Ridho sudah sampai di rumah setelah mengantar Shabrina ke hotel. Dia segera beres-beres kemudian selanjutnya duduk di sofa ruang keluarga. Sepi sekali. Althaf juga tidak terlihat mondar-mandir. Ayah juga tidak ada. Hanya Ibu yang masih duduk di kursi meja makan
"Mas" panggil Ibu
"Dalem, bun"
"Maem lagi gak?"
"Edo udah makan sama Shabrina tadi"
"Kamu bilang tadi ada tragedi, katanya mbak Ina nolongin orang kecelakaan, gimana ceritanya?" tanya Ibu sambil menghampiri RIdho di sofa
"Ya tadi di jalan tiba-tiba ada orang kecelakaan di depan Edo, trus Shabrina nyuruh Edo berhenti buat nolongin orang itu. Disana Shabrina ngecek-ngecek kondisi korban trus telepon ambulans. Pas ambulans dateng korbannya sempat muntah darah, dan bajunya Shabrina kena darah semua. Karena habis muntah darah, kondisi korbannya kan memburuk jadi Shabrina diminta ikut di ambulans sampai rumah sakit. Trus yaudah deh Edo jemput Shabrina di rumah sakit. Balik dari rumah sakit mampir beli baju dulu, kan gak mungkin pergi dengan baju penuh noda darah kan, Bun"
"Oh gitu to ceritanya. Pantes Ibu pikir kok lama banget, makanya Ibu telepon kamu tadi"
"Bun, Edo tuh kan awam ya sama dunia kedokteran. Ibun pasti juga sama. Asli sih waktu lihat Shabrina nanganin pasien tadi, klepek-klepek Edo bun"
"Kenapa gitu?"
"Berkharisma banget"
"Orang tuanya pasti bangga banget ya mas punya mbak Ina"
"Harusnya begitu sih bun"
"Ibu aja yang bukan orang tuanya bangga lho"
"Kan bentar lagi jadi orang tuanya"
"Kamu mau nikahin mbak Ina. Kapan kapan?" tanya Ibu bersemangat
"Nunggu mbak Ela dulu aja"
"Gak mau bareng aja sekalian?"
"Orang tinggal bulan depan masa mau dibarengin"
"Gak usah lama-lama mas. Kalo udah cocok ya diseriusin aja. Kan kalo mbak Ela udah, kamu udah Ibu sedikit lebih tenang"
"Doanya ya bun"** ** ** ** **
Seluruh pemain yang berada di liga 1 sudah berkumpul di Lapangan Madya untuk menjalani TC. Latihan malam ini terakhir sebelum besok mereka berangkat menuju ke Arab Saudi. Shabrina duduk di bench tepi lapangan memejamkan mata
"Ngantuk?" tanya Witan yang tiba-tiba duduk di samping Shabrina
"Iya nih. Tumben banget" kata Shabrina sambil membuka matanya
"Rebahan aja di tribun sana"
"Tan, aku tuh gak bisa deh kayanya kalo tiduran di sembarang tempat bisa merem"
"Masa? Kalo aku mah yang penting ada tempat rebahan aja bisa tidur"
"Itu mah namanya pelor"
"Btw, udah berapa lama pacaran sama Ridho?"
"Berapa ya? Hampir dua tahun kayanya mah"
"Lama juga ya"
"Iya ya. Gak nyangka juga bisa lama gitu"
"Gak kepikiran nikah kalian?"
"Kepikiranlah. Gila apa pacaran udah lama gak dinikahin gue"
"Kapan?"
"Berasa kaya diinterogasi nih" kata Shabrina
"Nanti gue yang bilang Ridho biar cepet ngelamar" kata Witan sambil meninggalkan Shabrina "Udah cocok juga kemarin waktu gendong Hanina" teriak Witan
"Makasih lho ya inisiatifnya" teriak Shabrina membalas WitanShabrina hanya geleng-geleng kepala saja melihat ulah Witan. Setelah selesai latihan mereka istirahat sebentar di tepi lapangan. Sudah lama Shabrina tidak membuka sosial media dan akhirnya dia memutuskan untuk membuka instagram. Ada beberapa foto yang ditandai untuk Shabrina. Salah satunya adalah foto dia menggendong Hanina ditemani Ridho. Diunggah oleh salah satu akun fans Ridho mengambil foto dari inatastory Gita
KAMU SEDANG MEMBACA
Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)
FanficMonofonir adalah transmisi yang pada titik tertentu akan menghasilkan bunyi tunggal. Shabrina Faradilla Atmodjo yang sudah melupakan masa lalunya limbung karena mendadak ingatan itu kembali, tanpa sengaja. Shabrina tidak pernah bisa melupakan monofo...