Chapter 4 : Let me taste your feelings

331 7 1
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

"Ya kalo kamu ga mau, aku bisa cari cowo lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya kalo kamu ga mau, aku bisa cari cowo lain."

Hugo menatap pesan itu lebih lama dari yang seharusnya. Kata-kata cowo lain memicu sesuatu dalam dirinya—rasa cemburu yang tak bisa ia kendalikan. Sisi protektifnya tiba-tiba menyala. Baby? Cari cowok lain?

Tangannya refleks mengetik balasan.

"Jangan coba-coba hal aneh dengan cowo lain."

Setelah itu, dia berhenti sejenak, mencoba menenangkan diri. Namun, kecemburuannya semakin merayap naik.

"Cowok banyak yang brengsek, Baby. Aku nggak mau kamu kenapa-napa."

Pesan itu terkirim. Tapi ia tahu ini belum cukup. Baby perlu mengerti, ini bukan hanya soal 'bersenang-senang.' Ia mulai mengetik lagi.

"Kamu perlu tau dulu apa itu friends with benefits, Baby. Ini ngga mudah. Risikonya berat, dan aku nggak mau itu."

Hugo menatap pesan yang sudah terkirim, lalu meletakkan ponselnya di atas meja dengan gemuruh perasaan yang belum sepenuhnya ia pahami. Dia sayang Baby, tapi ia tak ingin hubungan ini berakhir buruk, terutama dengan perasaan di antara mereka yang kini mulai sulit dibendung.

***

Di sisi lain, di kamar Baby, ponselnya bergetar di atas meja. Baby yang sedang berbaring dengan guling di sampingnya langsung mengangkat ponselnya. Melihat balasan dari Hugo, ia mendesis kesal.

"Risikonya berat?" Baby membaca ulang pesan itu dengan perasaan frustrasi.

"Kenapa sih dia ngga bisa terima aja?!" gumamnya dengan nada setengah kesal, setengah kecewa.

Sambil membolak-balikkan ponselnya di tangan, Baby teringat malam pesta ulang tahunnya di Velvet Vault. Obrolan yang tidak pernah ia duga akan menghantuinya sekarang.

Saat itu, di tengah keramaian dan gelak tawa, Baby duduk di meja bersama teman-temannya. Tania, salah satu sahabat terdekatnya, dengan santai menyandarkan dirinya di kursi.

"Tania, Hugo kok sendirian mulu di situ?" Baby bertanya, sedikit kebingungan kenapa sahabatnya itu tidak bergabung dengan keramaian.

Tania menoleh dan tertawa kecil. "Kayaknya dia lagi sibuk memperhatikan seseorang, deh."

Baby mengerutkan dahi. "Siapa?"

"Lo!" Tania tertawa sambil mencubit lengan Baby. "Lo nggak sadar, ya? Hugo kayaknya suka sama lo."

Baby sempat terdiam.

"Ish! mana mungkin. Dia ngga pernah ngasih tanda-tanda apa-apa tau."

Tania menyesap minumannya, lalu menatap Baby dengan mata yang sedikit menyipit, seperti sedang memikirkan sesuatu yang dalam.

"Kalau lo penasaran, kenapa ngga coba tes aja? You know what i mean, right?"

Baby tertawa kecil, merasa ide itu sedikit gila. "Maksudnya friends with benefits?"

Tania mengangguk pelan-pelan, tersenyum penuh misteri. "Gue rasa ada sesuatu lebih dari sekadar sahabat, By."

Kata-kata Tania itulah yang terngiang kembali di pikiran Baby saat ini. Dan sekarang, melihat balasan Hugo yang cenderung melindungi, ada harapan yang muncul di hati Baby, meskipun ia tak ingin mengakuinya.

Baby menatap ponselnya lagi, menimbang balasan apa yang akan ia kirimkan berikutnya. Dia tahu Hugo bukan hanya sahabat biasa, tapi dia juga tak bisa menahan keinginannya untuk menguji seberapa dalam perasaan itu.

Tbc...

Lanjut ga?

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang