MTT 14

3.7K 237 1
                                    

"Entah itu sekarang atau masa depan, kita tidak akan pernah berpisah! Dimanapun kamu berada disitu kami ada!"

•••

Satu bulan setelah presiden lama meninggal dunia, walikota secara mendadak dipilih menjadi presiden baru.

Karena walikota terkenal akan kedermawanannya, seluruh rakyat mendukung walikota dengan sepenuh hati mereka.

Semenjak itu banyak pembangunan besar-besaran yang terjadi di berbagai kota, seperti Kota C, Kota F, dan Kota K yang menjadi ibu kota sekarang ini.

Allean yang mengetahui jika sekarang dia menjadi anak seorang presiden, anak itu dengan senyuman lebar menghampiri beberapa gelandangan dan memberikan satu persatu dari mereka uang.

Feiza dan Zeyan menyaksikan kebaikan Allean yang diluar nalar tersebut menggelengkan kepala, walaupun walikota sangat kaya Allean tidak seharusnya menghabiskan uang pribadinya untuk memberikan kepada orang banyak.

"Al, kamu mau ngasih uang sampai ke kota sebelah?" Tanya Feiza sambil menarik tangan Allean yang ingin memasuki kereta menuju kota berikutnya.

Senyum ceria Allean tak hilang walaupun dihentikan sahabat nya tersebut, dia menunjuk tas dipunggung nya, "Aku masih punya banyak uang." Ucapnya polos.

"Kamu mau habisin seluruh uang kamu dalam satu hari?"

"Eh iya juga ya? Aku gak bisa habisin satu hari ini, berarti aku harus ngasih lebih banyak ke mereka." Celetuk Allean sambil menganggukkan kepalanya.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan kebaikan Allean, gadis itu menyuruh Zeyan untuk menarik Allean pulang.

Allean yang ditarik paksa menarik beberapa tatapan orang-orang disekitar.

Besoknya berita dikoran mengatakan anak presiden memberikan seluruh uangnya kepada rakyat hingga diseret pergi bersama dua teman dekatnya.

Berita ini kembali menggemparkan beberapa rakyat, mereka menganggap kelucuan dan kepolosan ketiga remaja tersebut sebagai hiburan.

Berbanding terbalik dengan Allean yang termenung diatas rumah pohon, rambutnya acak-acakan karena baru sudah mengamuk.

Dia menunjuk Zeyan dengan sedih, "Harusnya berita mengatakan anak presiden lebih dermawan dari ayahnya, bukan diseret pergi bersama kedua teman dekatnya!"

Gio yang sudah dekat dengan ketiga remaja tersebut asik memakan makanan ringan sambil tersenyum.

Zeyan memalingkan wajahnya seolah tidak peduli dengan penderitaan yang sedang dialami temannya.

Dia kembali memotong buah apel menjadi beberapa bagian, ketika sudah di cuci dengan air bersih Zeyan memberikan apel tersebut kepada Feiza.

Beberapa prajurit yang melewati rumah pohon menatap kerumunan anak-anak itu dengan raut wajah penasaran.

Diantara prajurit yang berkeliling, seorang prajurit yang sedikit pendek menoel pundak prajurit lainnya, "Anak-anak itu setiap hari selalu disini."

Prajurit yang ditanya mendengus dingin, "Jangan terlalu dekat dengan mereka."

"Kenapa?"

"Anak perempuan itu putri komandan, anak laki-laki yang lebih tinggi cucunya kakek tua, terus yang sedikit hitam itu anak presiden."

Prajurit yang bertanya mengangguk mengerti, "Terus yang gemuk itu anak siapa?"

"Gak tau, dia baru disini."

Dirinya sudah empat tahun menjadi prajurit, dua tahun terakhir dia sudah terbiasa dengan kedatangan ketiga remaja itu, selain satu lagi yang baru bergabung diantara mereka.

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang