MTT 37

1.2K 116 1
                                    

Hamil

•••

Satu tahun, dua tahun, dan sampailah tahun ketiga. Sudah tiga tahun Feiza menjalin hubungan dengan Zeyan.

Terkadang mereka tidak bertemu beberapa bulan karena Zeyan harus menyelesaikan misi dan Feiza sibuk dengan beberapa kasus penting.

Allean kini sudah menjadi seorang dokter dirumah sakit yang berada di pusat kota.

Dari apa yang mereka dengan, Gio saat ini mewarisi usaha kakak iparnya.

Hari ini adalah malam tahun baru, Feiza, Zeyan, Allean dan juga Gio memiliki waktu untuk berlibur.

Pada akhirnya keempat sahabat tersebut memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah pohon yang telah lama mereka tinggalkan.

"Apa harapan kalian untuk masa depan?" Tanya Allean yang sedang menatap langit malam dipenuhi kembang api.

"Aku berharap kita bisa hidup bahagia selamanya." Jawab Gio.

Yang Gio inginkan adalah kebahagiaan untuk dirinya dan ketiga temannya.

Feiza menoleh, "Apakah kamu tidak bahagia sekarang?"

"Bahagia, tapi akhir-akhir ini aku sedikit merasa tertekan dengan pekerjaanku sekarang."

Itu wajar, sebagai remaja yang baru memasuki dunia pekerjaan, Gio sedikit tidak merasa nyaman dengan dunia barunya.

"Apa harapan kamu?" Tanya Feiza kepada Zeyan.

"Aku berharap kita selalu bersama selamanya."

"Allean?"

Allean mengangkat daging yang sudah matang dari atas panggangan, "Aku berharap kita semua panjang umur."

Ketiga laki-laki itu menatap Feiza yang belum memberitahukan harapannya, "Apa harapan kamu?" Tanya Zeyan mewakili kedua temannya.

"Rahasia." Ucap Feiza.

Mereka bertiga tertawa kecil, disela-sela tawa tersebut Feiza memeluk lengan Zeyan dan memejamkan matanya.

"Aku berharap kalian semua bisa berbahagia dan menemukan kebahagiaan masing-masing, aku juga berharap aku dan Zeyan bisa bersama dan membuat keluarga sendiri, dan aku berharap agar Jojo bisa kembali hadir dan merasakan bagaimana kehidupan di dunia ini."

Harapannya terlalu banyak untuk masa depan hingga Feiza tidak tau apakah tuhan akan mengabulkan nya.

Dari kejauhan, Kevan, Jion, Dino, dan Rifan yang sedang berjaga di belakang menyaksikan persahabatan mereka dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan.

Kali ini mereka tidak lagi berharap untuk bergabung bersama mereka, karena di sini mereka berempat sudah membentuk pertemanan sendiri.

Beberapa tahun ini Kevan, Jion, Dion, dan Rifan susah menjadi semakin dekat, mereka merasa sudah seperti menjadi saudara didalam kamp.

Saling menguatkan dan saling mendukung satu sama lain disaat satu dari mereka membutuhkan yang lainnya.

Walaupun identitas Kevan sebagai Mafia, dia tetap diterima didalam kamp militer. Komandan tidak mempermasalahkan nya asalkan Kevan tidak berniat menyakiti orang lain.

"Kamu gak pulang liatin istri?" Tanya Dino kepada Kevan.

Satu tahun lalu Kevan sudah menikah dengan pacarnya, dan saat ini istri dari Kevan tersebut sedang mengandung anak pertama mereka.

Kevan menghela nafas, dia juga ingin pulang tapi Komandan yang kejam itu menyuruh mereka untuk berpatroli di malam tahun baru.

"Kamu pulang aja, nanti biarin kami yang ambil tugas." Tutur Rifan yang tidak tega dengan istri dari Kevan.

Melihat kebaikan teman-temannya, Kevan mengangguk semangat dan berjalan menuju rumahnya untuk menemui istri tercinta.

***

"Ada produk keluaran baru, katanya produk ini lebih canggih daripada radio." Ucap Gio.

Mereka berempat sedang dalam perjalanan menuju rumah Feiza untuk menginap.

"Apa namanya?" Tanya Allean.

Allean selalu bersemangat jika berkaitan dengan produk yang canggih. Ketika Radio dikenalkan di orang pertama yang membeli radio.

"Namanya handphone."

Feiza teringat dengan nama ini, dua tahun lagi Handphone akan lebih canggih daripada Handphone yang baru dikeluarkan sekarang.

Atau mungkin dimasa depan akan lebih canggih lagi?

"Kamu mau beli?" Tawar Zeyan ketika melihat Feiza yang terdiam.

Feiza menggeleng, seingatnya Handphone jenis ini sangat berat, bahkan seperti mengangkat batu bata.

Dia tidak ingin menghabiskan uang untuk membeli handphone yang tak jauh berbeda dengan batu bata tersebut.

Dua tahun lagi Handphone akan lebih ringan walaupun ukurannya lebih kecil.

Ketika mereka telah sampai didepan rumah Feiza, mereka dikejutkan dengan keributan yang terjadi didalam.

Karena panik Feiza langsung masuk kedalam rumah dan menemukan ibunya yang sedang duduk diruang tamu ditemani beberapa keluarga nya yang lain.

"Bunda, kenapa?" Tanya Feiza.

Sandrina memeluk tubuh Feiza dengan erat, "Bunda hamil!" Ucapnya dengan wajah yang berseri-seri.

Feiza menegang, dikehidupan sebelumnya Sandrina tidak hamil, sekarang tiba-tiba ibunya tersebut mengandung adiknya.

Dirinya sudah berumur 20 tahun! Apakah dia akan memiliki adik di umurnya yang ke 20 tahun?

Dan juga Sandrina tidak lagi muda, hamil diumur tua memiliki banyak kerentanan.

Zeyan, Allean, dan Gio yang mendengar kehamilan Sandrina juga ikut terkejut.

"Bunda serius?" Tanya Feiza lagi untuk memastikan.

Sandrina mengangguk yakin, "Bunda serius!"

TBC

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang