Chapter 14 : Shameless

103 6 0
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Baby menarik tangan Hugo, mencoba mencari tahu maksud dari panggilan "Dek" yang membuatnya kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby menarik tangan Hugo, mencoba mencari tahu maksud dari panggilan "Dek" yang membuatnya kesal.

"Maksudnya apa, Dek?" tanya Baby dengan nada menggemaskan, namun Hugo hanya menepis pelan tangannya dan duduk di sofa dengan ekspresi dingin.

"Jawab aku, ihh, kenapa manggil Dek?"

Baby mendekat, duduk di samping Hugo, berusaha mengurangi jarak di antara mereka.

Hugo menatapnya sebentar, lalu menjawab agak ketus, "Emang kamu adeknya Jake, kan?" Nada bicaranya menunjukkan kekesalan yang masih tersisa.

"Oh, gitu. Oke deh, Kak Hugo,"

Balas Baby dengan nada menggoda, seakan sengaja membuat Hugo semakin kesal. Ia kemudian memeluk lengan Hugo dan bersandar, berharap bisa mencairkan suasana, tapi Hugo tidak merespons sama sekali, masih terpaku dalam rasa kesalnya.

Setelah beberapa saat, Baby berusaha mencairkan suasana dengan nada manja, "Baby lupa bawa pouch makeup lagi."

Hugo menoleh, meski masih dengan wajah yang sedikit kusut. "Kenapa emang?"

Baby mendesah pelan, "Concealer aku ada di pouch makeup buat nutupin kissmark kamu."

Hugo mengernyitkan alis, baru menyadari ada beberapa tanda merah di leher Baby. Ia menatap lebih teliti dan banyaknya kissmark yang ia buat sebelumnya. "Aku baru sadar sebanyak ini," katanya, sedikit malu.

 "Aku baru sadar sebanyak ini," katanya, sedikit malu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby tertawa kecil, menggoda Hugo. "Iya, kamu nafsu banget tadi."

Hugo tersipu malu, pipinya sedikit memerah. Ia mengulurkan tangannya dan merangkul bahu Baby, menciptakan kehangatan di antara mereka.

"Sakit?" tanyanya dengan lembut.

Baby menggeleng pelan sambil tersenyum, tidak merasakan sakit apa pun. Tatapan mereka bertemu, saling berbicara tanpa kata-kata, dan dalam sekejap mereka saling mendekat. Ciuman di antara mereka semakin dalam dan buas, seperti tak ada lagi halangan di antara perasaan mereka.

Hugo mulai menurunkan ciumannya dari bibir Baby menuju lehernya. Ciuman itu terasa intens, lembut namun penuh gairah. Baby mengerang pelan, menikmati setiap sentuhan bibir Hugo di kulitnya.

"Hugo..."

Desah Baby sambil menggigit bibirnya, merasakan sensasi yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tangan Hugo dengan perlahan menyusuri punggung Baby, membuat jantung Baby berdegup kencang.

Ciuman Hugo semakin liar, meninggalkan jejak-jejak merah di sepanjang leher Baby.

"Kamu suka?" tanya Hugo dengan suara serak, menatap Baby dalam-dalam.

Baby hanya mengangguk, napasnya mulai tersengal-sengal. "You always know how to drive me crazy," bisiknya dengan tatapan penuh rasa ingin. Mereka kembali berciuman, kali ini lebih lembut tapi penuh dengan hasrat yang tertahan.

***

Saat Baby baru saja tiba di rumah, ia terkejut melihat Alex, mantan kekasihnya, sedang duduk berbincang dengan Helen. "Eh, ini Baby baru pulang," sapa Helen sambil tersenyum kecil. "Kamu dari mana sih? Alex udah dua jam di sini."

Baby langsung melotot tajam ke arah Alex, mengabaikan sapaan Helen. Ketika Helen pergi meninggalkan mereka, suasana langsung berubah tegang.

"Mau ngapain ke sini?" tanya Baby dingin.

Alex bangkit dan mencoba meraih tangan Baby, memohon, "By, aku bisa jelasin semua."

Baby menghempaskan tangan Alex. "Apalagi sih?! Ga cape ganggu hidup aku? Dua bulan loh! Serius kamu ganggu banget!"

Alex mendesah, tetap berusaha mendekat. "Aku sumpah, By, ga main sama cewe LC. Aku sayang sama kamu."

Baby membuang muka, kesal. "Ya tetap aku ga mau balikan."

Alex terdiam, lalu pandangannya tertuju pada leher Baby yang dipenuhi kissmark. Wajahnya berubah gelap. "Abis main sama cowok mana lo?" tanyanya dengan nada meremehkan.

Mendengar itu, Baby langsung melotot, marah. "Maksud lo apa?!"

Alex mengarahkan jarinya ke leher Baby. "Itu leher lo? Hugo?"

Baby langsung mendorong bahu Alex, geram. "Gausah ikut campur sama urusan gue! Pergi!"

Namun, sebelum Baby bisa menjauh, Alex menariknya kembali dan dengan tiba-tiba mencium bibir Baby secara paksa. Baby memukul dada Alex, berusaha melepaskan diri. Namun, dalam sekejap, Hugo muncul dari balik pintu, menarik baju Alex dengan kekuatan penuh dan menghajarnya.

"Cowo brengsek! Anjing!"

Teriak Hugo penuh kemarahan. Pukulan bertubi-tubi mendarat di wajah Alex, membuatnya terhuyung ke belakang. Namun Alex tak mau kalah, ia membalas pukulan Hugo dengan tinju yang keras hingga meja kaca di ruang tamu pecah berantakan bersama vas bunga di atasnya.

Baby menjerit, "Stop! Hugo!"

Helen langsung berlari kembali ke ruang tamu, berusaha memisahkan mereka. "Eh! Udah stop!" teriaknya panik, mencoba menahan kedua lelaki yang saling menghantam satu sama lain.

Baby, yang ketakutan, bergegas ke arah Hugo, menatap matanya dengan cemas. "Udah ya, aku gapapa. Please, udah Hugo."  Tangannya memegang wajah Hugo dengan lembut, mencoba menenangkannya. "Look at me, I'm fine," ucap Baby lembut.

Perlahan, Hugo mulai tenang, matanya beralih dari Alex ke Baby. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Hugo akhirnya mengendurkan tinjunya. Dia menarik napas panjang, memeluk Baby erat, seolah mencari ketenangan dalam pelukan itu.

Di ambang pintu, Jake dan Logan berdiri terdiam, menyaksikan seluruh kejadian tersebut dengan ekspresi tak percaya. Mata Jake menatap tajam ke arah Hugo dan Baby, bibirnya mengatup rapat tanpa suara.

Deg!

Tbc..

Lanjut?

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang