"Kamu udah punya pacar?"
•••
Feiza, Allean, dan Zeyan saat ini sedang bermain bola dilapangan kamp militer.
Hari ini adalah hari pertama Zeyan bergabung di militer, Feiza beserta Allean berkunjung untuk memberikan semangat untuk Zeyan walaupun tidak tau apa yang harus disemangati.
Kakek tua yang sudah memasuki usia 79 berencana akan pensiun tahun ini dan memberikan jabatan nya kepada Zeyan.
Namun sebelum itu, Zeyan harus dilatih lagi agar bisa memenuhi standar sebagai wakil komandan.
Zeyan menendang bolanya masuk kedalam gawang, Feiza mengejar Zeyan dan menepuk punggungnya dengan kencang.
"Mau makan bareng gak? Ada koki baru di kamp."
Allean yang mendengar makanan langsung menghampiri Feiza, "Enak gak?"
Dia teringat ketika dirinya pertama kali masuk kamp, dan memakan masakan koki lama.
Rasa masakan nya hambar dan pedas hingga membuat Allean trauma untuk makan disini.
"Enak, kokinya dari luar negeri."
Mereka bertiga berjalan masuk kedalam kantin yang sudah diisi beberapa prajurit militer.
Setengah dari mereka mengenal Zeyan, Allean dan Feiza, setengahnya lagi tidak.
Terutama Kevan yang sedang memakan makanan nya di meja ujung disebelah kaca.
Melihat kehadiran Feiza, dia memanggil gadis tersebut untuk datang ke meja nya.
Karena melihat beberapa meja sudah terisi penuh, Feiza berjalan kearah meja milik Kevan.
"Kalian mau gabung sini?" Tawar Kevan sambil membersihkan beberapa sampah diatas meja.
Dino yang menyaksikan perbuatan Kevan sedikit tidak percaya, asramanya saja harus Dino yang membersihkan.
Sekarang Kevan membersihkan meja hanya untuk Feiza, mungkin inilah kekuatan cinta.
"Emang gakpapa?" Tanya Feiza sambil menatap Dino yang terdiam.
Menyadari jika Feiza menatapnya, dengaj gugup dia mengangguk, "Gabung aja."
Setelah mendapat persetujuan, Zeyan berjalan menuju tempat makanan untuk mengambilkan makanan miliknya dan Feiza diikuti Allean.
"Menurut kamu kevan itu aneh gak?" Tanya Allean sambil berbisik.
Sudah beberapa kali Allean merasa aneh dengan Kevan, sebab Kevan selalu berbuat baik kepada Feiza.
Lebih anehnya lagi Kevan selalu mencoba mencari perhatian Feiza.
Zeyan menoleh kebelakang, dia menatap Feiza yang tertawa bersama Kevan.
"Aneh gimana?"
"Kayaknya Kevan suka sama Feiza."
Allean tau jika Zeyan menyukai Feiza, dia juga tau jika Feiza menyukai Zeyan. Walaupun Kevan menyukai Feiza laki-laki itu tidak akan pernah mendapatkan Feiza.
Kali ini dirinya sengaja untuk memancing Zeyan agar bertindak lebih berinsiatif untuk mendekati Feiza.
Walaupun Feiza juga menyukainya, jika Zeyan masih terlihat malu-malu, lama-lama Feiza akan direbut pria lain cepat atau lambat.
Mendengar ucapan Allean, entah mengapa Zeyan merasa tidak terlalu nyaman.
"Aku gak tau." Ucap Zeyan dan kembali ke meja yang di tempati Feiza.
Melihat Zeyan datang dengan membawa dua piring, Feiza menyambut piring tersebut dengan senyuman lebar.
"Makasih." Ucapnya tulus.
Zeyan mengangguk, suasana dimeja menjadi hening setelah kedatangan Zeyan.
Dino menatap Kevan dan Zeyan satu persatu, dia ingin menyaksikan bagaimana interaksi saingan cinta tersebut.
"Feiza kamu udah punya pacar?" Tanya Dino.
Zeyan, Kevan, Allean, dan Feiza menoleh kearah Dino.
Raut wajah ketiga laki-laki itu tidak tampak ramah setelah Dino menanyakan hal tersebut kepada Feiza.
"Belum." Jawab Feiza.
Seolah menjadi buta, Dino mengabaikan tatapan penuh permusuhan dari beberapa remaja di dekatnya, "Kamu ada niat pacaran gak?"
Dari bawah kaki Dino ditendang keras, dan pelakunya adalah Kevan.
Tanpa sengaja Feiza melirik Zeyan, dan itu disadari Kevan, "Ada." Balas Feiza.
Senyum diwajah Kevan menghilang, sejak Feiza menatap Zeyan dia menyadari jika Feiza menyukai cucu kakek tua.
Sedangkan Zeyan langsung menoleh kearah Feiza yang sudah menghadap kedepan.
Hatinya bertanya-tanya, mengapa Feiza mengatakan itu? Lalu dia menatap Kevan yang juga sedang menatap Feiza.
Apakah Feiza menyukai Kevan?
Entah mengapa nafsu makan Zeyan menjadi hilang seketika, dia berdiri dan meninggalkan meja tanpa berkata sepatah kata pun.
Melihat kepergian Zeyan, Feiza beserta Allean menyusulnya.
"Mereka bertiga kenapa?" Tanya Dino kepada Kevan.
Kevan menatap tajam Dino, jika bocah ini tidak menanyakan kepada Feiza, dia tidak akan menerima kenyataan pahit ini.
Dino menelan kata-katanya saat Kevan ikut beranjak pergi dari sana.
"Aku salah apa?" Gumamnya bingung.
Dia bertanya untuk membantu Kevan, dan jawaban Feiza sesuai apa yang dia inginkan, mengapa Kevan terlihat marah kepadanya?
Tak lama setelah Kevan pergi, Rifan datang sambil membawa kotak makan dan duduk disana.
"Eh fan, kamu liat Kevan gak dia kemana?" Tanya Dino.
Rifan menoleh, dirinya teringat dengan kejadian dirumah pohon, disaat Kevan mengancam akan membunuhnya.
Sejak saat itu Rifan tidak berani lagi bertemu dengan Kevan.
"Enggak." Balas Rifan acuh.
Mata Dino menyipit, mengapa hari ini seluruh orang terlihat aneh? Sebenarnya apa yang tidak dia ketahui?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TIME TRAVEL [END]✓
FantasySEBELUM MEMBACA, DIMOHON UNTUK MEMFOLLOW AKUN AUTHOR ( ◜‿◝ )♡ Dosa terbesar yang Feiza lakukan adalah menggugurkan kandungan nya sendiri, membunuh anaknya yang bahkan belum sempat lahir kedunia. Suaminya membenci Feiza hingga menceraikan diri...