Chapter 22 : Morning view 🔞

214 6 0
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Dia menggenggam tangan Baby erat, seolah-olah takut kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menggenggam tangan Baby erat, seolah-olah takut kehilangan.

"Tapi yang aku tau, aku ga mau kita berakhir."

Baby terdiam mendengar kata-kata itu, hatinya berdesir. Selama ini ia berusaha untuk tidak menunjukkan perasaan sebenarnya. Namun, semakin lama, semakin sulit untuk menutupinya.

"Kamu tau, aku sayang sama kamu," ucap Baby pelan, suaranya hampir seperti bisikan.

Deg!

Hugo menatap Baby dengan ekspresi yang sulit ditebak. Dia tak langsung menjawab, tapi genggamannya di tangan Baby semakin kuat. "Kamu sayang sama aku?"

"Hah? Aku emang bilang apa?" tanya Baby, matanya mencari jawaban di wajah Hugo.

"Ah! Nevermind." Hugo terlihat bimbang, namun ada kejujuran dalam suaranya yang tidak bisa diabaikan.

Baby terdiam lagi. Ia tahu Hugo benar, tapi hatinya tak bisa berhenti berharap. "Aku ga mau kehilangan kamu, Go. Aku takut kalau kamu pergi, kamu akan lupain aku."

Hugo tersenyum tipis, lalu mencium kening Baby dengan lembut.

"Aku ga akan lupa sama kamu. Kamu tuh berarti buat aku."

Namun, di dalam hatinya, Hugo merasa berat karena ia tahu bahwa mempertahankan hubungan ini tidak akan mudah, terutama ketika perasaan yang sebenarnya semakin sulit untuk diabaikan.

Hugo dan Baby kembali larut dalam ciuman yang semakin panas. Ciuman itu seolah menjadi pelarian dari segala keraguan yang mereka rasakan. Baby menarik tubuh Hugo semakin dekat, tubuh mereka nyaris tak berjarak. Setiap sentuhan terasa penuh gairah, tapi di balik itu juga ada perasaan yang tak bisa disangkal—sebuah keterikatan yang lebih dalam daripada sekadar hasrat.

Hugo membiarkan tangannya menjelajahi punggung Baby dengan lembut, sementara napas mereka semakin memburu. Ciuman mereka semakin intens, seolah tak ingin ada jarak di antara mereka. Baby menggigit bibir bawah Hugo dengan gemas, sementara Hugo menahan napas dan menariknya lebih dekat, mengunci tubuh Baby dalam pelukan yang penuh gairah.

"Mmhh... kamu bikin aku gila," bisik Hugo di antara napasnya yang tersengal.

Baby hanya tersenyum tipis, matanya setengah terpejam, menikmati setiap sentuhan dan ciuman Hugo.

"Kamu juga bikin aku gila," jawabnya dengan suara serak.

Hugo kembali mencium Baby, kali ini lebih dalam dan penuh hasrat. Tubuh mereka seakan menyatu, bergerak dengan ritme yang selaras. Sentuhan Hugo pada Baby membuat setiap inci kulitnya merasakan desir yang begitu kuat. Mereka saling menjelajah, saling mengisi, melupakan sejenak semua batasan yang mereka buat sendiri.

Namun, di tengah panasnya ciuman itu, ada sesuatu yang bergejolak di dalam hati Baby. "Apa ini lebih dari sekadar fisik?" pikirnya. Tapi, sebelum ia bisa merenungkannya lebih jauh, Hugo sudah menenggelamkannya kembali dalam ciuman yang penuh gairah, membuatnya tak bisa berpikir jernih.

Perlahan, keduanya kembali ke ranjang, ciuman mereka semakin liar, saling menyatakan hasrat tanpa perlu kata-kata. Mereka tenggelam dalam momen itu, membiarkan semua keraguan, ketakutan, dan kecemasan tertinggal di belakang... setidaknya untuk malam ini.

***
Jam: 6.30

Baby baru terbangun dan menyadari Hugo tidak ada di sebelahnya. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia bangkit dari tempat tidur, mengenakan jubah tipis, lalu keluar dari kamar mencari Hugo.

Saat tiba di ruang tamu, ia melihat Hugo duduk di sofa, menatap ponsel dengan wajah serius. Tanpa ragu, Baby mendekatinya dan langsung memeluk dari belakang, meletakkan dagunya di pundak Hugo dengan gaya manja.

"Kamu kenapa udah bangun sepagi ini?" tanya Baby dengan suara serak yang masih terdengar mengantuk, sambil menempelkan ciuman tipis di punggung Hugo.

Hugo tersenyum tipis, mematikan ponselnya, dan menoleh ke arah Baby. "Ada yang harus aku cek sebentar tadi," jawab Hugo, tapi nada bicaranya berubah lebih santai begitu ia merasakan ciuman Baby di lehernya.

Baby kemudian merangkak lebih dekat ke sisi Hugo, mencium lehernya dengan penuh godaan, perlahan-lahan memberikan sensasi panas pada pagi itu. Hugo menghela napas panjang, menatap Baby dengan mata penuh keinginan. Tanpa berkata-kata, Hugo memutar tubuhnya sehingga kini mereka berhadapan.

Bibir Baby segera bertemu dengan bibir Hugo, dan keduanya tenggelam dalam ciuman yang semakin lama semakin dalam, seolah dunia di luar sana tidak ada.

Mereka saling mendesah di antara ciuman yang semakin panas, tangan Hugo merengkuh tubuh Baby erat, sementara Baby terus menjelajah tubuh Hugo dengan sentuhan yang membuat suasana pagi semakin hangat. Keduanya hanyut dalam kenikmatan yang mereka ciptakan bersama, menikmati setiap momen kebersamaan sebelum akhirnya terpisah oleh jarak.

Saat Baby dan Hugo tengah asyik dalam keintiman mereka, tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing bagi Baby, "Hai by, morning."

Baby menoleh terkejut, dan betapa kagetnya dia melihat sosok Camila berdiri di dekat pintu. Tanpa pikir panjang, Baby langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, terutama bagian dadanya yang terlihat. Wajahnya memerah, campuran antara malu dan marah. Ia menatap Hugo yang tampak tenang, meskipun situasi ini jelas membuat Baby tidak nyaman.

"Sorry ya, aku ada urusan sama Camila," kata Hugo dengan nada biasa. "Nggak tega bangunin kamu."

Baby menggigit bibir, berusaha meredam emosi yang mulai naik ke permukaan. Matanya menyipit, menatap Hugo seolah bertanya kenapa Camila harus datang di saat seperti ini. Di sisi lain, Camila hanya tersenyum kecil, seolah merasa canggung tapi berusaha tetap ramah. Suasana yang tadinya penuh gairah berubah menjadi tegang dan serba salah.

"Urusan apa?" tanya Baby dengan nada sedikit ketus, masih berusaha menjaga suaranya tetap tenang.

Hugo menghela napas, mengusap pundak Baby pelan seolah mencoba menenangkan situasi. "Nggak lama kok, cuma urusan kampus sebentar. Kamu tenang aja, ya."

Baby masuk kembali ke kamar dengan perasaan kesal yang semakin membuncah. "Shit! Kenapa sih ada cewe itu lagi?!" gumamnya sambil menghempaskan tubuh ke kasur. Kejadian tadi benar-benar membuat suasana hatinya berantakan, dan kini pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang hubungan Hugo dengan Camila.

Tiba-tiba ponsel Hugo bergetar, dan Baby, yang masih belum tenang, melirik layarnya. Ada chat dari Jake.

Melihat chat itu, amarah Baby semakin membara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat chat itu, amarah Baby semakin membara. "Apa-apaan sih mereka ini!" pikirnya. Tanpa berpikir panjang, Baby langsung mengetik balasan dengan penuh emosi, "Gausah rekom soal cewe sama Hugo!"

Tbc...

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang