03

10K 1K 64
                                    

Calix memainkan pulpen di tangannya, tatapannya menghunus ke depan dimana seorang dosen tengah menjelaskan bermedia kan papan tulis putih dan spidol warna warni untuk menandai suatu kalimat atau kata yang penting, tetapi sayang sekali karena pikirannya justru tidak fokus pada pembahasan itu.

Tatapannya yang terlihat kosong terkesan melamun namun hal itu tidak membuat sang dosen memperdulikannya mengingat kultur perkuliahan dan sekolah berbeda jauh. Para dosen justru lebih sering acuh pada mahasiswanya tetapi mereka memanfaatkan hal itu dengan baik, seperti apa yang terjadi pada Calix saat ini.

"Calix, tolong jawab pertanyaan saya ini." Ujaran itu membuat si empu pemilik nama langsung tersentak dan menegakan tubuhnya kembali memusatkan pikiran pada sang pengajar.

Belum sempat ia mencerna keadaan sebuah pertanyaan terlontar kemudian, "berdasarkan penjelasan yang saya paparkan tadi, bisakah kau jelaskan kepada kami semua bagaimana ektoparasit menyerang inangnya?"

Calix terdiam sejenak, otaknya kembali di buat berpikir sesekali merutuk karena kelalaiannya dalam mendengarkan penjelasan sang dosen tadi, "seperti yang di ketahui, ektoparasit merupakan parasit yang hidup di permukaan tubuh manusia, contohnya seperti kutu kasur, scabies, dan kutu rambut. Jenis parasit ini menyerang dengan cara menggigit bagian kulit dari inangnya dimana hal itu menyebabkan rasa tidak nyaman dan gatal hingga infeksi pada tubuh inangnya."

Menarik nafasnya pelan sebelum kembali melanjutkan, "dalam penyebarannya parasit jenis ini bisa melalui kontak fisik langsung dari kulit ke kulit ataupun penggunaan alat pribadi secara bersama-sama. Tetapi parasit ini juga bisa menginfeksi inang melalui air minum yang tidak di bersihkan dengan baik, dengan kata lain masuk kedalam mulut secara langsung, ataupun bisa juga melalui perantara lain seperti nyamuk anopheles yang membawa parasit jenis plasmodium kedalam tubuh dan menyebabkan inang menderita penyakit malaria."*

(*) guys, sekali lagi saya katakan bahwa semua hal ini saya research dari internet. Jika ada kekeliruan tolong di koreksi saja ya.

Sedikit di buat gugup karena dosen hanya diam memperhatikan. Jujur hanya itu yang dapat Calix ingat dari buku-buku yang sempat ia baca sebelumnya, karena itu ia tidak tahu harus mengatakan apalagi sekarang.

"Benar. Jawaban mu cukup memuaskan. Tetapi Calix Wilhelm saya tidak akan lagi mentolerir orang yang melamun dan tidak fokus di kelas saya." Ujar sang dosen dengan sindirannya membuat Calix sedikit menunduk.

"Maaf pak, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Kelas di hari itu selesai dengan baik meskipun ada sedikit kendala, Calix yang biasanya pergi untuk bermain dengan teman-temannya kali ini memutuskan untuk langsung pulang ke mansion. Dengan pikiran yang berkecamuk, pergi keluar hanya akan memperburuk keadaannya. Sekarang Calix hanya membutuhkan waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya.

Masuk ke dalam kamar, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah melempar asal tasnya. Satu tangannya menutupi mata, helaan nafas berat keluar dari mulutnya. Hatinya terus-menerus merasa tidak nyaman sejak percakapan pagi tadi. Entah apa yang salah ia tidak mengerti, karena baru kali ini sajalah ia seperti ini.

Apa karena pembelaan papa dan kakak sulungnya untuk Aurelian?

Seketika itu juga ia teringat, bagaimana wajah sang adik yang berubah, seperti ada kesedihan di mata yang sayu itu di saat ia mengatakan hal buruk tentangnya. Bagaimana wajah itu menunduk atau pun bagaimana wajah itu merasa bersalah saat menatapnya.

Apa ia kesal dengan hal itu? Atau justru malah dirinyalah yang merasa bersalah?

Lagian sebenarnya mengapa ia bisa mengatakan hal kejam seperti itu? Bukankah wajar jika sang papa berdekatan dengan Aurelian? Lalu mengapa dia marah?

HyacinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang