus, belakangan ini Alexa sulit berkomunikasi dengan semua orang. Percakapannya dengan keluarga Aria dan Jamie misalnya, selalu berakhir dengan mereka yang mempertanyakan keputusannya—sesuatu yang sudah bulat di telan, dan tidak mungkin ia muntahkan. Sementara dengan Nate, ia menghindarinya. Dia masih perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi Nate dan segala perasaannya. Pria itu perlu dihadapi dengan sebaik-baiknya. Alexa tidak ingin membuatnya retak. Jadi soal Nate, Alexa sangat berhati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archibald: The Star, The Fire & The Shadow
Romance#1 Dendam 28 Sep 2024 #1 Conspiracy 24 Sept 2024 #1 Saham 28 Sept 2024 #1 Obsesif 13 Okt 2024 #2 Politics 13 Okt 2024 #7 War 24 Sep 2024 *** Max mendekap Alexa dan membawanya ke dalam pangkuan. Melarikan diri-mungkin Max punya perhitungan yang lebih...