MTT 34

2K 162 12
                                    

"Aku gak suka kamu."

•••

"Kamu kenapa pergi?" Tanya Feiza setelah bisa manyamai langkahnya dengan Zeyan.

"Gak nafsu makan."

Feiza mencekal tangan Zeyan hingga langkah nya terhenti, melihat suasana aneh seperti ini, Allean yang berada tak jauh dari sana langsung pergi ketempat lain.

Zeyan menoleh kearah Feiza, "Kenapa?"

"Kamu aneh."

Sejak hari kelulusan Zeyan, dia terlihat aneh dan tidak wajar. Terkadang Zeyan sangat dekat kepadanya sampai dirinya merasa seperti ketempelan setan.

Terkadang juga Zeyan menjauh darinya sejauh angka satu dan seratus.

"Feiza, kenapa kamu peduli?" Tanya Zeyan dengan pandangan lurus kearahnya.

Mengapa dia harus tidak peduli? Tentu dirinya peduli dengan Zeyan, dia adalah sahabat Feiza.

"Aku peduli karena kamu sahabat aku." Jawabannya.

"Tapi aku gak suka jadi sahabat kamu."

Feiza melepaskan tangannya dari tangan Zeyan, "Maksud kamu apa?"

"Aku gak suka jadi sahabat kamu." Ucap Zeyan lagi.

"Zeyan kamu kenapa sih? Aneh tau gak?"

"Feiza, kamu serius hanya menganggap aku sebatas sahabat saja?"

Gadis itu menghela nafas jengah, pertanyaan Zeyan sangat bertele-tele hingga membuatnya tidak mengerti apa sebenarnya yang ingin Zeyan katakan.

"Kamu gak suka sama aku?" Zeyan berjalan maju kedepan.

Tubuh Feiza menegang, tanpa sadar kakinya berjalan mundur seiring majunya tubuh Zeyan.

Melihat keterdiaman Feiza, Zeyan menelan kekecewaan nya, jadi benar bukan jika Feiza tidak menyukainya?

Cintanya hanya sepihak saja, Feiza tidak merasakan perasaan yang sama seperti apa yang dia rasakan.

"Zeyan kamu kenapa?" Tanya Feiza gugup.

Seharusnya Zeyan akan menyatakan perasaannya dua tahun lagi, sekarang mengapa dia tiba-tiba menyatakan nya?

Apakah perubahan kali ini akan berakhir buruk?

"Aku suka sama kamu." Ucap Zeyan serius.

Dia sudah lulus sekolah, dan sebentar lagi akan mendapatkan gajih sebagai prajurit.

Satu tahun lagi Feiza akan lulus sekolah, seharusnya dia sudah diperbolehkan untuk berpacaran kan? Apalagi laki-laki nya adalah dirinya.

Komandan pasti tidak akan melarang hubungan mereka. Hanya saja dia tidak tau apakah Feiza menyukainya atau tidak.

"Aku gak suka sama kamu." Jawab Feiza.

Zeyan menundukkan kepalanya mengerti, walaupun dia menerimanya, hatinya tetap tidak terima.

"Tapi aku cinta sama kamu."

***

"Eh bocah!" Dino menghampiri Allean yang sedang berjalan sendirian.

Tumben sekali anak ini tidak ditemani kedua temannya.

Allean menoleh, matanya memutar malas ketika mengetahui siapa orang yang memanggil dirinya sebagai bocah.

"Kenapa?" Tanta Allean malas.

Kedua sahabatnya sedang mengungkapkan perasaan satu sama lain, sekarang dia benar-benar merasa terbuang.

Haruskah dia mencari perempuan juga untuk mengisi kekosongan hatinya?

Tanpa sadar matanya tertuju kepada Dino yang berjalan kearahnya, bukankah Dino terkenal dengan tingkah lakunya yang suka mengoleksi wanita?

"Kemana dua temen kamu?" Tanya Dino sambil merangkul bahu Allean.

Bibir Allean berkerut, dia melepaskan rangkulan tersebut, "Melakukan sesuatu yang gak bisa aku lakukan." Jawabnya.

Allean berjalan, entah mengapa Dino merasa tertarik untuk mengikuti Allean.

Sampailah mereka di ujung tembok, ketika Allean ingin mengeluarkan rokok disakunya dia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang di balik tembok.

Dino juga mendengarnya, lalu kedua laki-laki tersebut memutuskan untuk menguping bersama.

"Mau apa lagi? Aku gak akan bocorin masalah kemarin ke komandan." Ucap Rifan kesal ketika Kevan membawanya ke ujung tembok.

Kevan memberikan sebuah map kepasa Allean tanpa kelembutan sedikitpun, "Karena kamu sudah tau identitasku, kamu harus melakukan tugas ini jika mau hidup lebih lama."

Rifan membuka map tersebut, "Ini apaan?"

"List orang yang perlu kamu selidiki, beberapa hari ini ada beberapa orang aneh yang diam-diam mengawasiku, aku curiga mereka juga sudah tau identitasku."

"Lagian kenapa kamu bisa menjadi Lenio?" Ucap Rifan kesal.

Dino dan Allean saling pandang, karena terkejut Dino sampai tidak bisa mengontrol dirinya.

Dia keluar dari tempat persembunyian, "Siapa Lenio?!" Teriakannya terkejut.

Melihat kehadiran Dino, Kevan juga sangat terkejut, "Kenapa kalian disini?"

Sudah cukup Rifan mengetahui identitas nya, sekarang laki-laki bermulut ember ini juga ikut mengetahui nya.

Apalagi disana juga terdapat Allean, apakah ini saatnya identitas nya benar-benar terungkap.

Dino menecekal kedua bahu Kevan dan memutar-mutar tubuhnya dengan kencang, "Kamu beneran Lenio?" Tanyanya tak percaya.

Teman satu kamarnya yang dia anggap sebagai anak manja ternyata bos dunia bawah.

Haruskah dia menangis karena senang atau merasa ketakutan?

Pantas saja ketika dia tidur di asrama, dirinya selalu merinding, ternyata ada Lenio yang tidur disampingnya.

Karena sudah terlanjur ketahuan, Kevan mengangguk membenarkan, "Kalian kenapa bisa ada disini?"

Dino menunjuk Allean, "Nih anak jangan dianggap kecil-kecil polos, ternyata bisa merokok!" Ujarnya.

"Bahkan aku yang lebih tua gak pernah merokok, sedangkan dia?"

Allean menggertak giginya, dia memang suka merokok ketika merasa tertekan.

Siapa sangka jika Dino akan mengikuti nya dan mengetahui kelakuan buruknya?

Namun jika dia tidak merokok hari ini, mungkin dia tidak akan mengetahui jika Lenio adalah Kevan, dan Kevan adalah Lenio.

TBC

Aku masih bingung mau buat Kevan happy ending atau sad ending.

Soalnya seharusnya Kevan mati, tapi dia belum juga aku matiin, karena aku udah terlanjur suka sama dia😭

Kevan tuh tipe cowok kuat tapi gak pernah mau nunjukin sifat kasarnya, terus dia bisa bercanda kalau suasana nya mendukung, dia juga bisa serius kalau suasananya serius.

Pokoknya Kevan tuh, tipe cowok idaman aku hehe..

MY TIME TRAVEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang