CHAPTER 18

2.2K 260 14
                                    

Rosie's Point of View

Pagi ini kepalaku pusing sekali. Kepalaku berat sekali rasanya. Sepertinya karena semalam aku keramas dan tidak mengeringkannya dulu. Lalu aku langsung tidur makanya kepalaku menjadi pusing begini.

Aku adalah satu-satunya orang di rumah karena ibuku sudah berangkat duluan dan mengantar Camille ke sekolahnya terlebih dahulu.

Aku berjalan keluar kamar untuk membuat susu hangat. Tidak lupa aku membawa handphone ku juga kalau-kalau ada telepon aku tidak perlu kembali ke kamar.

Aku melihat jam, hampir jam 8. Sepertinya membolos sehari tidak akan membuatku ketinggalan semua pelajaran. Jadi lebih baik aku membolos karena aku tidak memiliki niat sekolah sama sekali.

Aku menyalakan tv dan duduk di sofa sambil meminum susu hangatku. Kalau sedang sakit kepala begini, aku tidak nafsu makan. Tapi inginnya minum terus, entah kenapa.

Drtt...drrt...

Sebuah notification message masuk ke handphoneku. Nama Niall tertera disana. Aku segera membukanya,

From: Niall
Hey where r u

To: Niall
In my comfy place

From: Niall
Jangan bilang kau tidak masuk sekolah

To: Niall
I'm sick

From: Niall
I'm on my way then.

Aku menghela nafas ketika Niall bilang ia dalam perjalanan kesini. Ah, dasar merepotkan. Kalau dia kesini kan aku harus mandi atau minimal ganti baju tapi tubuhku sendiri sangat malas untuk digerakkan.

Mengerang, aku meletakkan gelas susu hangatku yang tinggal sedikit di meja dengan asal dan kembali ke kamar untuk berganti baju. Aku berganti dengan sweater hangat milik kalau tidak salah sih tante ku (Dia beli dan kekecilan, dan tidak bisa ditukar jadi dia kasih ke aku), lalu legging 3/4, dan kaus kaki pendek. Ah terserah tapi ini nyaman sekali. Lalu aku menggosok gigi di wastafel, tidak lupa mencuci muka.

Sambil menunggu Niall, aku kembali ke sofa dan menonton tv. Rumah sepi sekali. Cuma suara tv yang mengisi rumah kecilku ini.

15 menit kemudian, aku mulai bosan di rumah. Tidak ada teman, tidak ada makanan dan aku juga malas untuk membeli bahan, tidak ada hiburan lain kecuali tv dan handphoneku. Kapan sih Niall sampai?!

Ah lebih baik ku kirim pesan saja.

To: Niall
WHERE R U

Sent.

Tidak lama setelah aku mengirimkan pesan untuk Niall, aku mendengar ketukan di pintu rumahku. Apa itu Niall? Apa itu orang lain?

Aku berjalan ke pintu dan mengintip dahulu sebelum membukanya. Yang kulihat adalah seseorang berambut pirang dengan wajah menggemaskan dan membawa kantung plastik yang cukup besar. Aku membukakan pintu.

"Hey,"sapa Niall.

"Hi,"sapaku. Aku memiringkan badanku sehingga Niall bisa masuk ke rumah. Setelah Niall masuk aku menutup pintu dan mengikuti Niall yang sekarang duduk di sofaku dengan kantung plastik itu di sebelahnya.

"Kau bawa apa?"tanyaku, memaksudkan kantung plastik di sebelahnya itu.

"Oh, ini, pizza. Kau mau?"tawar Niall. Aku menggeleng karena aku tidak nafsu makan. "Yakin tidak mau?"tanya Niall lagi.

Aku menggeleng lagi.

"Yasudah aku makan ya,"ujar Niall, lalu ia membuka kotak pizza itu dan mengambil satu slice.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang