"Kalian pacaran?"
•••
Kevan berdehem gugup, dia menatap satu persatu orang didepannya, bahkan Feiza dan Zeyan ikut menatapnya dengan pandangan keinginan tahuan.
"Sejak kapan kamu menjadi Lenio?" Tanya Allean.
Kevan memandang Allean tak terima, "Pertanyaan kamu salah, aku sudah menjadi Lenio sedari aku lahir."
Dino yang masih sedikit syok tidak berbicara sedari tadi, kerjaan nya hanya melamun dan sesekali menatap Kevan.
Jika dirinya tau jika Kevan adalah orang terkejam di dunia bawah, dia tidak akan pernah berkata kasar kepada Kevan.
Untung saja dia tidak pernah melakukan sesuatu yang kelewatan, jika tidak siapa tau Kevan akan membunuhnya ditempat.
Kevan menoleh ketika menyadari sikap aneh dari Dino, "Biasanya banyak ngomong." Tuturnya kepada Dino.
Apakah identitas nya sangat menakutkan? Dia hanya ingin menjadi orang biasa, namun kenapa orang-orang pada takut kepadanya.
Bahkan selama ini Kevan tidak pernah membunuh orang menggunakan tangannya, jika dia ingin membunuh maka bawahan nya yang melakukan.
Setidaknya dia masih polos, dia belum pernah membunuh!
Dino menatap Kevan dengan sinis, tapi di detik berikutnya dia berubah menjadi ketakutan, "Siapa yang berani ngomong didepan malaikat maut?" Jawabannya.
Tentu mereka semua tau kekejaman sosok Lenio, di tahun pertama Dino menjadi trainee tentara, dia pernah mendengar jika Lenio pernah membunuh semua anggota gengster yang membuat masalah dengannya.
Anggota gengster bukan hanya berjumlah 10 atau 20 orang melainkan hampir 80 orang.
Kevan menghela nafas, "Aku gak ada niat jahat disini." Ucapnya ketika merasa semua orang menuduhnya.
"Kamu bilang, kamu diawasi beberapa orang?" Tanya Feiza ketika mengingat cerita dari Rifan.
Kevan mengangguk membenarkan, dia memang merasa diikuti, tapi dia tidak tau siapa itu.
Feiza kembali berpikir, apakah orang ini adalah pelaku pembangunan Kevan dimasa depan? Haruskah dia membantu Kevan.
Jika dilihat lagi Kevan tidak seperti orang jahat, walaupun dia dikenal sebagai penjahat, dia tetap memiliki hati yang baik.
Penjahat juga memiliki perasaan. Setelah dia mengetahui jika sosok Lenio adalah Kevan, dia merasa tidak buruk untuk membantunya.
"Aku dengar kamu pernah membunuh sekumpulan gengster?"
Kevan memajukan tubuhnya, mengapa Feiza mengetahuinya? Dan untuk apa Feiza bertanya.
"Iya, apakah gengster itu bersangkutan dengan penguntit itu? Tapi seingat ku, aku tidak menyisakan sedikitpun diantara mereka."
"Siapa yang tau jika ada beberapa orang yang lolos dan ingin membalaskan dendam." Balas Feiza.
Kevan menurunkan alisnya, dia mencoba mencerna makna ucapan Feiza.
"Gak mungkin, bawahanku berkata semuanya sudah mati." Ujar Kevan yakin.
Semua orang terdiam, jika bukan gengster lalu siapa penguntit itu?
Feiza menatap beberapa orang didepannya, "Allean, kamu mau mainin peran detektif lagi gak?" Tawar Feiza.
Semua pasang mata menatap Feiza, terutama Zeyan yang berdiri disampingnya.
"Jangan, itu berbahaya." Ucap Zeyan.
Lenio adalah orang kuat, jika ada orang yang berani memprovokasi nya itu berarti musuh Lenio lebih kuat darinya.
Feiza menatap Zeyan, "Kami hanya menjadi detektif, kenapa berbahaya?"
Kevan menatap Zeyan dan Feiza bergantian, "Apa yang dibilang Zeyan benar, mereka terlalu berbahaya."
"Kevan, musuh biasanya ada disamping kamu sendiri, tempat paling aman untuk musuh ada berlindung disampingmu." Ucap Feiza.
Feiza ingat jika Kevan memiliki satu orang kepercayaan, biasanya urusan Kevan selalu diurus olehnya.
Entah mengapa Feiza merasa orang itu mencurigakan, sebab disaat Kevan ditemukan digantung, bawahan Kevan menghilang begitu saja.
Kevan merenung, matanya menatap Feiza yang sudah berjalan pergi bersama Zeyan dan Allean.
"Kamu percaya apa yang dibilang Feiza?" Tanya Dino.
Entah mengapa Kevan merasa apa yang dikatakan Feiza ada benarnya, jika benar orang yang mengincarnya adalah bawahan nya sendiri.
Maka Kevan tidak akan memaafkan orang itu.
Dia menunjuk Rifan yang bersandar di dinding, "Kamu ikut aku menyelidiki kasus."
***
"Kenapa kamu tertarik untuk membantu Kevan?" Tanya Zeyan tak suka.
Feiza menoleh, "Aku gak tau, tapi menurutku Kevan orang baik."
"Aku gak mau orang sebaik dia harus mati ditangan orang yang salah."
"Walaupun kelakuan Kevan suka membuatku kesal, menurutku Feiza benar." Tutur Allean yang sedari tadi terdiam.
"Tapi dia Lenio." Ucap Zeyan.
Zeyan juga merasa Feiza benar, namun Kevan adalah Lenio, dia pasti memiliki musuh yang kuat.
Zeyan hanya tidak ingin membuat Feiza dan Allean didalam bahaya.
"Sebaiknya kita jangan bahas Kevan dulu, kita bahas tentang hubungan kalian." Ucap Allean dengan pandangan menyelidik.
"Kalian udah pacaran?"
Feiza dan Zeyan mengangguk serempak, memang mereka berdua sudah memutuskan untuk berpacaran beberapa waktu lalu.
"Sudah aku duga." Dengusan dingin keluar dari hidung Allean.
"Al kamu gak marah kan?" Tanya Feiza.
Dia hanya tidak ingin Allean menjauh seperti apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya.
"Untuk apa aku marah? Sahabat aku bukan hanya kalian, tapi ada Gio juga."
Senyum diwajah Feiza merekah, dia memeluk tubuh Allean dengan kencang, "Selamanya kamu akan menjadi sahabat kami!"
Allean membalas pelukan Feiza, "Aku tau."
TBC
Kayaknya aku gak bakalan up untuk beberapa hari, tapi gak tau juga, tunggu update aku aja ya^^
Tapi kalau aku gak up, mohon maklum soalnya aku lagi siapin untuk ujian.
Aku bakalan sempetin waktu buat nulis walaupun gak tau kapan bisa update.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TIME TRAVEL [END]✓
FantasySEBELUM MEMBACA, DIMOHON UNTUK MEMFOLLOW AKUN AUTHOR ( ◜‿◝ )♡ Dosa terbesar yang Feiza lakukan adalah menggugurkan kandungan nya sendiri, membunuh anaknya yang bahkan belum sempat lahir kedunia. Suaminya membenci Feiza hingga menceraikan diri...