CHAPTER 36

1.4K 198 6
                                    

Quick note: Dari beberapa chapter sebelumnya sampai habis bakalan banyak Zayn's POV nya tapi juga ada Rosie's POV kook!

Song of the chapter:

That should be me - Justin Bieber

--------------------------------------

Zayn's Point of View

Harry pergi sambil menggandeng Rosie, meninggalkanku duduk di sofa ini sendirian. Panas sekali rasanya aku melihat mereka berdua.

Aku melihat Rosie di sana, di dekat meja sambil memegang minuman bersama Harry. Harry berbicara sesuatu padanya dan Rosie tertawa senang. Ia terlihat bahagia sekali. Bagaimana bisa Harry tega untuk merusak kebahagiaan gadis sebaik dia?

Rosie harus tahu. Rosie harus tahu tentang bejatnya Harry. Harry memanfaatkan kepolosannya. Harry memang temanku, tapi untuk urusan ini ia telah melewati batas. Kami memang bukan lelaki baik-baik, tapi kami juga bukan bajingan.

Aku terus mengamati mereka berdua. Harry membisikkan sesuatu kepada Rosie lalu ia pergi meninggalkan Rosie. Aku berjalan mendekati Rosie. "Hey." Aku menepuk pundaknya. Dan itu menyakitkan bagiku karena ia langsung menghindar.

"Ada apa?" Suaranya dingin. Aku membuatnya seperti ini.. Dan yang lebih parahnya, aku akan melihatnya menangis ketika Harry selesai melaksanakan taruhan bodohnya itu.

"Rosie aku tahu kau membenciku sekarang tapi aku ingin kau mendengarkanku kali ini." Rosie mengangkat satu alisnya tidak peduli. "Jauhi Harry. Dia benar-benar brengsek, Rosie. Ia memiliki rencana untuk mematahkan hatimu."

Rosie tertawa. Tertawa sarkas lebih tepatnya. "Zayn aku tak mengira kau sebodoh ini sekarang. Kau yang melukaiku, bukan Harry. Dan kau pikir aku akan mengikuti ucapan orang yang telah melukaiku? Ha. You wish,"ujarnya tajam. "By the way, orang yang kau bilang brengsek itu adalah pacarku sekarang. So you better go away, Zayn." Rosie berbicara dan menekan kata brengsek.

Aku begitu terluka mendengar ucapannya. Mereka sudah resmi pacaran? Harry sudah resmi mengambil alih posisiku di hati Rosie? Apa.. aku sudah tidak memiliki kesempatan lagi? Aku melamun sampai aku tidak merasakan bahwa Rosie sudah pergi. Dan bisa ku lihat dari sini sekarang ia sedang mengobrol dengan Liam.

PRANG!!

Saking marahnya, aku membanting gelas minuman ini. Membiarkan pecahan gelas ini berceceran di lantai. Aku tahu semua orang menatapku sekarang. Tapi aku tidak menaruh kepedulian sama sekali tentang itu. Persetan dengan semua orang.

Aku benci diriku sendiri.

Aku benci diriku karena telah membuat Rosie sebagai sasaran taruhan Harry.

Aku benci diriku sendiri karena akan membuat Rosie terluka.

"Zayn! Mate! Are you okay?!"

Aku mendengar seruan Niall. Shit.. semua orang menatapku sekarang. Bahkan Rosie, Rosie yang berada di sofa bersama Liam itu tengah menatapku juga.

Horrified looks from everyone in the room but i'm only looking at you...

Tanpa sadar aku telah berada di hadapan Rosie. Aku menariknya dan mengajaknya keluar dari sini bersamaku. Dia meronta-ronta meminta dilepaskan tapi aku tidak akan melepaskannya begitu saja. Aku membawanya ke mobilku dan mengunci pintunya.

"Bukakan pintunya Zayn! Kau gila!" serunya. Ia mengetuk-ngetuk jendela meminta tolong. Ha, dia kira Harry akan peduli dan menolongnya?

"Bisakah kau diam? Dengarkan aku dulu!" Seruku. Dia terlihat terkejut mendengar teriakanku. Well, setidaknya dia diam sekarang. "Thank you. Aku hanya meminta waktumu sebentar saja, untuk mendengarkanku."

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang