MTT 32

7.6K 509 22
                                    

"Kakak kenapa terluka?"

•••

Rasa sakit di sekujur tubuh Kevan membuat laki-laki itu terbangun dari pingsannya.

Sedikit demi sedikit mata bulatnya terbuka dan menatap bangunan kayu didepannya, mata kevan beralih kepada tangan dan kakinya yang terikat tali.

Siapa yang berani mengikat dirinya? Dia ada tentara, jika tentara lain mengetahui jika dia diculik mau ditaruh kemana mukanya!

Kecan berusaha melepaskan ikatan tersebut, hingga suara langkah kaki menghentikan pergerakan nya.

Suara langkah kaki semakin mendekati pintu, lalu tak lama pintu terbuka dengan pelan dan menampakkan seseorang bertubuh tinggi dan bertudung hitam.

"Kamu siapa?!" Teriak Kevan marah.

Orang misterius itu berjongkok didepan Kevan, tubuh Kevan bergetar pelan ketika melihat ada pistol terselip di saku celananya.

"K-kamu pembunuh?"

Suara renyah terdengar ditelinga Kevan hingga membuatnya terdiam bingung, ada apa dengan penculik ini? Apakah dia sakit jiwa?

"Tidak perlu berpura-pura lagi." Celetuk orang misterius.

Kevan kembali dibuat bingung, bahkan tubuhnya sudah semakin bergerak tidak nyaman ketika pistol tersebut dikeluarkan dari saku.

"Aku hanya tentara yang lemah, a-aku bukan lawan kamu!" Kevan berusaha sekeras mungkin untuk melepaskan ikatan tali yang berada ditangannya.

"Benarkah? Kenapa aku tidak percaya?"

"Apa maksudmu?"

"Sudah aku bilang, jangan berpura-pura lagi!"

Orang misterius itu berdiri, dan melihat Kevan dari atas. Dia melepaskan topengnya dam melemparkannya ke sembarang arah.

"Rifan!" Teriak Kevan ketika menyadari jika orang yang menculiknya adalah Rifan.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Kevan.

Jika saja Rifan tidak tau apapun, dia akan menganggap Kevan adalah tentara yang bodoh, dia menanyai penculiknya seolah tidak terjadi apa-apa.

Namun sayang sekali, sikap dan perilaku Kevan sekarang adalah sebuah topeng yang dia pasang selama bertahun-tahun.

Untuk tidak dicurigai dia berpura-pura bodoh, jujur saja Rifan juga tidak bisa untuk percaya.

"Lenio?" Ucap Rifan.

Wajah Kevan memucat ketika Rifan memanggilnya dengan nama Lenio.

"Ternyata benar kamu." Lanjutnya.

Orang yang selama ini diceritakan Feiza dan di cari Gintar ternyata Kevan. Lenio yang menyamar sebagai prajurit tentara?

Tapi, bos dunia bawah apakah semuda ini? Bahkan dia belum berumur 30 tahun.

Seberapa besar kekuatan nya hingga membuatnya menjadi orang ditakuti semua orang.

"Aku gak berniat buat nyakitin kamu, tapi kenapa kamu menyamar menjadi kevan?" Tanya Rifan.

Kevan menghela nafas kasar, tampang bodohnya tadi sudah digantikan dengan ekspresi lebih serius.

Melihat Kevan yang mengubah ekspresi nya, Rifan sedikit terkejut karena perubahannya yang mendadak.

Bahkan Rifan sampai bingung, yang mana sifat asli dari kevan.

"Lepasin dulu tali nya." Ucap Kevan sambil menunjuk ikatan tali.

"Kamu bisa menjamin untuk tidak membunuhku kan?" Tanya Rifan dengan ragu.

Kevan tertawa keras, "Kamu membuatku pingsan dan mengikatku, tapi takut aku bunuh?"

"Tenang aja, aku gak bawa senjata." Lanjutnya.

Rifan menelan ludah nya dengan kasar, berarti jika Kevan membawa senjata dia akan membunuhnya?

"Bicara langsung aja, gak perlu buka ikatan."

Bagaimanapun Rifan juga sayang nyawa.

Decakkan kesal keluar dari bibir Kevan, "Karena aku bosan, jadi aku menyamar menjadi kevan."

"Selain itu, aku juga menyukai Feiza."

Flashback 5 tahun lalu..

Seorang remaja berusia 17 tahun berlari dengan kaki yang pincang, dan luka di wajahnya.

Ketika dirinya berjalan melewati gang sempit untuk bersembunyi, Kevan secara tidak sengaja menginjak paku yang tertancap dijalan.

"Siapa yang membuang paku disini!" Ringisnya dengan marah.

Matanya memerah ketika merasakan sakit yang luar biasa dikaki bagian kirinya hingga membuat Kevan tidak bisa lagi menopang tubuhnya.

Ketika dia merasa akan segera pingsan ditempat, di ujung jalan terlihat seorang anak kecil yang berlarih kearahnya sambil membawa sepeda.

"Kakak kenapa terluka?" Tanya gadis itu sambil membuka tasnya.

Gadis itu mengeluarkan kapas dan beberapa obat lainnya, "Aku sering bawa ini karena ayah suka terluka."

Diambang kesadaran nya Kevan menyambut apa yang diberikan gadis tersebut, "Kakak tunggu disini, aku akan memanggil bantuan!"

"T-tunggu.." Kevan ingin memanggil anak tersebut namun dia sudah pergi jauh meninggalkan sepeda dan tasnya.

Kevan membuka tasnya, dan menemukan kartu pelajar beserta buku catatan.

Dia membuka buku tersebut, disana ada tulisan puisi yang dibuat seorang penulis puisi yang bernama Kevan Alberio.

Lalu kevan membuka kartu namanya, "Meifeiza..."

***

Sejak saat itu Kevan memulihkan diri dirumah sakit selama tiga bulan, dan memimpin organisasi milik ayahnya setelah ayahnya pensiun untuk menjadi dokter.

Dua tahun setelahnya dia masuk kedalam kamp militer dan menyamar sebagai seorang remaja bernama Kevan.

Rifan mendengar cerita Kevan dengan merinding, gadis kecil seperti Feiza menolong bos dunia bawah?

"Sekarang udah tau kan? Lepasin ikatan nya!"

Selama dirinya menjadi bos dunia bawah, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Ini pertama kalinya baginya.

Dengan setengah keberanian Rifan membuka ikatan milik Kevan, "Komandan sudah tau kalau aku Lenio?" Tanya Kevan sambil memngusap pergelangan tangan yang memerah.

"Belum, aku liat kamu mencurigakan di depan gerbang, aku kira kamu mau membunuh komandan mangkanya aku culik." Jawab Rifan polos.

"Jangan kasih tau komandan kalau kamu mau hidup."

Kevan berjalan pergi dari rumah kayu itu, ketika dia keluar dari sana, kevan baru menyadari jika dirinya disekap didalam rumah pohon milik Feiza.

Dengusan lirih keluar dari hidungnya.

TBC

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang