Song of The Chapter:
Half A Heart - One Direction
Love Yourself - Justin Bieber
Habits (Stay High) - Tove Lo
Enjooooooyy!
-------------------------------------------
-------------------------------------------Zayn's Point of View
Baru seminggu hubungan Harry dan Rosie berjalan. Tapi aku sudah merasa kehilangan diriku.
Aku benar-benar tidak percaya Rosie akan menerima Harry setelah aku membocorkan taruhan itu kepada Rosie. Tidakkah ia mempercayaiku? Jika ia tidak mempercayaiku, setidaknya ia harus mempercayai omonganku yang seratus persen benar itu. Jika memang ia membenciku hingga tidak bisa mempercayaiku, setidaknya ia harus percaya bahwa aku tidak menjelek-jelekkan Harry dan itulah kenyataannya.
Harry bejat sekali. Aku menahan-nahan diriku yang ingin memukul wajahnya itu. Sooner or later, he will break her heart. Sooner or later, he will ruin her.
Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Mungkin aku harusnya senang karena Rosie akhirnya akan melihat kebejatan Harry, mengetahui kebejatan Harry dengan sendirinya. Tapi aku tidak tega harus melihatnya menangis karena Harry. Aku tidak ingin ia terluka.
Perasaanku bimbang sekali.
Di satu sisi, aku ingin membiarkan Rosie terus menjalankan hubunganya dengan Harry sampai taruhan itu terungkap sendiri. Tapi di sisi lain aku tidak tega. Aku ingin Rosie putus denagn Harry tanpa harus sakit hati dulu. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya.
Kemarin aku sempat main ke rumah Liam dan mencurahkan isi hatiku. Menggelikan. Aku jadi seperti perempuan.
Tapi itu benar. Aku pergi ke rumah Liam dan menceritakan semuanya. Termasuk kesedihanku. Liam beberapa kali menepuk bahuku dan kalau saja kami perempuan pasti kami sudah berpelukan sambil menangis bersama. Liam bilang,
"Zayn, kadang ada kalanya kau harus bisa tega. Biarkan Rosie merasakan akibat dari tindakannya itu. Dia memutuskan untuk tidak mempercayai omonganmu itu kan? Dan apa hasilnya? Pasti ia akan merasa sakit hati saat nanti ia mengetahui semuanya. Dan kau bisa apa? Kau tentu bisa merebutnya kembali nanti. Biarkan saja dulu ia bersenang-senang sebelum semuanya berubah menjadi menyedihkan baginya."Aku membantah dan bilang bahwa aku tidak tega jika melihat Rosie menangis. Tapi Liam bilang,
"Kalau begitu sampai kapan ia akan sadar akan sikapnya yang bodoh itu? Kalau kau 'menyelamatkannya' sekarang, memangnya ia akan percaya padamu? Dia malah akan tidak percaya denganmu Zayn. Dia pasti bilang kau ingin menjelek-jelekkan Harry lagi. Apa kau yakin kau sanggup mendengar kata-katanya yang pasti menyakitkan itu? Kalau aku jadi kau ya, aku akan diam saja duduk manis melihat Rosie yang dengan bodohnya masuk ke perangkap Harry."Liam sangat tegas kemarin. Aku membantahnya berkali-kali tapi ia tetap dengan prinsipnya untuk 'membiarkan Rosie' itu. Aku berkali-kali bilang kalau aku tidak tega, kalau
aku tidak ingin Rosie menangis. Tapi Liam tetap saja bilang kalau aku bodoh jika melakukan itu.Setelah aku pikir-pikir, benar juga omongannya itu.
Biarkan Rosie melihat betapa bejatnya Harry dengan mata kepalanya sendiri.
Seperti kata Liam, aku hanya akan duduk manis di sini dan melihat Rosie yang dengan bodohnya masuk ke perangkap Harry.
Rosie, jika kau ingin aku tidak mencampuri urusanmu, maka aku akan melakukannya sekarang. Aku akan mengambil kembali posisiku saat kau melihat kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion // z.m [EDITING]
RandomThere are times when we have to stop lying to ourself. No matter how we try to continue to lie, lie it will be seen by itself, without us knowing.