Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Baby keluar dari kamar, berjalan santai menuju dapur. Di sana, ia melihat Helen, kakaknya yang tengah sibuk merapikan meja makan. Baby berhenti di ambang pintu dan bertanya, "Mami sama Papa ke mana?"
Helen menoleh dengan senyum hangat.
"Masih di Bogor. Kayaknya lusa mereka baru pulang," jawabnya sambil menata piring dan mangkuk di atas meja yang penuh lauk pauk.
Ada ayam goreng, sayur sop, martabak manis, churros, dan beef teriyaki yang wangi. Baby duduk di kursi, matanya menatap bingung ke arah makanan yang begitu banyak.
"Nih, churros buat kamu, Baby. Ada matcha juga, tadi Hugo yang beliin," kata Helen sambil meletakkan piring berisi churros di depan Baby.
Baby tersenyum kecil, merasa sedikit salting mendengar nama Hugo disebut. Ia segera mengambil sendok dan mulai makan, mencicipi makanan yang sudah disiapkan Helen. Rasa makanan yang enak tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya dari Hugo.
Helen mendekat, duduk di sebelah Baby dan dengan lembut mengelus bahu adiknya.
"Hugo perhatian banget ya sama kamu. Kayaknya dia ada perasaan ke kamu deh."
Baby menoleh, sedikit terkejut dengan pernyataan itu.
"Jangan ngomong kayak gitu, nanti kalau Abang Jake denger bisa marah ke aku. Dia kan ngga suka kalau aku deket sama Hugo." jawab Baby sambil menggeleng.
Jake memang selalu melarang Baby untuk terlibat secara emosional dengan Hugo, sahabat lamanya. Baginya, Baby terlalu polos untuk Hugo, apalagi mengingat reputasi Hugo yang dulu sering disebut-sebut sebagai playboy.
Namun sebelum percakapan itu berlanjut, suara pintu depan yang terbuka memecah keheningan. Pacar Helen, seorang pria dengan gaya yang kasual dan tampak santai, muncul di dapur.
"Hai, sayang," ucap pria itu, namanya Ryan, suaranya terdengar berat namun lembut.
Tanpa ragu, Ryan mendekat ke arah Helen dan menariknya dalam pelukan. Mereka saling tersenyum, lalu bibir mereka bertemu dalam ciuman yang dalam dan panas. Helen membalas ciuman Ryan dengan agresif, tangannya melingkar di leher Ryan, sementara Ryan menarik tubuh Helen lebih dekat ke arahnya. Baby yang duduk di meja hanya bisa berpura-pura tidak melihat, meski telinganya menangkap jelas suara napas mereka yang semakin cepat.
Ciuman itu berlangsung lama, begitu intens seolah mereka lupa bahwa Baby ada di sana. Tangan Ryan mulai menjelajah, memegang pinggang Helen, sementara Helen merespon dengan rintihan kecil. Baby mencoba fokus pada makanannya, tapi adegan di depannya terlalu sulit untuk diabaikan.
Setelah beberapa saat, Helen akhirnya menghentikan ciuman itu dengan senyum di wajahnya.
"Aku ke kamar ya, dek. Jangan bilang-bilang Jake," kata Helen sambil melirik adiknya dengan tatapan meminta pengertian.
Baby hanya mengangguk pelan, mencoba tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Ini bukan pertama kalinya Baby melihat Helen dan Ryan seperti itu. Helen sering membawa Ryan ke rumah ketika orang tua mereka sedang pergi, dan lebih dari sekali Baby melihat mereka melakukan hal yang lebih dari sekadar ciuman.
Hal itu selalu membuat Baby berpikir, dan kini, keinginannya untuk melakukan hal yang sama dengan Hugo semakin tumbuh. Bayangan tentang ciuman mereka semalam, ditambah dengan hubungan rahasia Helen, membuat Baby penasaran. Mungkin itulah kenapa dia merasa semakin terdorong untuk menjalin sesuatu dengan Hugo, walaupun hanya sekadar 'friends with benefits.' Perasaan penasaran dan hasrat yang dia coba simpan selama ini kini tampak semakin sulit untuk diabaikan.
***
Hugo baru saja sampai di rumah Baby setelah selesai futsal. Saat dia melewati tangga, samar-samar terdengar suara desahan dan erangan dari kamar Helen. Langkah Hugo terhenti sejenak, pikirannya segera teringat pada ciumannya dengan Baby tadi. Bayangan itu membuat pikirannya kacau.
"Shit, jangan minta apapun... jangan ngerusak dia..." gumam Hugo pada dirinya sendiri, berusaha menenangkan hasrat yang perlahan muncul.
Setelah mengumpulkan dirinya, Hugo melanjutkan langkahnya ke kamar Baby. Begitu masuk, ia melihat Baby duduk di lantai dengan laptop di pangkuannya, tampak fokus pada layar. Namun, saat Baby menoleh dan melihat Hugo, senyumnya langsung mengembang.
"Kunci aja pintunya,"
kata Baby santai, tapi ada tatapan tertentu di matanya yang membuat Hugo sadar, situasi ini mungkin akan berbeda dari biasanya.
Hugo mengangguk dan menutup pintu, kemudian berjalan menghampiri Baby. Begitu sampai, Baby langsung berdiri dan menyambutnya dengan ciuman lembut di bibir. Awalnya, ciuman itu penuh kehangatan, namun perlahan Hugo bisa merasakan ada sedikit nafsu yang terselip. Baby mendorong Hugo ke arah kasur, membuat tubuhnya jatuh perlahan di atas tempat tidur.
Hugo segera menahan dorongan Baby dengan kedua tangannya.
"Aku mandi dulu ya. Abis futsal, aku keringetan banget."
Namun, Baby tidak mau melepaskannya begitu saja. Dengan cepat, dia naik ke atas Hugo dan duduk di perutnya, membuat Hugo terkejut tapi tak bisa menghindari sentuhan tubuh Baby yang hanya mengenakan bra.
"Kamu tidurnya di sini aja malam ini," kata Baby, suaranya terdengar manja.
Hugo mengelus pipi Baby dengan lembut, mencoba mengalihkan perasaan yang berkecamuk di dadanya. "Nanti Jake bisa marah kalau tahu."
Baby menghela napas panjang, kemudian jatuh perlahan ke pelukan Hugo, tubuh mereka bersatu lebih erat dari sebelumnya. Hugo merasakan degup jantungnya semakin cepat, kali ini berbeda dari biasanya—lebih intens, lebih nyata. Ini adalah pertama kalinya mereka saling menyentuh seperti ini, dengan cara yang begitu intim. Apalagi Baby hanya mengenakan bra, dan Hugo berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri.
Tangannya perlahan mengelus punggung Baby dengan lembut, memberikan kenyamanan. Lalu, tanpa sadar, kalimat itu keluar dari bibirnya.
"Aku sayang sama kamu."
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love 🔞 [Haruto]
RomanceDia ingat hari terakhir mereka bertemu. Kata-kata Baby masih terekam jelas di benaknya. "Kita cuma FWB, Hugo. Jangan baper, ya." Kalimat sederhana itu menghantamnya lebih keras daripada apa pun. Hugo menelan perasaannya dalam-dalam, memilih untuk pe...