part 20

35 4 1
                                    

********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

********

Saat Luna membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, ia dikejutkan oleh sosok Alma dan Leo yang sedang duduk di ruang tamu bersama Gretta. Melihat nenek dan kakeknya datang berkunjung membuatnya sedikit gugup. Meskipun Leo selalu menyambutnya dengan hangat, tapi kehadiran Alma sering kali membuat Luna merasa was-was. Dia tahu betul bagaimana perasaan neneknya yang dingin dan cenderung tak menyukainya, meski ia tak pernah mengerti mengapa.

"Oh Luna!, akhirnya kamu pulang juga" Leo menyapanya dengan suara ramah dan senyuman hangat yang seketika membuat hati Luna sedikit tenang. Ia berjalan mendekat dan menunduk sopan, membalas sapaan kakeknya dengan lembut, "Selamat sore, Kakek, Nenek."

Kakeknya merentangkan tangan, memberi isyarat untuk mendekat, dan Luna menyambutnya dengan pelukan hangat, seolah ia benar-benar telah lama menanti momen ini. Namun, di tengah kehangatan itu, terdengar suara Alma yang berbisik cukup keras untuk didengar, "aaaa pantas saja, pintar sekali mencari muka, seperti ibunya...."

Luna hanya diam, menahan napas sejenak. Gretta yang berada di dekatnya menyadari kecanggungan itu meskipun gretta terkadang juga sering bersikap dingin pada Luna, tapi jika seperti ini ia juga tidak tega melihat Luna yang dikucil kan di keluarganya sendiri akhirnya gretta berusaha mengalihkan perhatian. "Luna, bagaimana kuliah hari ini? Kamu tidak terlalu lelah, kan?" tanyanya sambil tersenyum, mencoba mencairkan suasana.

Luna tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak terlalu lelah, mah. Kuliah hari ini cukup menyenangkan," jawabnya dengan tenang.

Gretta tersenyum lega, "syukur deh, kemana kakak kamu? Ko gak ikut pulang sama kamu?"

Luna menggumam, "__kak danny kayaknya pulang telat, karna mau main sama temannya"

Tanpa menjawab gretta mengangguk paham.

Melihat interaksi itu, Leo memberikan pandangan tegas ke arah Alma, seakan memberi isyarat untuk menahan ucapannya. Tak ingin membuat suasana semakin canggung, ia kemudian bertanya kepada Luna, "jadi, siapa yang mengantarmu pulang, Luna? Kakek lihat tadi ada yang mengantar di depan."

"Oh, itu Willi, Kek. Dia teman kampus" Luna terkekeh malu, Luna belum siap untuk mengakui hubungannya dengan willi.

Seketika wajah Leo seperti menggodanya. "Wah, teman atau teman nih" tanyanya penuh curiga.

Luna mengulum senyum nya, ia menunduk malu. Namun disaat yang bersamaan suara alma kembali membuat Luna menarik kembali senyumannya.

"Selesaikan saja dulu study mu, jika mau pacaran lalu untuk apa kau kuliah" Alma tanpa ragu menyindir Luna

Hening sesaat, gretta memejamkan matanya sejenak lalu kembali mencairkan suasana. "Jika itu untuk memotivasi anak-anak semakin giat belajar, kayaknya tidak apa-apa deh buk."

"Benar itu gretta, papa dulu juga seperti itu saat menjadi mahasiswa di kampus" Sahut leo sengaja membela cucunya.

Luna mengangguk dengan senyum tipis, tetapi tatapan neneknya yang tajam mengarah padanya, seakan ingin menginterogasi siapa sosok Willi yang dianggap berani mendekati cucunya. "Huh, zaman sekarang... remaja seumuranmu sudah memikirkan cinta-cintaan," gumam Alma dengan nada tak menyetujui.

Dear Luna (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang