Chapter 1: The Beginning of an Offer

435 15 4
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Pagi itu, sinar matahari yang menyelinap masuk dari celah tirai kamar membuat kepala Baby terasa berdenyut hebat. Ia memejamkan mata lebih erat, mencoba mengusir rasa pening yang menyerang tanpa ampun. Perlahan, ia membuka mata, mengenali ruangan yang asing. Seprai biru gelap, dinding polos tanpa dekorasi, dan aroma yang khas... ini jelas bukan kamarnya.

"Kamar Hugo?" Baby menggumam pelan, suaranya serak.

Ia mencoba bangkit, tapi kepalanya terasa seperti dipukul palu berkali-kali. Ia merasakan selimut tebal menutupi tubuhnya, membuatnya nyaman di tengah pusing yang tak tertahankan.

Matanya menyapu ruangan, memastikan bahwa memang benar ia berada di kamar Hugo.

"Hugo..." panggilnya manja, suaranya lebih seperti bisikan.

Tidak butuh waktu lama sebelum pintu kamar terbuka dan Hugo muncul, berjalan masuk dengan wajah tenang namun sedikit khawatir.

"Kamu udah bangun," katanya, mendekat dan duduk di tepi ranjang.

Tangannya dengan lembut menyibak rambut yang menutupi wajah Baby. "Gimana kepala kamu, masih pusing?"

"Berat banget. Semalam aku mabuk banget, ya?" tanya Baby sambil mengerutkan kening, tangannya menyentuh pelipisnya, mencoba meredakan rasa sakit.

"Iya, kamu kayaknya minum terlalu banyak, jadinya tipsy." Hugo tersenyum kecil, mengulurkan segelas air yang ia bawa.

"Minum dulu, biar lebih enakan."

Baby mengambil gelas itu dan meminumnya perlahan. Seteguk demi seteguk, air dingin itu terasa menenangkan tenggorokannya yang kering. Setelah selesai, ia menyerahkan kembali gelasnya, menatap Hugo yang masih duduk di sana.

"Semalam... aku ingat sedikit-sedikit. Kita..."

Baby berhenti sejenak, memainkan ujung selimut yang menutupi kakinya, "kita ciuman, kan?"

Hugo tampak kaku sejenak, ekspresinya sulit ditebak. "Baby, kamu mabuk. Anggap aja itu ngga pernah terjadi, ya?"

Baby tersenyum samar, meski kepalanya masih berdenyut. "Tapi aku ngga lupa, Hugo. Aku ingat. Kamu juga balas ciuman aku."

Kata-kata itu membuat suasana di antara mereka jadi lebih tegang. Hugo mengalihkan pandangannya, tampak jelas ia ingin menghindari pembicaraan ini.

"Kamu lagi mabuk, Baby. Itu ngga seharusnya terjadi."

Namun, bukannya menyerah, Baby justru semakin mendekat, bersandar di bahunya.
"Hugo, aku serius. Aku tau kita sahabatan, tapi... aku udah mikirin ini sejak lama. Gimana kalau kita... you know, coba sesuatu yang beda?"

Hugo menatapnya, bingung. "Maksudnya?"

Baby menatap balik dengan senyum kecil di bibirnya, kali ini lebih serius. "Kamu tau... friends with benefits. Kita tetap sahabatan, nggak ada perasaan. But, we can... ya, having fun."

Deg!

Hugo terdiam. Ekspresinya berubah, mencerminkan kebingungan dan sedikit ketegangan.

Tbc...

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang