MTT 09

14.9K 778 8
                                    

Titik terang

•••

Setelah Gintar mengetahui ada perdagangan manusia di kota C, dia dengan segera menyuruh prajurit untuk menangkap pelakunya.

Berita ini menyebar dengan cepat ke penjuru kota, banyak orang yang beranggapan jika pelakunya sakit jiwa, ada juga yang memuji kepintaran Gintar.

Karena jasanya, presiden membuat penghargaan untuk Gintar, pelaku utama sudah ditangkap dan para korban juga sudah di kembalikan kepada keluarga.

Ada sekitar 900 lebih wanita atau anak-anak yang diambil dari markas, sisanya sudah banyak terbunuh.

Menurut pengakuan korban, pelaku menangkap mereka untuk dijual ke para kanibal. Kanibal ini juga tidak diketahui siapa orangnya.

Pelaku utama hanya mengaku bahwa dia menculik, dia tidak membunuh apa lagi memakan manusia.

Feiza membaca koran yang baru diterbitkan pagi tadi dengan ekspresi serius, "Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Zeyan.

Saat ini Feiza, Zeyan, dan Allean sedang berkumpul di rumah pohon, rumah pohon ini dibuat satu tahun lalu.

Rumah pohon terletak di dalam hutan, tepatnya dibelakang kamp militer.

Biasanya jika para prajurit sedang sibuk mereka bertiga tidak masuk kedalam kamp melainkan bermain di rumah pohon.

Allean sedang bermain bola dibawah, anak itu tergila-gila dengan bola, entah itu basket atau bola kaki.

Sedangkan Feiza dan Zeyan kedua anak itu berada diatas rumah pohon sambil membaca beberapa berita di koran yang menampilkan berita tentang perdagangan manusia di Kota C.

"Menurutku, masalahnya belum selesai sampai disini." Ucap Feiza pelan.

Dikata-katanya ada sedikit keyakinan dan keraguan, walaupun pelaku utamanya telah ditangkap, lalu siapa kanibal itu?

Tiga kasus beberapa belas tahun yang lalu diantara nya pertempuran mafia dan geng bermotor, Sepertinya pelaku tersebut adalah kanibal yang disebutkan.

Dia mengambil beberapa anggota geng bermotor lalu memakannya, hingga tidak ada satupun daging yang tersisa untuk dikuburkan.

Lalu bos mafia yang mati terbakar, Sepertinya dia juga sudah dimakan kanibal.

Feiza menceritakan semua kejanggalan yang dia rasakan kepada Zeyan, Zeyan mendengarkan dengan serius.

Disela-sela percakapan mereka, Allean naik keatas sambil membawa beberapa buah apel ditangannya dan memberikan kepada Feiza beserta Zeyan.

"Menurut aku yang kamu omongin salah." Allean duduk ditengah sambil memakan apelnya.

"Kenapa salah?"

Feiza menatap Allean lalu menatap Zeyan, "Apa yang salah?" Tanya nya lagi.

"Jelas kanibal ini cuma mau makan, pelakunya pasti orang lain."

"Kanibal ini pasti orang yang kuat, punya banyak kekuasaan yang bisa melindungi pelakunya."

"Karena dia orang yang kuat, dia tidak bisa menculik secara langsung, pasti ada orang yang dibelakangnya selain pelaku yang sudah ditangkap kemarin."

Mereka bertiga kembali berpikir tentang misteri dibalik kasus yang sedang ditangani Gintar.

Zeyan berdiri dan mengambil papan tulis yang terletak di sudut ruangan, dia mulai mencatat satu persatu pelaku.

"Sembilan ratus orang masih hidup dan sisanya sudah mati, yang ditangkap cuma ada sekitar dua puluh orang, dengan berjumlah dua puluh orang mereka bisa menahan korban yang jumlahnya seratus kali lipat dari mereka "

Lalu Zeyan menunjuk pelaku utama atau bos yang menjadi tersangka pelaku perdagangan manusia.

"Dia bernama Steven, berumur 65 tahun, bermarga Chen."

"Dia orang Tiongkok?" Tanya Feiza dan diangguki Zeyan.

"Lalu dia Bento tangan kanan Steven, yang bertugas untuk melakukan penculikan."

"Dari dua puluh orang ini, hanya terdapat lima orang yang memiliki tugas khusus, yaitu menculik, membuat strategi, menjual, menjaga, lalu satu lagi belum diketahui."

"Mungkin pelaku ini yang bertugas untuk menyampaikan semua informasi ke kanibal."

"Tahun 1887 saat itu terjadi kerusuhan di kota H, yang melibatkan banyak kubu seperti mafia, geng bermotor, warga, penjabat bahkan tentara."

"Hanya satu yang tidak terlibat, bahkan orang ini dengan tergesa-gesa menutup kasusnya."

Zeyan menuliskan satu nama diatas nama yang lainnya, lalu menunjukkan kepada Feiza dan Allean.

"Presiden?"

***

"Sepertinya bukan komandan yang melakukan semua ini." Ujar seseorang dengan nada suara yang berat dan aneh.

Laki-laki berbaju hitam duduk di kursi besar sambil memainkan miniatur pesawat, "Ada orang lain dibelakang komandan."

"Orang ini bisa dengan mudah menebak semua strategi kita dalam waktu 24 jam, menurut kamu siapa orang itu?"

"Kakek tua? Dia sudah tua, bahkan pikiran nya sudah pikun."

Laki-laki ber jubah hitam berdiri tegak sambil tertawa keras, dia menatap nampan makanan diatas meja yang tersaji berbagai daging salah satu yang mencolok adalah kepala manusia berjenis kelamin perempuan.

"Dia mungkin sudah menyadari jika aku lah yang mengintruksi untuk menculik warga."

"Kamu, terus selidiki siapa saja yang selalu berada di dekat komandan, jika kamu melihat sedikitpun kejanggalan beritahu aku."

"Baik!"

***

F

eiza berjalan masuk kedalam rumah, gadis itu menghampiri Sandrina yang sibuk dengan makanan ringannya.

Ketika Sandrina menyadari kehadiran Feiza, wanita itu melambaikan tangannya menyuruh Feiza untuk datang kesana.

"Dari mana kamu?" Tanya Sandrina sambil memberikan sebotol susu kepada Feiza.

Feiza menerima botol tersebut dan meminumnya dengan santai, "Dari rumah pohon, aku, Zeyan sama Allean main bola disana."

"Ifei, banyak kejadian yang terjadi, anak-anak dan wanita diculik, kamu harus hati-hati." Peringat Sandrina ketika mengingat berita di koran yang dia baca siang tadi.

Feiza mengangguk mengerti, dia hanya ingin membantu ayahnya untuk menyelesaikan kasus, agar Gintar tidak mati di masa depan.

Kasus ini memiliki banyak konspirasi didalamnya, jika Feiza tidak bergerak maka mereka yang bergerak lalu membunuh Gintar.

Ketika mengingat ayahnya, kepada Feiza menoleh ke kanan ke kiri untuk mencari keberadaan Gintar.

"Bunda, dimana ayah?"

"Dia belum pulang, kayaknya ayah kamu masih sibuk mengintrogasi pelakunya."

TBC

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang