MTT 20

10.5K 580 0
                                    

"Feiza kabur."

•••

Langit sudah mulai gelap, namun seorang remaja yang menggunakan baju militer terus mengelilingi kota untuk mencari Feiza.

Ketika Zeyan mendapatkan kabar jika Feiza kabur dari rumah untuk menemui kekasih jauhnya, rasanya ada kemarahan yang ingin meledak dihati Zeyan.

Tangan Zeyan mengepalkan tangannya sendiri, gigi bawahnya bergesekan dengan gigi atasnya.

Gintar mengatakan Feiza kabur menuju kota H, namun dia sudah berkeliling tapi belum juga menemukan gadis itu.

Zeyan memiliki banyak koneksi di kota H, jika benar Feiza ada disini seharusnya Feiza telah ditemukan.

Kemungkinan Feiza tidak pergi ke kota H, dia sengaja memancing anak buah ayahnya untuk mencari di kota H dan dirinya sendiri kabur ke kota lain.

"Zeyan, anak itu gak ada disini, kami udah lima jam nelusurin kota." Ucap salah satu teman Zeyan.

Zeyan mengangguk, walaupun dirinya panik dia juga tidak ingin teman-temannya terus mencari untuk beberapa jam lagi.

Kota H bukan tempat yang kecil, jika Feiza tidak ditemukan itu berarti dia tidak disini.

Dia memasuki mobil, "Nanti kalo ada yang nanya bilangin aku pergi nyariin kucing hilang!"

Teman Zeyan mengiyakan ucapan Zeyan, setelah itu Zeyan pergi melajukan mobilnya menuju barat.

Disana ada kota C, mungkin saja Feiza berada di kota C.

Perjalanan dari kota H dan C menempuh setidaknya 2 jam lebih, matahari satu jam yang lalu sudah terbenam sepenuhnya dan digantikan dengan gelapnya bulan.

Saat Zeyan sampai di depan rumah dia disambut dengan kehadiran Gio yang melihat kedatangan nya dengan raut wajah terkejut.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Gio ketika melihat keadaan Zeyan sekarang.

Zeyan menatap kekanan dan kekiri, "Feiza kabur, mungkin dia ada di kota C."

Mendengar berita Feiza kabur, Gio menjadi lebih terkejut lagi, tanpa babibu dia masuk kedalam mobil.

"Ayo aku temenin, di kota C aku yang paling hapal rute disini."

Mobil berjalan dengan kencang menelusuri kota C, tidak ada tempat yang terlewatkan.

Namun Feiza juga belum ditemukan, untuk mengelilingi kota C dibutuhkan waktu 3 atau 4 jam lebih.

Hari sudah semakin larut, bahkan mobil yang berlalu lalang semakin sedikit, Gio menyuruh Zeyan untuk berhenti disalah satu restoran yang buka 24jam.

"Kita makan dulu, jangan sampai kamu pingsan di tengah jalan." Ucapnya dan menarik Zeyan masuk kedalam restoran.

Mereka berdua memesan satu porsi daging dan jus apel, beberapa pelayan yang melihat keadaan kedua remaja itu sedikit penasaran.

Baju sekolah militer milik Zeyan sedikit ternodai dan basah karena keringat, wajahnya kusam dengan rambut acak-acakan.

Sedangkan Gio masih terlihat rapi walaupun sedikit pucat.

Ketika makanan sudah disajikan, Zeyan dengan tergesa-gesa memakan makanannya hingga membuat Gio sedikit menganga.

Selama dia berteman dengan Zeyan, baru kali ini dia melihat Zeyan seperti orang kelaparan dan seperti gembel.

Ayah Zeyan adalah seorang pengusaha sukses yang mempunyai banyak aset didalam kota dan diluar kota. Kakeknya seorang wakil jendral dan ibunya adalah seorang pianis terkenal.

Dia hidup bergelimangan harta, namun sekarang dia seperti melihat gembel rakus yang sering dia temui di jalanan.

Belum sempat pulih dari keterkejutannya, kedatangan seseorang membuat nya bertambah terkejut.

"Allean ngapain disini!" Gio mencekal tangan Allean saat remaja itu datang menghampiri mereka.

"Zeyan, Feiza udah ketemu?" Tanya Allean dengan nafas terengah-engah.

Remaja itu sudah datang dari kota K menuju kota H untuk mengetahui kabar terbaru mengenai Feiza, setelah mengetahui jika Zeyan pergi ke kota C, dia tanpa berpikir langsung pergi ke kota C.

Zeyan menghentikan kegiatan makannya, "Makan dulu baru cari lagi, kita juga butuh tenaga untuk nyariin dia." Gumam Zeyan dengan nada yang dingin.

Allean mengangguk setuju, dan memesan makanan yang sama seperti Zeyan juga Gio.

"Ada kabar apa dari kota K?" Tanya Zeyan.

Allean berpikir sejenak, "Paman Gintar sibuk nyariin Feiza, aku gak tau sebenernya Feiza kemana."

"Dia udah dicariin ke beberapa kota tapi tetap gak ketemu!" Ucap Allean kesal.

Dia kesal karena Feiza kabur dari rumah dan menyusahkan mereka hanya untuk seorang laki-laki.

"Selama ini Feiza gak pernah ngomong tentang pacarnya." Celetuk Gio.

Tanpa sadar tangan Zeyan kembali mencekal sendok dengan kencang hingga meninggalkan jejak kemerahan ditangannya.

"Kalo aku tau dia bakalan jadi kayak gini, aku gak akan terlalu fokus sama ujian kelulusan!" Keluh Allean sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang.

Bagaimanapun Feiza satu-satunya teman perempuan yang mereka miliki, walaupun Feiza pintar dia masih seorang remaja yang belum memasuki usia ilegal.

Makanan milik Allean sampai setelah dia mengatakan itu, dengan wajah tidak bernafsu dia memakan makanan tersebut dengan lahap.

Benar kata Zeyan, jika ingin mencari Feiza mereka harus makan lebih dahulu.

TBC

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang