Rosie's Point of View
Hari ini hari minggu. Saatnya aku beristirahat dari semua kegilaan di minggu ini. Well, this is a tough week for me.
Aku tidak mempunyai rencana untuk pergi kemana-mana. Mungkin aku hanya akan menghabiskan hari mingguku di rumah. Atau pergi bersama ibuku.
Pergi bersama ibu... Aku sudah jarang sekali pergi dengannya. Masing-masing dari kami sibuk dengan urusan sendiri. Aku mengerti ibu yang kini menjadi single parent harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhanku, Camille, dan dirinya sendiri. Aku sedikit rindu pergi dengannya. Mungkin hari ini aku akan mengajaknya pergi.
"Morning,"sapa Ibu saat aku keluar dari kamarku. Ibu duduk di meja makan kecil kami, sendirian.
"Where's Cam?"tanyaku. Aku menarik kursi lalu duduk.
"Dia masih tidur,"ujar Ibu. Ia meletakkan sebuah omelette di piringku.
"Aneh. Dia tidak biasanya bangun siang,"ujarku. Ibu hanya mengangkat bahu. "Anyway, bu, aku ingin mengajakmu jalan-jalan hari ini."
Ibu mengerutkan dahinya. "Ada apa ini? Tumben sekali?"tanya ibu.
Aku menghela nafas. "Aku merindukan jalan-jalan bersama Ibu dan Camille. Akhir-akhir ini kita sudah jarang pergi bersama. Baik aku dan Ibu sibuk sendiri.."kataku. Aku menghentikan makanku untuk menatap ibuku.
Ia tersenyum. "Oke. Kalau begitu kita akan piknik di taman Dandelion hari ini. Sudah lama kan kita tidak kesana?"tanya Ibu. Aku mengangguk semangat. "Cepat habiskan sarapanmu lalu bersiaplah. Ibu akan menyiapkan bekal. Oh dan jangan lupa bangunkan adikmu ya,"ujar Ibuku. Ia bangkit dari kursi makannya dan ke dapur. Aku segera menghabiskan omelette ku dan pergi ke kamar ibuku.
Senyumku merekah saag melihat Camille yang meringkuk di tempat tidur. Selimutnya sudah ia tidak pakai dengan benar. Rambutnya yang tidak ia kuncir itu kemana-mana. Tapi satu hal yang membuatku tersenyum miris. Ia memeluk boneka yang waktu itu kudapatkan saat Zayn mengajakku ke fun fair.
Tanganku merapikan rambutnya yang panjamg itu. Sambil mengusap-usap rambutnya, aku membangunkannya, "Hey, Camille.. bangun.. kita akan pergi piknik dengan Ibu.. Ayo bangun.."
***
Matahari belum terlalu terik saat aku, Ibu, dan Camille sampai di taman. Aku menggelar tikar yang ibu bawa di bawah pohon tempat keluargaku biasa berpiknik.
Ibu meletakkan keranjang piknik yang ia bawa di tengah-tengah. Camille membuka keranjang dan mengambil biskuit cokelat kesukaannya yang ibu bawa. Sebagai anak kecil, ia tidak betah duduk diam. Baru saja sampai ia langsung berlarian kesana-kemari menyentuh bunga-bunga Dandelion yang mulai bermekaran. Ohiya, ini mau musim semi.
"Sudah lama ya bu kita tidak kesini,"gumamku. Terakhir kali kesini itu saat aku pingsan dan aku ditolong...Zayn...
"Ya. Kita tidak pernah kesini sejak penyakitmu tiba-tiba saja kambuh dan kau pingsan. Hahaha,"ujar Ibuku.
Kasih tahu tidak ya, kalau ternyata yang menyelamatkanku itu Zayn? Kasih tahu sajalah. Ibu kan berhak tahu juga.
"Bu, kau ingat tidak temanku Zayn?"tanyaku.
"Yang waktu itu mengajakmu kencan itu?"tanya Ibu. Pasti yang dia maksud itu double date bersama Niall dan Jade. Padahal kan itu bukan kencan. Zayn hanya memintaku menemaninya.
"Itu bukan kencan bu.. Anyway, ternyata, dia anak kecil yang waktu dulu menyelamatkanku disini. Dia yang memanggil ibunya kemari dan membawaku ke rumah sakit. Aku juga baru tahu 2 hari yang lalu,"ujarku.
"Ibu berpikir untuk mengunjungi rumahnya.. Kau tahu, untuk berterima kasih. Karena kita tidak pernah berterima kasih pada mereka. Kurasa inilah waktunya. Setuju tidak, Rose?"tanya Ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion // z.m [EDITING]
AcakThere are times when we have to stop lying to ourself. No matter how we try to continue to lie, lie it will be seen by itself, without us knowing.