Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***Sementara itu, di rumah sakit, suasana sangat berbeda. Kedua orang tua Alex tampak sangat marah, terutama Mona, mamanya Alex.
Jennie datang dengan ekspresi tenang, tapi khawatir dengan keadaan Alex.
"Gimana keadaan Alex, Bu?" tanya Jennie hati-hati, mencoba menjaga ketenangan.
"Anak saya parah keadaannya!" teriak Mona, penuh kemarahan. Wajahnya tegang dan matanya penuh kemarahan yang tidak bisa dia sembunyikan.
Mona tak bisa menahan emosinya. "Pokoknya saya nggak terima! Saya mau jalur hukum di sini!" lanjutnya dengan nada tegas, penuh dendam.
Jennie terlihat terkejut, tapi dia tetap tenang mendengarkan.
"Dan ini bukan cuma sekali Hugo bertindak kasar kepada Alex!" tambah Mona, semakin memperlihatkan kemarahannya. "Ini sudah keterlaluan! Alex hampir mati gara-gara dia!"
Suasana di rumah sakit menjadi semakin tegang, karena ancaman jalur hukum mulai diungkapkan, dan perang besar antara keluarga Alex dan Hugo tampaknya akan segera dimulai.
***
Sementara itu, di rumah Baby, suasana jauh lebih tenang. Baby melangkah turun dari kamar, menuju ruang makan. Hugo, yang masih tertidur pulas di kamar, memberinya sedikit waktu untuk menenangkan diri.
"Gimana Hugo, By?" tanya mamanya yang tengah sibuk di dapur.
Baby menghela napas panjang. "Udah ngga apa-apa, Ma. Tapi dia masih tidur sekarang," jawab Baby, duduk di kursi meja makan.
Mamanya menatapnya dengan rasa ingin tahu. "Sebenarnya kamu dan Alex ada apa, sih?"
Baby menggigit bibirnya, merasa kesal setiap kali nama Alex disebut. "Baby ngga ada apa-apa, Ma. Alex aja yang minta balikan terus." Nada suaranya menunjukkan kelelahan emosional. Dia benar-benar merasa terganggu dengan sikap Alex yang terus mencari masalah, padahal jelas Hugo sudah menghajarnya dua kali.
"Maaf, ya, Ma." Baby berkata dengan nada bersalah.
Mamanya tersenyum, meski matanya masih menyiratkan kekhawatiran. "It's okay, sayang. Mama cuma khawatir sama kamu, itu aja."
Di sisi lain, di lobby rumah sakit, Helen dan Jake sedang menunggu papanya. Jake tampak gelisah, kakinya bergerak tak tenang. Helen, yang duduk di sampingnya, memegang pahanya dengan lembut.
"Bisa diam ngga kaki kamu?" Helen mengeluh, tapi suaranya lembut. Dia tahu Jake sedang memikirkan sesuatu.
Jake menghela napas, matanya menerawang, seakan mau berbicara tentang masalah yang membebani pikirannya—tentang Baby, adiknya yang paling bungsu, yang sekarang sedang hamil.
"Aku ngga nyangka Baby bakalan diperebutkan kayak gini," ucap Helen, suaranya tenang tapi penuh perasaan. Dia juga merasa terkejut dan sedikit khawatir tentang keadaan Baby.
Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba Ryan dan mamanya Hugo, Jennie, mendekat. Jennie tersenyum sopan, tapi ada ketegangan di wajahnya.
"Helen, Jake, makasih ya udah urus soal ini. Tante mau nanya, Hugo di mana?" tanya Jennie.
Helen dan Ryan saling bertatapan, tapi suasana di antara mereka dingin. Tak ada sapaan yang hangat seperti biasanya.
"Hugo di rumah, Tan," jawab Jake sambil mengalihkan pandangannya.
Jennie tampak sedikit terkejut. "Baru kali ini Tante lihat Hugo bisa berantem sampai temannya babak belur," katanya, mengacu pada keadaan Alex yang parah akibat perkelahian dengan Hugo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unseen Love 🔞 [Haruto]
RomansaDia ingat hari terakhir mereka bertemu. Kata-kata Baby masih terekam jelas di benaknya. "Kita cuma FWB, Hugo. Jangan baper, ya." Kalimat sederhana itu menghantamnya lebih keras daripada apa pun. Hugo menelan perasaannya dalam-dalam, memilih untuk pe...