CHAPTER 4

2.5K 317 4
                                    

Rosie's Point of View.


Bye Jade, see y'tomorrow!"ucapku sambil melambaikan tangan pada Jade, teman sekaligus atasanku. aku tersenyum dan keluar dari butik miliknya.


Aku menghitung gajiku. Well, bukan gaji sih sebenarnya. seharusnya gajiku keluar pada tanggal 13. it's still 7 but i need it. Cam terus merengek meminta boneka barunya. dan aku harus membayar uang sekolahnya sebelum tanggal 10. maka Jade memberiku keringanan dengan memberikan setengah gajiku.


Aku melihat arlojiku. 8 p.m. aku harus bergegas ke halte jika tidak ingin ketinggalan bus. Aku menyimpan uang gajiku di tas dan berlari menuju halte bus yang lumayan jauh dari butik ini.


Aku merapatkan jaket yang kukenakan untuk menjagaku tetap hangat. Ini jaket ayah yang kutemukan di lemarinya. Walaupun sudah lusuh, tetap saja ini membantuku di saat saat seperti ini. Speak about my Dad... i miss him, a lot. I remember when we fishing with Mom without Cam, karena ia belum lahir kala itu. And i remember when rain comes, storm everywhere, im crying because im scared of strom, he hugged me tight and distract me with funny story. oh how i miss him.

Sudah 15 menit aku menunggu disini, tapi bus belum juga datang. its freezing here. i need bus. Aku melihat ke starbucks di seberang jalan. Maybe I could warm myself at starbucks while drinking a glass of hot chocolate.


Aku memesan segelas hot chocolate dan menduduki kursi di dekat jendela menikmati pemandangan di luar sana. Whoa, sudah berapa lama aku tak seperti ini? Since my Dad died and my family... uhm, you know, economy. Last time i went to Starbucks is when Jimmy, my old friend back from California and we met here. Then he buy me a glass of Hot chocolate. wow same menu.


"may i sit here.. lady? there's no empty seat except this seat. and you look alone," i looked up and i found... Harry. Ia menyeringai ketika melihatku lalu segera menduduki kursi kosong dihadapanku. "whoa, Rosie. i thought youre someone else because you look.... hot,"


i rolled my eyes, ignoring him and keep warming myself by drinking my hot chocolate.


"easy, Rosie. aku hanya berbincang sedikit denganmu. Tak perlu sejutek itu,"ujarnya. whatever you say, Harry. but i'll keep ignoring you, jerk.


"Rupanya kau tak senang berbicara ya, Rose,"he keeps distracting me.


Aku melihat sebuah bus berhenti di halte. Ah! akhirnya kau datang juga, bussy oh what is that. "stop being so annoying, Harry,"aku berdiri dan menyesap tetes terakhir dari hot chocolate-ku yang sekarang sudah habis.


Aku ingin melangkah namun Harry mencengkram pergelangan tanganku. "not that fast, Rose,"He smirked. Rose?


Aku meronta melepaskan cengkraman Harry di pergelangan tanganku. Sulit memang, namun akhirnya aku berhasil. "I gotta go,"i said and run to the bus stop.


"jangan lupa mengerjakan pekerjaanmu!"aku mendengar seruan Harry dari belakang namun aju menghiraukannya.


"huft," setelah berhasil menaiki bus, aku mencari tempat kosong. Aku mengecek arlojiku. 8.30 p.m. Jika tadi aku tidak pergi ke starbucks, seharusnya aku sudah sampai rumah. Lelah sekali hari ini.


Aku membuka tasku. God, aku masih harus mengerjakan tugas milik Harry dan Louis. Dan jam segini aku belum sampai. mau tidur jam berapa aku? huft.


***


"Rosie, wake up! kau tidak mau terlambat kan?"aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara Mom. Ternyata aku tertidur di meja belajar dan buku Louis sebagai alasnya. Aku mengecek buku buku dibawahnya. untung sudah kukerjakan semua. yah, walaupun belum tentu benar semua, setidaknya aku sudah mengerjakan.


"Rosie, ada yang menunggumu diluar!"seru Mom. menungguku? siapa? aku segera keluar kamar dan melihat siapa yang menungguku.


Zayn..?


that lad?


untuk apa dia menjemputku? mengajakku pergi ke sekolah bersama? whoa. this is new!


"zayn? what are you doing?"i asked.


he look at me then smirked. oh this is npt good. "take you to school, of course. are you done?"


Aku menghampirinya lalu mengangguk. "cmon,"ujarnya dan membawaku ke mobilnya. Mobil ini, yang membuatku berteriak dan menangis malam itu. apa ia akan melakukannya lagi sekarang?


"ada apa?"tanyaku.


"what?"ujarnya bingung.


"ada apa kau menjemputku? mengajakku ke sekolah bersama? tumben,"i said. Aku meliriknya dan menemukan ia dengan wajah seriusnya.


"i just want to. is that wrong?"he asked. of course it is, Zayn. "Aku hanya mencoba berteman denganmu, Rosie. Aku ingin bertanya padamu,"


"go, tanya aku apa yang ingin kau tanyakan,"ujarku.


"kenapa kau menangis dan berteriak saat aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan penuh? Apa ada sesuatu dibalik itu?"


Tubuhku menegang mendengar pertanyaannya. Aku tak ingin mengingat hal itu lagi. "its a long story,"that's all i can say. aku tak ingin menjelaskan dengan detail setiap kejadiannya. aku tak ingin mengingat hal itu lagi.


"tell me,"he said. "tell me or i will do it again,"shit.


"no no don't!"aku mengerang. he raised his eyebrows and i rolled my eyes. i tell him the whole story. i can see his expression was so serious and sad. aku bahkan susah payah menahan tawaku untuk melihatnya menangis.


Zayn Malik crying. this is new!


i can't hold it anymore. aku tertawa sekencang kencangnya. tidak peduli dengan Zayn yang menatapku seperti aku ini pasien yang berhasil kabur dari Rumah Sakit Jiwa.


like i care, dude.


"what's so funny?"ia bertanya bingung. his expression change from sad to confused. Bahkan suaranya bergetar menunjukan ia menahan tangis!


"YOU! You're so funny, dude. i wonder if Perrie see your face now she will break up woth you HAHAHAHAHA"i said still laughing so hard.


Zayn membuka mulutnya seperti orang bodoh, kemudian ia segera merubah ekspresi wajahnya menjadi tegas lagi. "Dont you dare to laugh at me, Rosie."


Sisa perjalanan ke sekolah diisi keheningan. Aku yang sibuk menahan tawaku agar tidak dibully lebih parah lagi disekolah, sementara Zayn yang... fokus ke jalanan, maybe?


Yep, akhirnya aku sampai. Zayn memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Yang ku maksud tempat biasa adalah 5 lahan parkir terdekat dengan pintu masuk sekolah dan itu diisi oleh One Direction. Tak seorang pun -kecuali anggota One Direction, ofc- berani memarkirkan mobilnya disitu.


Sedangkan Bad Girls? aku tak tahu dimana mereka memarkirkan mobilnya. i don't know and i don't care.


"bye, thanks atas tumpangannya!"ujarku lalu cepat cepat keluar dari mobil Zayn. Gawat kalau Perrie mendapatiku bersama Zayn. bisa dibully macam apa lagi aku.


Aku tersenyum sepanjang jalan menuju kelas. Apa yang barusan terjadi? Zayn menjemputku dan mengantarku ke sekolah? i feel my cheecks are burning right now.


-----------

[A/N]: HAPPY NEW YEARS! i know it's late but better late than never yep? so how is it? sorry for the typo(s) you know my bad

-shin

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang