CHAPTER 15

2.3K 267 10
                                    

Zayn's Point Of View

Aku mengecek jam tangan ku berkali-kali. Ini sudah hampir jam kedua dan Rosie belum datang. Apa ia tidak masuk? Bukannya ia sudah sehat?

Aku sudah mengiriminya pesan daritadi namun tidak ada dari semua pesan ku yang ia balas. Jangankan di balas, dibaca saja tidak.

"Hey Man, kenapa gelisah begitu?"Tanya Liam di sebelahku.

Ya, kami -aku, Liam, dan Rosie- satu kelas sekarang di kelas Math. Makanya aku tahu kalau Rosie belum datang.

"Umm, tidak,"ucapku.

Liam terkekeh mendengar jawabanku, lalu dia berkata, "Ini aneh. Niall belum datang. Barusan Louis mengirimiku pesan kalau Niall belum masuk kelas musik bersamanya!"

Aku melongo.

Benarkan? Rosie belum datang dan Niall juga belum datang?

Apakah mereka bersama?

Apakah mereka sedang pergi bersama sekarang?

Ugh, kelas ini panas sekali.

Bukan kelasnya yang panas Zayn. Kau yang cemburu.

Benarkah?

***

"Rosie!"seruku. Rosie tengah berjalan terburu-buru ke arah kelas musik. Lho, dia baru datang?

"Rosie!" Ah sial. Dia tidak menoleh.

Terpaksa aku berlari mengejarnya lalu menahan tangannya ketika ia tinggal selangkah lagi menuju kelas musik.

"Ada apa, Zayn? Aku hampir telat!"ujarnya.

"Kau habis darimana baru datang jam segini?"tanyaku.

"Bukan urusanmu sekarang lepaskan aku karena aku sudah hampir telat!"

"Tidak sebelum kau menjawab pertanyaanku."

"Okay okay! Aku pergi bersama Niall, puas?! Sekarang biarkan aku masuk!"ujarnya dan melepaskan cengkraman tanganku di tangannya, lalu masuk kelas.

Aku diam.

Jadi benar, dia pergi dengan Niall?

Sebenarnya, apasih hubungan mereka?

Oh bodoh, mereka berpacaran.

***

Rosie's Point Of View

"Hey Jade,"sapaku saat melihat Jade di ruang ganti. Jade sedang melihat daftar clothing yang akan dipajang.

"Oh, hey Rose,"sapa Jade. Aku duduk di sofa, mengeluarkan seragam kerjaku dari tas dan berjalan ke toilet untuk mengganti baju. Setelah berganti baju, aku merapikan rambutku di kaca, agar pelanggan nanti memberikan kesan pertama yang baik saat masuk butik, begitu kata Jade.

"Jade, aku keluar dulu ya,"kataku.

"Hey Rosie tunggu sebentar," Jade menahan bahuku yang ingin keluar. Ia memberikan secarik kertas putih padaku. "Tolong berikan ke Niall nanti ya? Aku ingin pulang sekarang,"katanya, lalu ia mengambil tasnya dan keluar dari butik.

Aku memasukan kertas dari Jade ke kantong ku. Dan berjaga di butik. Tapi butik malam ini sepi sekali. Padahal kami baru mengganti display dengan berbagai macam knitwear dan leggings lucu bertema christmas.

Karena tidak ada pelanggan yang masuk, sedari tadi aku hanya merapikan lipatan baju di tumpukan, menyusun rak sesuai ukuran, membenarkan posisi patung, dan sekarang aku duduk di sofa tengah karena lelah dan tak ada pengunjung.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang