Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Keesokan paginya, Hugo terbangun dengan sedikit bingung. Dia merasakan kehangatan tubuh Baby yang tadi malam menemaninya, namun kini hanya ada ruang kosong di sampingnya. Dengan setengah terpejam, dia meraih ponselnya yang tergeletak di samping tempat tidur. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi.
Hugo melirik ke layar ponselnya, melihat beberapa pesan masuk—dari grup kantor, grup riding, dan pesan dari maminya yang menanyakan kabar.
Dia menarik napas dalam-dalam, merasakan kehangatan kenangan malam sebelumnya menyelimuti pikirannya.
Tiba-tiba, suara percikan air dari kamar mandi menarik perhatiannya. Hugo tersenyum lebar, tidak dapat menahan rasa ingin tahunya.
Dia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Begitu membuka pintu, Hugo terdiam sejenak, terpesona melihat Baby yang sibuk membersihkan tubuhnya di bawah shower. Air mengalir lembut di kulitnya, menciptakan suasana yang intim dan tenang.
Tanpa berpikir panjang, dia melangkah masuk dan bergabung dalam aliran air yang menyegarkan.
Hugo memeluk pinggang Baby dari belakang, menciumnya lembut di bahu.
"Mau ke mana mandi jam segini?" Tanyanya sambil tersenyum, merasakan kehangatan tubuh Baby yang basah.
Baby berbalik, menatapnya dengan senyum manis. Tangannya melingkar di leher Hugo.
"Aku ada kelas pagi jam 8," ujarnya, sedikit cemberut namun senyumnya tak kunjung pudar.
Mendengar itu, Hugo tidak bisa menahan diri. Dia mencium bibir Baby dengan lembut, menyatu dalam kehangatan pagi yang baru dimulai. Mereka berdua berdiri di bawah shower, membiarkan air hangat mengalir di tubuh mereka, menikmati momen yang sederhana namun berarti.
Sementara air membasahi rambut dan kulit mereka, Hugo merasakan betapa berartinya Baby dalam hidupnya. Setiap detik terasa berharga, dan dia tahu bahwa mereka berdua sedang berada di jalur yang penuh ketidakpastian, tetapi juga penuh dengan harapan.
"Sayang, setelah selesai mandi, sarapan dulu sama aku ya." kata Hugo dengan senyum nakal, mencoba menciptakan suasana santai di tengah kesibukan Baby.
"Kalau aku telat?" tanya Baby, mengangkat alisnya.
"Kalau telat, aku yang antar ke kampus. Kita bisa berangkat bareng," jawab Hugo, tetap berusaha membujuknya.
Baby tertawa kecil, merasakan rasa nyaman dan aman yang selalu hadir saat bersamanya. "Oke, deal!"
Dan dengan itu, mereka melanjutkan mandi bersama, tertawa dan berbincang, seolah dunia di luar kamar mandi tidak ada artinya dibandingkan momen yang mereka habiskan bersama.
***
Di depan rumah, Helen baru saja mengantar kekasihnya, Ryan, menuju mobil. Dia melambaikan tangan dengan senyum lebar, "Aku pulang ya!" Ryan membalas senyumnya sebelum mobilnya melaju menjauh.
Tak lama kemudian, Jake tiba dengan penampilan yang cukup berantakan, seolah baru pulang dari petualangan yang seru.
Melihat adiknya yang masuk ke dalam rumah, Helen bertanya, "Kenapa pulang sendiri? Abis dari mana?"
Jake hanya tertawa kecil, menggelengkan kepala.
"Balapan liar lagi?" Helen menebak, setengah menggodanya.
Namun, ekspresi Jake langsung berubah, tampak tidak senang. "Gue ngga balapan liar! Abis jalan sama cewe," jawabnya, menegaskan dengan nada yang cukup tegas.
Helen mengernyit bingung. "Cewe siapa?"
Jake mengabaikan pertanyaan itu dan mulai naik tangga untuk masuk ke dalam rumah. Namun, sebelum dia mencapai pintu, Helen mengejarnya, "Eh, semalam kayaknya Hugo tidur di kamar Baby."
Jake tertawa geli, "Mana mungkin! Ngga usah cari ribut, kak."
"Tapi gue serius! Baby yang suruh kayaknya. Mereka cocok kok," balas Helen dengan nada menggoda.
Jake merespons dengan ekspresi kesal, tidak ingin berdebat lebih jauh. "Udah deh, jangan sok tahu." Dia mempercepat langkahnya, berusaha menghindari topik yang bisa membuatnya semakin jengkel.
Helen hanya tersenyum lebar, merasa puas bisa mengusik adiknya. Dia tahu hubungan antara Baby dan Hugo bisa jadi lebih rumit dari yang terlihat, dan dia ingin melihat bagaimana semuanya berkembang.
Jake berhenti di depan kamar Baby, mendengar suara tawa ceria yang berasal dari dalam. Suara itu menggema, penuh kebahagiaan, dan membuat Jake merasa tertekan.
"Semua aja lo rebut, anak manja."
Gumamnya kesal sambil mengepal tangannya. Rasa cemburu dan emosi tak terduga mulai menghampiri, dan dia berbalik, pergi ke kamarnya.
Tak lama kemudian, Hugo masuk ke kamar Jake dan terlihat terkejut ketika melihat sahabatnya sudah ada di sana.
"Lo kapan baliknya?" tanya Hugo, memperhatikan wajah Jake yang tampak sangat berbeda.
Jake menatap Hugo dengan serius. "Lo semalaman di kamar sama Baby?" dia menuntut, suaranya penuh penekanan.
Hugo terdiam sejenak, berusaha mencari kata-kata yang tepat.
"Mana mungkin. Gue barusan ke kamar dia, cuma dikasih ini," jawabnya sambil menunjukkan gelang di tangannya.
Jake semakin serius. "Lo tau kan, Baby udah dapat semua? Dia paling manja dan paling berkuasa di rumah ini."
Hugo mengangguk paham. "Dia adik kita."
Jake melanjutkan, suara penuh kemarahan. "Gue tau, tapi dia udah punya semua, Go. Gue nggak suka aja dia manja ke lo."
Hugo menanggapi dengan tenang. "Iya, gue cuma menghargai dia sebagai adik lo."
Jake menghela napas, seolah berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Semalam gue puas banget, anjir. Hahaha. Nanti sore gue jalan lagi sama dia."
Hugo mengernyit bingung. "Bukannya anak-anak minta kumpul sore?"
Jake tidak menjawab. Sebaliknya, dia menarik guling dan berbaring, berusaha menutup pikiran yang mengganggu tentang hubungan antara Hugo dan Baby. Dalam hatinya, ia berharap semuanya berjalan baik-baik saja, tetapi perasaan cemas tidak bisa diabaikan.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love 🔞 [Haruto]
RomanceDia ingat hari terakhir mereka bertemu. Kata-kata Baby masih terekam jelas di benaknya. "Kita cuma FWB, Hugo. Jangan baper, ya." Kalimat sederhana itu menghantamnya lebih keras daripada apa pun. Hugo menelan perasaannya dalam-dalam, memilih untuk pe...