Mengendalikan
•••
Dibawah sinar matahari yang bersinar terang, Fanya berjalan pelan menuju rumahnya. Sudah dua hari dirinya tidak pulang apakah ayahnya akan marah?
Kerutan di dahinya terlihat jelas, Fanya tidak takut dipukuli dia hanya tidak ingin melihat wajah laki-laki itu.
Laki-laki yang dulu dia anggap sebagai cinta pertamanya ternyata juga penyebab traumanya.
Banyak orang mengatakan jika dirinya beruntung memiliki ayah seperti Zacky, karena Zacky dengan baik hati menerima Fanya di rumah dan memberikan makan.
Seharusnya wajar Zacky memenuhi tugasnya sebagai ayah, hanya saja dirinya terlahir dirahim seorang wanita penggoda.
Wanita penggoda tidak pernah menikahi kliennya, tapi entah mengapa ibu Fanya mau melahirkan nya lalu memberikan kepada Zacky.
Zacky merawat Fanya setengah hati, kewajibannya sekedar memberikan makan dan tempat tidur yang layak, dia tidak pernah menemani Fanya untuk bermain.
Sejak Zacky bangkrut dia menjadi pecandu narkoba dan alkohol, sering memukul Fanya dan bibi nya.
Terakhir kali Fanya pulang kerumah, laki-laki itu memaksa Fanya untuk menjilat kotoran anjing yang berada di rumah.
Lalu karena marah Fanya pergi dari rumah, dia berteriak mengatakan jika Zacky adalah orang gila yang sudah tidak memiliki kewarasan lagi.
Diperjalanan menuju rumah, langkah Fanya dihentikan seorang laki-laki, untuk sesaat Fanya merasa seluruh cahaya menerangi wajahnya.
"Nona, bisa kita bicara?" Ucap laki-laki itu sambil memasang senyuman yang terlihat manis.
Walaupun dia merasa sedikit menyukai laki-laki asing itu, Fanya menggelengkan kepalanya.
"Maaf."
Gadis itu berjalan pergi melewati laki-laki asing yang tadi menghentikan langkahnya, ketika dia berjalan pergi langkah demi langkah.
Perasaan penasaran menghantui pikiran nya, dan pada akhirnya Fanya berbalik kebelakang untuk melihat laki-laki tadi.
Dia sudah tidak ada..
Tapi selembar kain tergeletak ditanah, tepat ditempat laki-laki berdiri tadi.
"Sapu tangan?" Fanya menggenggam sapu tangan tersebut dengan bingung.
Dan memasukkan sapu tangan tersebut kedalam saku nya.
Sesampainya didalam rumah Fanya disambut tatapan sinis dari bibinya, namun untung saja Zacky tidak di rumah.
"Kenapa kembali? Bukannya kamu sudah memutuskan untuk kabur dari rumah?" Tanya bibi dengan ekspresi jijik.
Fanya tidak menjawab melainkan langsung masuk kedalam kamar, dia memungut semua baju yang dia miliki dan dimasukkan kedalam tas kecil miliknya.
"Mau apa kamu?!"
Gadis itu menoleh, "Kenapa? Bahkan untuk mengambil barang milikku sendiri aku tidak diperbolehkan?"
"Baju itu dibeli menggunakan uang Zacky, apakah kamu berhak mengambilnya?"
Fanya mencengkeram erat tangannya, rasa tak berdaya membuat dirinya ingin menangis sekuat mungkin.
Bibi nya selalu menggertak, dan ayahnya selalu memukul lalu dia hanya bisa menerima semua penghinaan yang mereka berikan.
Fanya kembali mengeluarkan seluruh baju didalam tas, selain dua buah baju, "Baju ini dibeli menggunakan uangku sendiri." Ucapnya lalu berjalan pergi.
Setelah berjalan jauh dari rumah itu, Fanya kembali berjalan menuju gudang tua yang tidak jauh dari ladang.
Biasanya dia akan tidur disana ketika kabur dari rumah.
"Nona!"
Langkah gadis itu terhenti, dia berbalik kebelakang ketika mendengar suara yang tidak asing ditelinganya.
Dia laki-laki yang tadi bertemu dengannya.
"Ada apa?" Tanya Fanya sambil memegang erat tas yang berada di tangannya.
"Apakah tadi aku menjatuhkan sapu tangan?" Tanya laki-laki itu.
Fanya tertegun, selama dia tinggal ditempat ini, sudah banyak versi laki-laki yang dia temui.
Dari brengsek, lalu suka mencuri, memukuli seperti ayahnya. Hanya laki-laki ini yang berlari kearahnya dan menanyakan sapu tangannya seolah dia mengetahui jika Fanya telah mengambil sapu tangan itu.
Karena merasa seperti seorang pencuri, Fanya memberikan sapu tangan tersebut kepada laki-laki itu, "Tadi terjatuh, bukan aku yang mencurinya."
Laki-laki itu kembali tersenyum manis, "Terimakasih, aku tidak mengatakan kamu mencurinya."
"Namaku Rifan, nama kamu??" Rifan menjulurkan tangannya kedepan.
Fanya dengan ragu-ragu menyambut juluran tangan itu, "Fanya."
"Nona Fanya terimakasih karena telah mengembalikan sapu tangan nya, sebagai ucapan terimakasih aku akan mentraktir kamu makan."
Lesung pipi dikedua pipi Rifan terlihat di bibirnya, hingga menambah ketampanan yang dia miliki.
Sebagai seorang gadis normal, Fanya tentu merasa terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Rifan.
"Sama-sama tapi tidak perlu."
***
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Feiza yang sedang merajut sebuah sapu tangan.
Rifan menghampiri Feiza dan memberikan sapu tangan miliknya, "Nona, sepertinya Fanya tidak mengetahui jika Zacky ingin memasuki ibu kota."
"Bagaimana kamu tau?" Tanya Feiza.
"Tadi saya bertemu dengannya, dia seperti bertengkar dengan bibinya dan kabur dari rumah."
Tangan Feiza yang sedang menjahit terhenti, "Sepertinya dia memang memiliki konflik dengan keluarga nya."
"Menurutmu apakah dia akan terlibat?"
"Tidak mungkin, dia hanya seorang gadis kecil yang ditinggalkan, kenapa dia bisa terlibat?" Tanya Rifan bingung.
"Jika dia masih terikat dengan Zacky atau bibinya, dia pasti akan terlibat."
"Dimata Zacky, Fanya hanya pion yang bisa membawanya menuju ibu kota."
Feiza menyerahkan kembali sapu tangan yang Rifan berikan, "Jika kita membawanya ketempat yang jauh, dia tidak akan terlibat."
"Apa rencana nona?"
Walaupun Fanya sudah merusak kehidupannya, Feiza masih berharap jika dikehidupan ini dia tidak akan mengulangi nya lagi.
Kali ini Fanya hanya seorang gadis kecil yang tidak tau bagaimana kejahatan bekerja.
Fanya hanya tau cara bertahan hidup, mungkin dikehidupan sebelumnya Zacky memberikan sesuatu yang membuat Fanya tertarik untuk membantunya.
Kali ini dirinya bukan hanya ingin menyelamatkan diri sendiri, melainkan menyelamatkan Fanya dari kejahatan yang dia buat sendiri.
Dirinya sudah mengampuni Fanya, apakah gadis itu masih ingin melukainya? Dan membunuh anaknya?
Feiza tanpa sadar menatap Rifan yang terlihat sedikit gelisah? "Jika dia bisa mengendalikan Fanya, seharusnya akan baik-baik saja."
Alasan mengapa Feiza memberikan tugas mendekati Fanya kepada Rifan karena Feiza berharap Rifan bisa menjaga Fanya.
Dan mengendalikan Fanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TIME TRAVEL [END]✓
FantasySEBELUM MEMBACA, DIMOHON UNTUK MEMFOLLOW AKUN AUTHOR ( ◜‿◝ )♡ Dosa terbesar yang Feiza lakukan adalah menggugurkan kandungan nya sendiri, membunuh anaknya yang bahkan belum sempat lahir kedunia. Suaminya membenci Feiza hingga menceraikan diri...