*******
Beberapa bulan berlalu, kehidupan keluarga Danny dan Luna perlahan kembali ke ritmenya. Gretta, sang ibu tiri, tetap menjadi sosok yang penuh kasih, memastikan bahwa Luna merasa seperti anak kandungnya sendiri. Baginya, kehadiran Luna adalah pelipur lara setelah kepergian Rey. Selain itu, ia juga bangga melihat Danny yang kini semakin dewasa, penuh tanggung jawab, dan begitu melindungi keluarganya, terutama Gretta dan Luna.
Danny dan Luna menjalani hari-hari mereka seperti biasa, berusaha menjaga hubungan yang hangat meskipun keduanya menyimpan perasaan yang berbeda di dalam hati. Luna, yang tahu bagaimana Danny memandangnya, memilih untuk tetap menjaga hubungan mereka dalam batasan yang wajar. Di sisi lain, Danny tetap berusaha bersikap normal, memastikan kedekatan mereka tidak berubah dan terus menunjukkan perhatian tanpa membuat Luna merasa tidak nyaman.
Kehidupan kampus mereka menjadi tempat di mana kebersamaan mereka sering terlihat. Mereka berangkat bersama, makan siang bersama, bahkan tertawa dan bercanda di depan teman-teman mereka. Riri, Travis, Jaden, dan Naomi—teman-teman terdekat mereka—sering kali mengamati hubungan Danny dan Luna. Mereka merasa ada sesuatu yang lebih dalam di antara keduanya, sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. Bahkan, gosip kecil sempat beredar di kalangan mahasiswa bahwa mereka tampak seperti pasangan, meski kenyataannya mereka hanya saudara tiri.
Namun, di balik suasana yang tampak ringan itu, masih ada bayangan masa lalu yang menghantui Luna. Teman-temannya tahu bahwa hubungan Luna dengan Willi telah berakhir. Luna pernah bercerita kepada Riri dan Naomi tentang fakta yang memisahkan dirinya dan Willi, sebuah kenyataan pahit yang membuat hubungan mereka tak mungkin dilanjutkan. Kini, setiap kali Luna dan Willi secara tidak sengaja bertemu di kampus, keduanya tampak canggung. Tak jarang mereka saling menghindar, mencoba menjaga jarak untuk menghindari rasa sakit yang masih tersisa.
Riri, yang selalu mendukung Luna, sering kali berusaha menghiburnya. "Luna, kamu harus mulai melangkah maju. Aku tahu ini tidak mudah, jangan takut kami semua di sini untuk kamu," katanya suatu hari, saat mereka duduk di taman kampus.
Luna tersenyum tipis, mencoba menunjukkan ketegaran meski hatinya masih rapuh. "Aku tahu, Riri. Aku hanya butuh waktu. Semua ini masih terlalu sulit untuk aku hadapi," jawabnya lirih.
Di sisi lain, Danny memperhatikan semua itu dari kejauhan. Ia tahu bahwa Luna masih terluka, tetapi ia juga tahu bahwa waktunya belum tiba untuk mengungkapkan perasaannya lebih jauh. Ia memilih untuk tetap menjadi pelindung, memastikan Luna merasa aman dan dicintai meski dalam peran sebagai kakak tiri. Baginya, menjaga kebahagiaan Luna lebih penting daripada memenuhi keinginannya sendiri.
Meski keadaan tampak mulai membaik, hubungan antara Luna dan Willi tetap menjadi luka yang belum sepenuhnya sembuh. Willi sendiri sering kali terlihat termenung, memikirkan bagaimana cinta yang begitu besar harus berakhir dengan cara yang tak ia inginkan. Namun, keduanya tahu bahwa mereka harus menerima kenyataan ini, meskipun hati mereka berkata sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Luna (END)
Teen Fiction⚠️jangan plagiat‼️ide mahall sengkuu, yuk guys sebelum baca janlup follow dulu⚠️ "Orang menangis bukan karena mereka lemah. Tapi, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama" -Luna Ruzelia "Tujuanku adalah selalu membuatmu, ter...