READ NOTES BELOW
-------------------------------
Zayn's Point of ViewAku benar.
Itu Harry.
Aku melihat mereka berdua yang berjalan mendekati mobil putih Harry. Mereka tampak berbincang-bincang sebelum Harry memasuki mobilnya.
Yang parahnya itu..
Harry menarik Rosie kepelukannya lalu mengusap beberapa kali rambutnya sebelum ia memasuki mobilnya.
Sialan...
Hatiku langsung memanas melihat mereka berdua. Beraninya Harry.. Memangnya Harry itu siapanya Rosie? Apakah mereka sudah resmi berkencan? Apakah Harry sudah menggantikan posisiku? Apakah Harry sekarang sudah bebas memeluk dan mencium Rosie?
Apakah, apakah, dan apakah.
Rasa penyesalan berkumpul di dadaku. Aku sangat menyesal telah membuat Rosie marah dan akhirnya kami jadi begini. Andai saja waktu itu Rosie tidak usah marah. Atau aku tidak usah mengencani Bella. Pasti kami tidak akan menjadi seperti ini.
Tapi aku juga tidak mau menjadi egois. Aku tidak mau dan tidak berhak melarang Rosie dekat dengan orang lain sementara aku sendiri sudah berpacaran dengan orang lain.
Seperti yang orang bilang,
You can't blame someone for walking away if you didn't do anything to make them stay.
***
Aku berjalan di suatu tempat. Aku tidak mengenali nya sama sekali. Gedung-gedung pencakar langit ada dimana-mana. Orang berlalu-lalang dengan sibuknya di depanku.
Sebenarnya, dimana aku?
Aku tidak mengenal sama sekali siapapun orang yang berlalu lalang di depanku dengan enaknya. Aku tidak mengenal bangunan apa yang ada di depanku. Aku seperti orang tersesat.
Aku memutuskan untuk berjalan sambil mencoba bertanya kepada orang-orang angkuh yang tidak mau menjawab pertanyaanku. Orang-orang sialan.
Aku berjalan hingga aku menemukan kedai kopi kecil. Aku masuk ke kedai itu karena aku lelah. Baru saja aku ingin menduduki satu kursi saat aku melihat apa yang ada di ujung ruangan.
Rosie dan Harry.
Mereka duduk berhadapan di meja yang sama. Tapi mereka seperti sedang bertengkar. Aku mengamati mereka. Tiba-tiba aku melihat Rosie berdiri, lalu ia menarik sesuatu dari jarinya dan melemparnya begitu saja.
Cring!
Seperti berada di film, benda yang dilempar Rosie tadi jatuh tepat di depan kakiku. Aku menunduk untuk mengambilnya.
Ini.. cincin?
Aku mengamati cincin itu dengan seksama. Ada tulisan di cincin itu, aku dapat merasakannya saat aku merabanya tadi. Dengan susah payah aku mencoba membaca tulisan itu.
H.S & R.M
Apa maksudnya ini? H.S dan R.M itu apa? Harry Styles? R.M itu apa?
Kalau H.S itu ternyata nama panjang Harry.. R.M itu...
Rosie Meverdeen.
Tidak salah lagi. Ini cincin pernikahan. Apa itu artinya Harry dan Rosie sudah menikah? Tapi kapan? Bukankah kami bahkan belum kuliah? Kenapa mereka tiba-tiba sudah menikah?
Saking terlarutnya aku dalam pikiranku sendiri, aku sampai tidak sadar kalau Harry dan Rosie sudah tidak berada di kedai itu. Aku mengantongi cincin Rosie tadi dan keluar kedai berusaha mencari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion // z.m [EDITING]
RandomThere are times when we have to stop lying to ourself. No matter how we try to continue to lie, lie it will be seen by itself, without us knowing.