Chapter 9 : Tonight 💦🔞

857 8 0
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Di tengah keintiman yang semakin memanas, Baby masih berpelukan erat dengan Hugo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah keintiman yang semakin memanas, Baby masih berpelukan erat dengan Hugo. Hugo, dengan suaranya yang rendah dan serak, berbisik pelan, "Kalau emang kamu yakin, aku ga bawa pengaman."

Mendengar itu, Baby tersenyum, lalu menggigit pelan leher Hugo, membuatnya terkekeh. Sensasi dari gigitan itu membuat Hugo tersenyum geli. Baby menjawab dengan nada santai,

"Kenapa harus pakai pengaman? Kak Helen ga pernah pakai pengaman sama cowonya, tapi aman-aman aja."

Ucapan itu membuat Hugo terdiam sejenak. Dia menatap mata Baby dengan intens, lalu perlahan pandangannya turun, menelusuri tubuh Baby. Baby, yang merasa mata Hugo sedikit terlalu liar, cepat-cepat menutup matanya dengan tangan.

"Matanya biasa aja kali, ga usah kayak gitu," ujar Baby sambil tertawa kecil.

Tawa mereka membuat ketegangan sedikit mencair, namun hanya untuk sesaat. Hugo dan Baby kemudian kembali saling mendekat, berciuman lagi, kali ini lebih dalam, lebih hangat. Ciuman Hugo mulai turun ke leher Baby, meninggalkan tanda-tanda kecil yang samar, membuat Baby merasakan getaran halus di kulitnya. Setiap sentuhan bibir Hugo di lehernya membuat Baby menggeliat dengan lembut.

Hugo, yang mulai merasakan dirinya kehilangan kendali, perlahan membalikkan posisi. Kini, dia berada di atas Baby, menatap wajahnya dengan napas yang semakin berat.

Tangan Hugo lembut mengelus pipi Baby, sementara tangannya yang lain memegang erat tangan Baby, seolah mengunci mereka dalam momen yang intens ini. Bibirnya kemudian beralih ke bahu Baby, turun dengan perlahan ke perutnya. Setiap ciuman meninggalkan jejak kehangatan yang membuat Baby mengerang pelan, tangannya kini meremas rambut Hugo, menikmati setiap sentuhan yang dia berikan.

Di antara keintiman itu, di dalam hati kecilnya, Baby merasakan kombinasi antara ketertarikan, kebingungan, dan sesuatu yang lebih dalam: rasa sayang yang mungkin lebih besar daripada yang pernah dia bayangkan. Tapi, dia tetap membiarkan dirinya terbawa dalam momen itu bersama Hugo, setidaknya untuk malam ini.

Hugo mengelus kepala Baby dengan lembut, mencoba menenangkan ketegangan yang terasa di antara mereka. Dia perlahan bersiap untuk melanjutkan, namun begitu dia mulai bergerak, Baby mendesis kesakitan. Wajah Baby meringis, dan tanpa ragu, Hugo langsung berhenti, kemudian menariknya ke dalam pelukan yang menenangkan.

"Sakit ya?" tanya Hugo dengan suara lembut, penuh perhatian.

Baby mengangguk pelan, meski suaranya terdengar tegar. "Tapi gapapa, lanjutin aja."

Senyum kecil muncul di sudut bibir Hugo, tapi dia tetap tidak terburu-buru. Dia menarik pinggang Baby sedikit lebih mendekat, bersiap untuk melanjutkan. Setiap gerakan yang dia lakukan penuh kehati-hatian, sementara Baby hanya bisa menggigit bibirnya, menahan suara yang nyaris keluar dari mulutnya. Setiap detik terasa begitu intens, membuat Baby mengerang pelan di antara napas yang semakin memburu.

"Aduh... eunggh... please don't stop babe..."

Suara Baby terdengar lirih, mencoba menahan agar tak terlalu keras.

Hugo, di tengah seluruh ketegangan yang dia rasakan, menyadari betapa spesialnya momen ini. Kata-kata Jake tentang Baby yang polos kini terus berputar di kepalanya. Baby bukan gadis seperti mantan-mantannya, bukan seseorang yang bermain-main dengan perasaan atau keintiman. Di sini, dia merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan fisik—ini adalah momen yang mengikat mereka lebih dalam dari sekadar persahabatan atau kesepakatan 'friends with benefits' yang baru saja mereka buat.

Hugo terus memeluk Baby erat sambil bergerak lebih cepat, intensitas semakin meningkat. Mereka berdua mencapai puncak bersama, dan dengan napas terengah-engah, Hugo melepaskan semua di dalam, memberikan kehangatan yang baru bagi Baby. Tubuh mereka menyatu dalam pelukan yang intens.

Setelahnya, Hugo terjatuh di atas tubuh Baby, kelelahan. Baby, yang masih terengah, tiba-tiba menoleh dengan sedikit cemas.

"Kamu ga buang di dalam kan?"

Hugo, yang sudah merasa kelelahan dan masih terbuai oleh momen yang baru saja terjadi, menjawab dengan nada yang lembut namun meyakinkan. "Ngga kok, tenang aja... kita main aman."

Mendengar itu, Baby tersenyum kecil, lalu mengelus kepala Hugo dengan lembut. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, napas mereka mulai kembali normal. Tapi di balik senyum itu, Baby merasa ada perasaan yang lebih dari sekadar hubungan fisik—ada cinta yang dia simpan, namun belum berani dia ungkapkan.

Tbc...

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang