MTT 25

2.7K 185 8
                                    

"Itu penting."

•••

Zeyan berjalan menuju ruangan komandan, dia ingin terus melanjutkan pencarian Feiza.

Ketika sudah mendapatkan izin masuk, Zeyan membuka pintu ruangan dan menemukan Gintar sedang membaca koran.

"Ada apa?" Tanya Gintar tanpa mengalihkan pandangannya.

"Paman, apakah sudah mendapatkan kabar dari Feiza?" Tanya Zeyan.

Gintar mendongak, "Belum."

"Paman, aku sedikit mencurigai salah satu tentara yang bernama Rifan, dia menghilang satu hari sebelum Feiza pergi."

Ketika Zeyan mengatakan itu pergerakan Gintar terhenti, "Zeyan, menurutmu apakah Feiza masih sama seperti dulu?"

Alis Zeyan terangkat satu, dia sedikit terkejut karena Gintar tiba-tiba menanyakan pertanyaan tersebut.

"Ada apa paman?"

Gintar mengeluarkan sebuah surat dari dalam laci, "Beberapa hari yang lalu Feiza memberikan ku surat."

"Didalam surat ini, Feiza mengatakan jika dia akan menyelidiki kasus rahasia, dan meminta kami bersiap-siap."

Beberapa hari lalu Feiza juga mengirimkan nya surat, namun surat itu berbeda dengan surat yang Feiza kirimkan dengan Gintar.

Karena penasaran, Zeyan membuka surat tersebut dan membacanya satu persatu kata disana.

Ayah ini Feiza, maaf karena telah membuat ayah khawatir, aku pergi untuk menyelidiki kasus rahasia.
Beberapa hari yang lalu aku mendapatkan kabar dari detektif rahasia jika ada seorang mantan pejabat yang ingin memberontak.

Kasus ini melibatkan ayah, karena dibelakang mantan pejabat ada seorang bos yang lebih kuat. Tujuh hari setelah aku mengirimkan surat aku harap ayah sudah bersiap-siap untuk menghadapi para pemberontak ini.

Tepat tujuh hari setelah mengirim surat, aku dan yang lainnya akan kembali ke ibu kota untuk membantu ayah.

Ifei.

"Jadi Feiza pergi untuk menyelidiki kasus?" Tanya Zeyan.

Gintar mengangguk, dia memijit pangkal hidung nya, "Tiga hari lagi tepat tujuh hari, menurutmu apakah dia akan baik-baik saja?"

Suasana menjadi hening, Zeyan tiba-tiba berdiri dan berjalan pergi tanpa sepatah kata pun.

***

Day 2

Feiza memasukkan satu persatu baju nya kedalam koper, matanya menatap jendela yang terbuka lebar.

Angin sejuk karena pepohonan yang berada di samping penginapan membuat Feiza berdiam diri sebentar.

Perjalanannya beberapa hari ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan menyelamatkan masa depannya membuat Feiza tidak bisa tidur.

Rasa takut akan masa depan, dan takut dengan kemungkinan yang belum terjadi.

Pernahkah kalian memikirkan bagaimana rasanya jika kalian melihat bahaya tepat dihadapan kalian? Lari? Bersembunyi? Atau menghadapinya?

Jika saja Feiza lari dia akan berlari sekuat mungkin, jika saja dia bisa menghindar dia ingin menghindar sejauh mungkin.

Namun sampai kapan dia akan terus lari dan menghindar? Dirinya bukan tuhan yang bisa mengendalikan hati dan perbuatan manusia.

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang