Chapter 20 : Its breaks my heart

133 5 0
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Denger, Baby. Aku udah komit untuk S2 di sini. Aku mau fokus, tapi bukan berarti aku bakal lupa sama kita. friends with benefits ini bukan soal sekedar kesenangan fisik buat aku. Aku... sayang sama kamu, meskipun kita ga pernah bilang soal itu."

Deg!

Perkataan Hugo membuat Baby terkejut. Hatinya berdebar, dan dia berbalik, menatap Hugo dengan sorot mata yang berbeda. "Kamu bilang apa tadi?" tanyanya, nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Aku... enjoy dengan fwb ini." Hugo mengulanginya lagi, lebih pelan tapi jelas.

Baby menatap Hugo, lalu perlahan senyumnya mulai terbentuk. Namun, dia masih tampak ragu. "Kayaknya tadi kamu ga bilang itu deh."

Hugo terdiam, memikirkan ucapan tadi secara spontan itu. Ia tahu, mereka sudah melangkah jauh, dan perasaan itu nyata. Tapi status mereka, meski tampak sederhana, tetap mengandung kompleksitas.

"Emang kamu dengarnya aku bilang apa?" Jawab Hugo

Baby memandang Hugo lama, mencoba mencari kebenaran dalam kata-katanya. "Tadi kamu bilang... kamu sayang sama aku." ucap Baby pelan. "Tapi yaudah... mungkin aku juga salah dengar."

Hugo tidak menjawab langsung, melainkan memeluk Baby lebih erat, membiarkan keheningan menjawab kebingungan mereka berdua. Di saat itu, mereka sama-sama menyadari bahwa perasaan di antara mereka telah berkembang, namun ada ketakutan yang menghalangi keduanya untuk mengambil langkah lebih jauh.

***

Baby berjalan-jalan di sekitar kampus, memperhatikan lingkungan barunya. Cuaca di Perth cerah, namun hatinya terasa mendung. Sambil menunggu Hugo yang masuk ke perpustakaan, Baby melihat sekeliling, banyak mahasiswa yang tertawa dan berbincang. Terlihat beberapa orang Asia duduk bersama, menikmati waktu mereka.

"Di sini banyak orang Asia," pikir Baby, hatinya sedikit bergetar.

"Apa Hugo bisa menjaga hatinya?" Dia menggigit bibir bawah, memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi. "Aku juga siapa sih? Kenapa aku jadi posesif banget sama Hugo? Kita cuma fwb, ngga lebih dari itu. Tapi kenapa aku yang berlebihan?"

Melihat mahasiswa yang saling bercanda dan berbagi cerita, Baby merasa terasing. Dia merindukan kehadiran Hugo di sampingnya. Seharusnya mereka bisa menikmati waktu bersama, tetapi semua ini terasa rumit.

"Apa aku hanya akan jadi yang 'sedikit' di hidup dia? Gimana kalau dia jatuh cinta sama orang lain di sini?"

"Ya Tuhan, kenapa aku jadi kayak gini?" Baby merasa bingung. "Apa semua ini hanya perasaan sesaat? Atau aku benar-benar jatuh cinta sama dia?"

Saat memikirkan hal itu, Baby merasa sedikit lebih tenang, namun kesedihan masih menghantui. Dia memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya dan mulai menggulir feed media sosialnya, berharap bisa mengalihkan pikirannya sejenak. Namun, setiap gambar dan cerita yang muncul hanya mengingatkannya pada Hugo dan betapa berartinya pria itu baginya.

Tak lama kemudian, tiba-tiba Baby melihat Hugo berbincang akrab dengan seorang wanita. Senyumnya cerah dan sikapnya ramah membuat hati Baby bergetar. "Siapa dia?" pikirnya, rasa cemburu tiba-tiba muncul begitu saja. Tanpa berpikir panjang, Baby melangkah mendekat dan memeluk lengan Hugo dengan erat.

"Udah selesai?" tanyanya sambil menatap Hugo dengan ekspresi campur aduk. Wanita itu tampak bingung, memandangi Baby dengan mata lebar.

Hugo tersenyum, "Udah kok, Baby. Kenalin ini teman aku, Camila."

Baby dan Camila saling bertatap, dan suasana tiba-tiba terasa tegang. "Baby, pac-," Hugo berusaha memperkenalkan, tetapi kalimatnya terpotong.

"Adiknya sahabat gue," kata Hugo tegas, dan Baby terkejut mendengar pernyataan itu. Camila mengulurkan tangan, "Ah! Yang kamu ceritakan itu ya. She's pretty."

Baby hanya bisa tersenyum paksa, merasa tidak nyaman meskipun pujian itu ditujukan padanya.

**
📍Coffe Shop

Mereka berpindah ke kafe terdekat, namun suasana hati Baby mulai memburuk. Selama di meja, Baby terdiam, dan Hugo memperhatikan dengan cermat.

"Kamu kenapa? Kok mendadak diam?" tanya Hugo pelan. Baby menggeleng, berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Hugo, merasa ada yang tidak beres, mencoba merangkul Baby, tetapi Baby menepis tangannya. "Maksudnya apa tadi bilang ke Camila tuh?" kata Baby, suaranya bergetar karena emosi yang tertahan.

"Bilang apa?" Hugo balik bertanya dengan nada bingung.

"Bilang soal tadi, gausah sok lupa!" Baby mengeluarkan unek-uneknya, dan Hugo tertawa kecil, tampak santai.

"Kamu emang bukan pacar aku kan."

Deg!

Jawab Hugo, dan saat itu, hati Baby seakan terhujani duri. Air matanya mengancam untuk jatuh, merasa sakit mendengar kalimat itu.

Tbc...

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang