Chapter 33 : The Call? 🔞

185 7 4
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Hugo yang duduk bersama Logan di sebuah kafe. Hugo terlihat melamun, matanya menatap kosong ke arah jalanan di luar jendela. Logan yang duduk di sampingnya, menyadari bahwa sahabatnya sedang tidak dalam suasana hati yang baik, mencoba mengalihkan perhatian Hugo.

"Lo balik ke Jakarta ada apa? Bukannya belum liburan semester?" tanya Logan, memecah keheningan.

Hugo menghela napas panjang, "Kangen sama Baby, makanya pulang," jawabnya dengan nada datar, tetapi ada kehangatan saat menyebut nama Baby.

Logan mengangguk sambil tersenyum lebar. "Oh, jadi karena Baby, pantesan..." ledek Logan, menggoda sahabatnya.

"Tapi lusa gue harus pulang. Ga bisa lama-lama karena masih ada kelas," jelas Hugo dengan suara sedikit berat.

Mendengar itu, Jake yang duduk di meja sebelah langsung ikut campur. "Lah? Adek gue bisa tantrum lagi kalo lo cepet banget balik ke Perth," katanya dengan nada serius, tetapi diiringi tawa.

Hugo tahu bahwa Baby mungkin akan marah jika dia tidak bisa lama-lama di Jakarta. Rasa khawatir dan bersalah menyelimuti pikirannya, terutama ketika dia memikirkan bagaimana Baby mungkin merasa ditinggalkan lagi.

***

Sementara itu, di sisi lain, kedua orang tua Hugo, Jennie dan Romi, sedang duduk di ruang tamu rumah mereka, berbincang dengan serius.

"Mas, ini kesempatan Hugo nikah kan?" tanya Jennie, matanya bersinar dengan harapan.

"Iya, saya tahu. Tapi... apa benar Baby itu hamil? Kalau cuma dari bukti chat, saya ga yakin," jelas Romi, menyikapi situasi dengan hati-hati.

"Ya makanya kita harus ketemu sama anak itu," kata Jennie tegas, merasa perlu untuk mendalami situasi ini.

"Mi, urusan Hugo sama kamu aja ya. Apapun itu kabarnya nanti... papa setuju," jelas Romi, memberikan dukungan, meskipun tetap terlihat skeptis.

Jennie yang tampak sangat senang mendengar keputusan suaminya, Romi. Dia merasa lega bahwa Romi setuju dengan apapun yang akan terjadi pada putra mereka. Suasana di rumah terlihat hangat, namun ketika Jennie mendengar suara pintu terbuka, dia langsung berpaling.

"Hugo, di mana..." kata Jennie, sebelum tiba-tiba melihat Hugo sudah pulang. "Ah! Akhirnya kamu pulang, duduk," perintahnya, dengan nada penuh semangat.

"Kenapa, Ma?" tanya Hugo sambil duduk, merasa sedikit bingung dengan sikap ibunya.

"Gak apa-apa, kamu abis dari mana?" tanya Jennie, berusaha terlihat santai meskipun wajahnya menunjukkan ketertarikan yang dalam.

"Aku abis ke rumah Jake," ucap Hugo, sedikit menahan diri.

"Oh, ketemu Baby? Pasti dia kangen banget sama kamu," kata Jennie, senyum di wajahnya menunjukkan bahwa dia sangat mendukung hubungan Hugo dan Baby.

Hugo hanya mengangguk malu-malu, merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tentang Baby. "Gimana kabar Baby?" tanya Jennie lagi, menggali lebih dalam.

Hugo menghela napas pelan, "She's good, dia jadi lebih berisi aja," jelasnya, tanpa menyadari bahwa pernyataannya bisa membawa lebih banyak pertanyaan.

Jennie menatap Hugo dengan serius, seolah mencari tahu lebih banyak. "Kamu dekat sama dia layaknya seperti pacaran. Apa pernah making love?" tanya Jennie yang to the point.

Hugo tertegun mendengar pertanyaan itu, sedikit terkejut. "Maksud Mama apa? Kenapa nanya kayak gini?" jawabnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang