SYN 15. Sieun dan Seongje 2
Malam itu, setelah makan malam bersama teman-temannya dan mengunjungi ayahnya di kantor, tiba-tiba saja Sarang berkata bahwa dia akan pergi ke kedai Gwangseok saat itu juga. Dia bahkan tidak peduli dengan keamanan, keselamatan, waktu yang mendekati tengah malam, ataupun kerja lembur orang-orang di akhir pekan. Paman sampai harus buru-buru menghubungi kantor pusat ECO grup (ps: tadinya ECC, tapi aq ganti biar lebih gampang diinget, baca eps. SRG08) karena Nona nya tidak mau menunggu satu detik pun, seakan dia sudah lupa bahwa belum lama ini dia baru saja mengalami insiden penculikan sampai di rawat di rumah sakit. Rasanya jiwa paman menua setahun lebih cepat.
Yah, untung lah kedai sedang tidak begitu ramai hari itu, jadi mereka bisa langsung menjalankan prosedur keamanan dan menutup kedai sambil menunggu beberapa pelanggan yang masih di dalam.
Hingga kemudian mobil yang dinaiki Sarang pun sampai.
"Paman sudah memberi tahu Seongje?" Tanya Sarang begitu melangkah turun dari mobil.
Paman yang sedang membukakan pintu untuknya, menjawab, "Sudah, Nona."
"Bagus." Ucapnya. Sarang pun menghela nafas keras-keras seraya memandang ke sekitar. "Benar, lebih baik bekerja daripada memikirkan hal-hal yang remeh." Tambahnya yakin.
Paman tahu apa yang sedang dipikirkan Sarang. Ini pasti soal Baekjin Na. Dia benar-benar tidak bisa datang ya?
"Hanya karena satu cowok." Gerutu paman tanpa sadar. Tapi sialnya, Sarang mendengar itu.
Sarang pun berhenti di depan pintu, seraya berkata, "Paman diluar saja!" Katanya.
"Eh? Nona?"
"Paman menyebalkan." Lanjut Sarang mendengus kesal. Dia bahkan melanjutkan langkah tanpa menoleh.
"Haha, Anda bercanda, kan?" Kata Paman mengikuti langkahnya. Tapi ketika mereka baru saja berjalan melewati pintu, tiba-tiba Sarang berhenti.
"Ada apa, Nona?" Tanya paman.
Sarang berdiri diam di depan pintu, terlihat amat sangat terkejut. Lalu paman melirik ke dalam dan pemandangan di depannya membuat nya ikut ternganga.
Disana ada Seongje Geum yang mendorong seorang pria di atas meja sementara beberapa meja dan kursi di sekitarnya bergelimpangan.
Sekali lihat saja, sudah jelas mereka sedang berkelahi.
"Seongje!!!" Seru Sarang keras. Laki-laki yang dipanggil itu menoleh dan terbelalak.
"Sarang?!!" Gumamnya terkejut.
Apa yang sebenarnya terjadi?
***
Kembali ke beberapa menit sebelum Sarang datang.
Seongje Geum baru saja sampai di depan kedai dengan pikiran yang kusut. Sudah sejak tadi dia bersusah payah menekan keinginannya untuk mengamuk. Ingin sekali rasanya dia mendatangi markas Full Moon dan menghajar mereka saat itu juga. Dia ingin mematahkan kaki tangan mereka, mencongkel mata mereka dan juga membakar habis gedung kumuh tempat mereka berkumpul yang disebut markas itu. Dan kalau mungkin sedikit beruntung, menarik keluar Seungjin Joo dari sana.
Sialan! Sudah jelas ini semua adalah ulah mereka. Tapi Seongje tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa menahan diri karena tidak punya bukti. Jika bertindak gegabah, dia khawatir itu berakibat buruk untuk ECO grup, terutama Sarang. Dia mungkin agak moody dan temperamental, tapi setidaknya dia masih punya sedikit logika untuk berfikir.
"Ini gara-gara Seungjin Joo." Gerutu Seongje.
Kerja sama apanya? Jika saja sejak awal dia meninggalkan Seungjin Joo membusuk sendirian, hal semacam ini tidak akan terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending Buat Bias Ku
FanfictionBaekjin Na, tokoh antagonis utama di webtoon kesukaan Sarang, berakhir meninggal karena kecelakaan. Sosoknya yang over power dan tidak terkalahkan bahkan oleh pemeran utama cerita, membuat semua pembaca kecewa dengan ending cerita aslinya. Jadi, Sar...