Chapter 2 : Friends With Benefits

449 10 3
                                    

Jangan lupa vote, like dan komennya 🫶🏻
***

Baby menatap balik dengan senyum kecil di bibirnya, kali ini lebih serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baby menatap balik dengan senyum kecil di bibirnya, kali ini lebih serius. "Kamu tau... friends with benefits. Kita tetap sahabatan, nggak ada perasaan. But, we can... ya, having fun."

Hugo terdiam. Ekspresinya berubah, mencerminkan kebingungan dan sedikit ketegangan.

"Baby, ini bukan ide yang bagus. Kita sahabatan, dan kamu tahu, hubungan kayak gitu... bisa bikin semuanya rumit."

"Kenapa? Kamu ga mau? Aku ga cantik? Lagian perlu kamu tau. Justru sebaliknya, kita ga akan merusak apapun, because we doing without feeling each other. Kita berdua juga belum punya pacaran masing-masing, Dan soal Jake dia ga akan tau, cuma kita berdua. Aku cuma percaya kamu."

Kata-kata Baby menusuk Hugo. Ia tahu Baby sedang bermain-main dengan api, dan ia mencoba menahan diri agar tidak tersulut. Namun, cara Baby menatapnya dengan mata yang setengah tertutup, lembut dan sedikit menantang, membuat hatinya goyah.

"Baby... ini ngga semudah itu."

"Bisa, kalau kamu mau dan kita lakukan tanpa orang lain tau."

Baby tersenyum tipis, lalu mengangkat bahunya, seolah-olah itu adalah hal paling normal di dunia. "Lagipula, siapa yang lebih cocok daripada kita? Kita udah kenal lama, udah nyaman satu sama lain. Gimana?"

Hugo terdiam sejenak, menimbang segala kemungkinan yang akan terjadi. Tapi saat itu, di antara kebingungannya, ada perasaan yang menyeruak. Mungkin ini bukan tentang friends with benefits semata. Dan mungkin, keduanya sudah terlalu dalam untuk berhenti.

***

Mobil Hugo melaju perlahan di jalanan yang mulai dipenuhi oleh kesibukan pagi. Di dalam kabin, suasana terasa begitu sunyi, hanya terdengar suara deru mesin dan sesekali klakson dari kendaraan lain.

Hugo sesekali melirik ke arah Baby yang duduk di sampingnya, tapi tak satu pun dari mereka berbicara. Sejak obrolan tentang friends with benefits tadi, atmosfer di antara mereka berubah. Ada sesuatu yang tidak terucap, tapi terasa begitu jelas.

Pikirannya terus berputar. Apa yang Baby minta bukan sekadar "bersenang-senang."

Hugo tahu itu. Dia tidak bisa menutupi perasaannya sendiri terhadap Baby. Dia sudah menyimpan perasaan itu terlalu lama, dan kini, semuanya terasa semakin berat.

Tidak lama mobilnya berhenti perlahan di depan rumah Baby. Keduanya masih diam. Baby melepaskan sabuk pengamannya, lalu menoleh menatap Hugo. Matanya masih menyiratkan sesuatu, dan di sudut bibirnya ada senyum kecil yang seolah menggoda, namun juga penuh teka-teki.

"Aku mau kita having fun, Hugo."

Suara Baby lembut, hampir berbisik. Tapi meski begitu, kata-katanya terasa berat di telinga Hugo.

Hugo menelan ludah, tangan kanannya mencengkeram setir lebih erat. Ini bukan cuma tentang bersenang-senang, pikirnya. Dia tahu betul sisi lain dari permainan ini—friends with benefits bukan hanya soal fisik. Bukan hanya soal momen singkat di antara mereka. Di dalamnya, ada perasaan yang terseret, batas yang perlahan memudar. Dan bagi Hugo, perasaannya terhadap Baby bukan sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja.

Dia menarik napas dalam, mencoba merangkai kata-kata yang tepat.
"Baby... aku ngga yakin ini—"

Namun sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Baby bergerak mendekat. Dia mencium pipi Hugo dengan lembut, sentuhan yang singkat namun cukup untuk membuat dada Hugo bergetar. Bibir Baby terasa hangat, meski hanya sekilas.

"Terima kasih udah nganter aku pulang," ucap Baby dengan senyum kecil, sebelum ia menarik diri, membuka pintu, dan turun dari mobil.

Hugo masih terdiam di tempat, perasaan campur aduk membebani pikirannya. Dia ingin menghentikan Baby, memintanya untuk berpikir ulang, tapi kata-kata itu tak pernah keluar. Pintu mobil tertutup dengan suara yang berat di telinganya, seolah menandakan babak baru yang entah akan membawa mereka ke mana.

Melalui kaca mobil, Hugo melihat Baby berjalan menuju pintu rumahnya, lalu melambaikan tangan dengan santai sebelum masuk ke dalam. Namun, di balik senyum dan keceriaan yang tampak dari luar, Hugo tahu ada sesuatu yang lebih dalam di antara mereka.

Tbc...

Unseen Love 🔞 [Haruto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang