CHAPTER 13

1.9K 274 2
                                    

BANYAK ZASIE(?) MOMENTNYA KOK❤️
-----------------

Rosie's Point Of View

"Selamat siang, nona,"Suara Zayn terdengar memasuki ruang rawatku. Ini hari terakhirku dirawat karena aku yang terus saja memprotes dokter untuk pulang. Pertama, aku tidak apa-apa. Kedua, siapa yang akan membayar biaya rumah sakit ini kalau aku terlalu lama di sini?

"Hey, Z."

"Ini,"Zayn menyodorkan buket mawar merah untukku. Tumben sekali ia menjadi begini. Pasti ada maunya.

"Terimakasih tapi maaf aku sedang tidak enak badan jadi jika kau memintaku untuk mengerjakan PR mu maka aku menolak,"ujarku.

"Negative thinking saja,"Zayn memutar bola matanya dan duduk di kasur. "Itu untukmu, free, tanpa permintaan."

"Tumben sekali. Tapi asal kau tahu ya. Aku sedikit kerepotan membawa barang barangku. Niall kemarin sudah membawakan buket lily untukku. Ditambah punyamu. Ditambah parsel makanan dari guru. Haduh, ribet,"keluhku. Zayn malah tertawa. Apa-apaan.

"Yasudah sini ku ambil lagi bunganya,"kata Zayn.

"Eits, no. Kata orang, kalau sudah memberi tidak boleh dipinta lagi."

"Kan kata orang, kataku beda lagi."

"Memangnya apa?"tantangku.

"Aku bebas melakukan apapun," ujarnya dengan bangga.

Aku memutar bola mataku. Muncul kan sifat sombongnya yang tidak kusuka. "Halah. Sok."

Zayn hanya menaikan bahunya tanda tidak peduli.

Aku lanjut mengemas barang-barangku. Tepatnya, barang pemberian orang-orang yang menjengukku.

"Sudah siap?"tanya nya tiba-tiba.

"Apa?"

"Pulang."

"Memang kau mengantarku pulang?"tanyaku bingung. Pasalnya, Zayn tidak bilang-bilang kepadaku kalau ia ingin mengantarku pulang. Makanya aku meminta Niall untuk mengantarku pulang karena, Hey. Niall itu kan 'pacar'ku, jadi, boleh dong aku mendapatkan tumpangan gratis darinya?

"Ya, memang kenapa?"

"Duh. Kau ini bagaimana. Kalau mau mengantarku bilang dong. Aku keburu minta Niall kan,"gerutu Rosie.

"Jadi? Kau sudah meminta Niall?"tanya Zayn. Ini perasaanku saja atau memang benar suara Zayn berubah, menjadi lebih tinggi?

"Iya. Karena kau tidak bilang akan mengantarku dan aku bingung aku pulang naik apa. Lagipula kan, Niall pacarku. Jadi, aku bisa dong meminta jemput padanya?"ucapku.

"Bilang padanya kau pulang denganku,"ucap Zayn. Sontak aku menoleh ke arahnya.

"Lho? Tidak bisa begitu dong. Kan kasi-"

"Tutup mulutmu dan cepat berkemas. Aku antar sekarang,"ucapnya dingin.

"Kalau kau jutek seperti itu lebih baik aku pulang bersama Niall."

"Rosie bisakah kau menuruti perintahku sekarang?!"

"Tapi Zayn, kau sendiri bersikap tidak mengenakan kepadaku. Jadi, buat apa aku menurut padamu?"tantangku. Kau kira aku takut denganmu, Zayn Malik?

"Rosie, jangan buat kesabaranku habis. Sekarang cepat selesaikan kegiatanmu lalu ikut aku, oke Rose?"

Aku hanya bisa merengut kesal dan melanjutkan acara berkemas ku. Aku memasukkan buket dari Niall dan Zayn kedalam paperbag yang kuminta dari rumah sakit dan menenteng parsel.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang