MTT 15

3.7K 205 0
                                    

Ingin mengenalnya

•••

Tidak terasa waktu telah berlalu 2 tahun, Zeyan saat ini bersekolah di sekolah khusus militer. Sedangkan Feiza bersekolah di salah satu sekolah menengah atas yang terletak di pusat kota K.

Beberapa bulan lagi tahun akan berganti, Allean sebentar lagi harus mengikuti ujian kelulusan.

Dalam beberapa tahun ini mereka bertiga jarang sekali bertemu karena berbeda sekolah, apalagi Zeyan yang letak sekolah nya berada di luar kota.

Jika ingin bertemu harus diwaktu libur, mungkin tahun baru ini Zeyan akan pulang? Seperti beberapa tahun sebelumnya.

Lalu Gio, anak itu juga sudah memasuki jenjang sekolah menengah atas, dia masuk ke sekolah yang terletak di kota C.

Yang Feiza tau kakaknya Gio sudah menikah bersama seorang pedagang yang berada di kota C, pedagang ini cukup kaya hingga mampu membiayai pendidikannya.

Melihat teman-temannya sudah memiliki tujuan dan jalan masing-masing, Feiza ikut merasa senang.

Gintar juga pernah menanyakan akan menjadi apa dirinya dimasa depan, Feiza hanya menjawab ingin menjadi seseorang yang bisa memberikan keadilan untuk dunia.

Lalu dia memutuskan untuk menjadi pengacara, ayahnya kembali bertanya mengapa harus menjadi pengacara?

Disaat ini pengacara sulit untuk mendapatkan uang, apalagi beberapa orang ada yang tidak mengerti seperti apa itu hukum.

Mereka hanya mengetahui jika ada yang melakukan kejahatan maka akan ditangkap polisi atau tentara. Hanya sebagian orang saja yang mengerti jika tugas pengacara adalah membela kliennya.

Pengetahuan hukum dizaman ini tidak terlalui banyak, Gintar mengatakan jika menjadi pengacara lebih sulit daripada menjadi seorang hakim.

Feiza mengerti apa yang dimaksud ayahnya tersebut, ayahnya ingin dia menjadi hakim alih-alih menjadi pengacara.

Tetapi Feiza pernah mengatakan sesuatu yang membuat Gintar tidak bisa lagi menentang keinginan nya.

"Pengacara memiliki hak untuk membela seseorang, sedangkan hakim dia hanya memutuskan dengan ketukan palu, keputusan hakim diambil dari hasil akhir entah itu membenarkan yang salah atau membantu yang tidak bersalah."

"Sedangkan pengacara bisa membuat keputusan sendiri, dan memperjuangkan kebenaran serta keadilan."

Sedikit perempuan yang memiliki gagasan seperti Feiza, apalagi dimasa ini kebanyakan perempuan tidak terlalu mementingkan pendidikan.

Mereka beranggapan jika perempuan hanya harus menikah, menyenangkan suami, dan merawat anak. Pendidikan tidak akan berguna dimasa depan.

Tapi gagasan seperti itu jelas salah, dimasa depan jika ingin mencari pekerjaan entah itu kecil atau besar harus membutuhkan pendidikan atau pengalaman.

Feiza berjalan masuk kedalam kamp militer, dia merasa sudah sangat lama tidak masuk kedalam.

Didalam kamp dia melihat beberapa prajurit sedang melatih anjing, dan beberapa lagi sedang bermain bola di lapangan.

Dalam dua tahun ini tidak banyak kasus besar, jika ada kasus itu bisa di selidiki polisi saja tanpa prajurit militer yang harus turun tangan.

Walaupun sudah lewat beberapa tahun Feiza masih belum bisa melupakan mimpinya tersebut.

Apalagi melupakan sosok Fanya yang menjadi beban kedua setelah kematian ayahnya.

Dalam satu tahun terakhir ini juga dia sering meminta detektif swasta untuk mencari Fanya di berbagai kota tetapi sampai sekarang dia masih belum menemukan nya.

Keberadaan Fanya masih menjadi misteri, didalam mimpi nya Fanya mengatakan dia tinggal bersama seorang bibi.

Bibi itu merawat Fanya dari umurnya 8 tahun, katanya ibu Fanya sudah meninggal dunia sejak umurnya 8 tahun.

Feiza masih ingat siapa nama bibi tersebut, namanya Alima, dia janda tanpa anak.

Dirinya juga sudah mencari keberadaan Alima, hasilnya belum juga menemukan mereka berdua.

Di perjalanan masuk kamp, Feiza disapa beberapa prajurit yang melewati nya.

Umur gadis itu sebentar lagi memasuki usia 17 tahun, usia yang  cemerlang bagi para remaja.

Kebanyakan remaja yang sudah memasuki usia ini berusaha untuk menjadi bersinar.

Begitu juga Feiza, ada banyak laki-laki yang seumuran atau lebih tua beberapa tahun darinya yang tertarik kepadanya.

Di usia ini seharusnya dia sudah memasuki masa pubertas pertama.

"Feiza mau cariin komandan ya?" Tanya seorang prajurit yang berumur 20 tahun dengan senyuman genit.

Feiza mengangguk dengan sopan, dia tau orang ini, namanya Kevan.

Kevan baru masuk militer lima bulan lalu, dalam empat bulan dia sudah menyukai Feiza dari pandangan pertama.

Kevan juga sering mendengar tentang dua teman dekat Feiza, tetapi dia tidak pernah melihat kedua orang itu.

"Iya, ayah ada di kamp kan?" Tanya Feiza.

Laki-laki itu menggeleng, "Komandan baru aja pergi, ada tugas negara."

Kepala Feiza tertongak, sudah lama Gintar tidak memiliki tugas. Jika ayahnya sudah turun tangan berarti tugasnya cukup berat.

Dia mengangguk mengerti dan putar balik keluar kamp, "Feiza mau kemana?" Kevan menghentikan jalannya.

"Aku mau pulang."

"Komandan sebentar lagi pulang, kamu mau gabung main bola gak?"

Gadis itu menatap lapangan yang diisi beberapa prajurit seumuran dengan Kevan. Dia kembali teringat ketika dirinya, Zeyan, dan Allean bermain bola disana.

Kegembiraan yang tidak pernah dia rasakan lagi sekarang, karena tiba-tiba teringat masa itu Feiza mengangguk menyetujui.

Dia melepaskan jaketnya dan menyusahkan baju kaos berwarna putih, dia menatap roknya sambil memikirkan apakah tidak apa-apa bermain bola dengan rok sependek ini?

Tiba-tiba sebuah tangan yang membawa celana pendek diatas lutut muncul di depan wajah Feiza.

Itu Kevan.

Feiza menerima celana itu lalu pamit untuk berganti celana.

Teman Kevan yang bernama Dino menghampiri Kevan, "Anak komandan gak nolak?"

"Enggak, aku pernah dengar dulu Feiza sering main bola di sini." Balas Kevan.

Dia sedikit menyesal karena tidak mengenal Feiza dari lama, jika dia mengenal Feiza disaat itu apakah Feiza akan dekat dengannya?

Dan bermain bersama, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang sambil menikmati waktu remaja mereka?

Senyum tipis muncul diwajah putih sedikit kecoklatan milik Kevan, Feiza mengingatkannya kepada ibunya yang telah tiada.

Dulu ibunya juga sering bermain di kamp militer, ibunya tumbuh di tempat militer, waktunya dihabiskan bersama beberapa prajurit.

Mendengar cerita tentang masa kecil ibunya, Kevan merasakan kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan.

Ketika dia melihat Feiza untuk pertama kalinya, ada gejolak keinginan dihatinya. Rasanya dia seperti bertemu ibunya dimasa muda.

Dia ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi teman Feiza agar dirinya bisa merasakan kebahagiaan yang pernah dia impikan dulu.

Masa remaja, masa yang tidak bisa diulang kembali, ketika semuanya berlalu, kenangan yang indah tersebut akan selalu melekat di ingatan hingga kita ingin kembali ke masa lalu dan kembali menikmati momen tersebut.

TBC

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang