Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Hugo tidak bisa menahan diri. Dengan gerakan cepat, ia berdiri dan satu pukulan keras mendarat di pipi Alex, membuatnya tersungkur dengan suara keras,
Bugh!
Restoran seketika menjadi ricuh. Orang-orang di sekeliling menatap dengan heran, sementara Baby terkejut melihat kejadian itu.
"Anjing! Sini lo, bangsat!"
Teriak Alex, berusaha bangkit meski wajahnya kesakitan. Dia tidak tinggal diam, langsung melawan. Hugo, dalam keadaan marah, menghajarnya lagi, memukul dengan keras dan membuat suasana semakin gaduh.
Makanan yang semula nikmat kini terlupakan, sementara pengunjung restoran mulai menjauh atau merekam kejadian itu.
"Hugo, stop! Hugo, udah!" teriak Baby, berusaha menarik tangan Hugo.
"Hugo! Stop, ga?" Teriak Baby, merasa panik. Dia berusaha menahan Hugo yang terlihat seperti pria yang kehilangan akal sehatnya.
Ketika Hugo berbalik sejenak untuk menatap Baby, matanya penuh amarah, dia pun merasakan perasaan campur aduk—di satu sisi, ia ingin melindungi Baby, tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa kekerasan bukanlah solusi.
"Lo harus pergi, Lex!" teriak Baby, berusaha menegaskan. Namun suasana semakin tidak terkendali, dan saat itu, semua orang mulai mendekat, ingin melihat lebih dekat pertarungan di restoran tersebut. Baby merasa terjebak di tengah drama yang tak diinginkannya.
Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil terasa tegang. Hugo masih terlihat sangat emosi, meskipun Baby mencoba menenangkannya.
"Ga perlu emosi bisa kan?" kata Baby dengan lembut, berharap Hugo bisa lebih tenang.
Hugo menghela napas kasar, menatap jalan dengan rahang yang mengeras. "Kamu juga ngapain chat Alex?" tanyanya dengan nada cemburu yang tak bisa ditahan.
Baby menghela napas, berusaha menjelaskan. "Aku chat tuh karena mau balikin jaket dia, terus dia ngajak aku jalan," jelas Baby dengan jujur.
Hugo mengernyit, bingung. "Jaket? Jaket dia sama kamu?" Nada suaranya jelas mengandung rasa tak percaya.
Baby menangguk pelan, merasa sedikit bersalah karena situasi ini. Hugo semakin menahan emosinya, bayangan ingin menghajar Alex kembali menghantui pikirannya.
"Kok bisa sama kamu?" tanya Hugo lagi, suaranya mulai sedikit gemetar karena rasa marah yang ia coba tahan.
Baby menjawab, "Waktu itu disuruh sama abang Jake, soalnya pas main tenis baju aku tipis, abang Jake marah." Baby bicara dengan jujur, meski dia tahu alasan itu mungkin tidak cukup bagi Hugo.
Hugo menggenggam setir lebih erat. Dia merasa frustasi karena selama ini terlalu fokus pada kerja dan kuliahnya, berusaha keras untuk menghapus rasa cinta dan sayangnya pada Baby, tetapi malah menemukan diri mereka terjebak dalam situasi yang rumit seperti ini.
"Kok ga bilang?" tanya Hugo, suaranya mulai melunak seiring dengan perasaan bersalah yang muncul.
"Aku udah bilang, tapi kamu yang ga bales chat,"
Jawab Baby, suaranya mulai terdengar serak dan matanya mulai berkaca-kaca.
Hugo menatap Baby sejenak, hatinya terasa terhimpit oleh rasa bersalah. Semua ini mulai terasa berat, dan ia tahu kalau dia harus mulai lebih mendengarkan Baby. Dia mendekat, menggenggam tangan Baby dengan lembut.
"Maafin aku," bisik Hugo.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah Baby. Dan Baby mengangguk pelan, memaafkan Hugo setelah mendengar penjelasannya. Matanya masih berlinang air mata ketika dia berkata dengan suara rendah,
"Aku juga ga tau, tiga bulan terakhir ini rasanya aku sering gangguin kamu."
Hugo menggeleng pelan, menatap Baby penuh kasih. "Ngga, kamu ga gangguin aku kok," katanya lembut, berusaha meyakinkan Baby.
Baby mengusap matanya, air matanya jatuh satu per satu. "Aku... Aku childish dan overreact, tapi itu semua karena aku takut kamu main sama cewe lain di sana," ucapnya dengan jujur, akhirnya mengakui ketakutannya.
Hugo tersenyum simpul, menghapus air mata Baby dengan lembut.
"By, aku beneran fokus kuliah dan kerja. Makanya, aku ga punya banyak waktu. Aku sengaja sibukin diri biar lupa sama kamu, tapi makin aku berusaha lupain kamu, makin aku sadar kalau aku makin cinta sama kamu," ucapnya dengan tulus.
Tatapan mereka bertemu lagi, lebih dalam kali ini. Kedekatan yang mereka rasakan semakin nyata. Perlahan, mereka saling mendekat, lalu bibir mereka bersatu dalam ciuman lembut yang berubah menjadi semakin intens. Tangan Hugo mulai bergerak, meremas pelan dada Baby, sementara Baby mendesah halus, menyerahkan dirinya pada perasaan yang berkecamuk.
Hugo mencium leher Baby dengan lembut, membuat Baby semakin hanyut dalam momen itu.
"Hugo..."
Desah Baby ketika emosinya tak lagi bisa ditahan. Dia bergerak, berpindah duduk di pangkuan Hugo, ciuman mereka semakin dalam, semakin panas.
Di sela-sela ciuman yang tak terputus, Baby merasakan underwear-nya sudah terlepas, dan mereka berdua larut dalam momen bercumbu yang penuh hasrat.
"My little kompa... mmmh," bisik Hugo di telinga Baby, mengungkapkan betapa dia merindukan momen ini.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love 🔞 [Haruto]
RomanceDia ingat hari terakhir mereka bertemu. Kata-kata Baby masih terekam jelas di benaknya. "Kita cuma FWB, Hugo. Jangan baper, ya." Kalimat sederhana itu menghantamnya lebih keras daripada apa pun. Hugo menelan perasaannya dalam-dalam, memilih untuk pe...