CHAPTER 3

2.5K 325 2
                                        

Rosie's Point of View



Aku berjalan ke lokerku dengan cepat. Menghiraukan segala panggilan murid-murid yang memanggilku. Tak sepenuhnya memanggilku sih, mengejekku lebih tepatnya.



I saw him. Standing with his girlfriend in front of his locker. Talking about i dont know and i dont wanna know. I stop walking for a while. watching him with his girlfriend talking, laughing, smiling to each other, and kissing sometimes make me think.he's cool, lovely, and kind. but why he still bullying me?



oops, he's looking at me now. mungkin dia risih karena aku terus melihat ke arahnya. aku cepat-cepat memalingkan wajah dan berjalan lagi. tapi saat aku menoleh untuk memastikan, he's smiling at me.



***



"hey you bitch! come here!" aku menoleh ketika ada seseorang berteriak dibelakangku dengan sangat tidak sopan. ouch, he's Niall.



Aku cepat-cepat berbalik dan menghampirinya. "ya?"



"ikut aku ke gudang!"dengan sigap ia mencengkram tanganku lalu menariknya sehingga tubuhku yang ringan ini itu ditariknya.



Niall menendang pintu gudang itu dengan kencang dan saat terbuka aku melihat One Direction bersama Bad Girls berdiri dengan tampang arogannya.



Zayn mendekatiku dengan pelan. Sepertinya ia suka melihatku tertunduk. Well, bukan sepertinya lagi. memang ia menyukai saat aku tunduk padanya. Setelah sampai di hadapanku, ia mengangkat daguku. he smirked. "Why you ran away, Rosie?"ia bertanya tepat dihadapanku. i can feel his breath.



"i should go to work, Zayn,"i rolled my eyes. Dia sudah tahu aku harus bekerja dan ia masih bertanya?



Kemudian aku mendengar langkah yang aku tidak tahu milik siapa karena pandanganku terhalang oleh wajah Zayn.



"baby, i wanna talk to her,"i heard Perrie's voice. Zayn menoleh kemudian mundur membiarkan Perrie berbicara denganku.



Perrie menatap tajam kearahku, kemudian dia menjambak rambutku dengan keras. "Rasakan itu, Rosie! Gara-gara kau aku disalahkan kemarin!" aku meringis menahan sakit yang Perrie berikan padaku.



Perrie mengengeratkan genggaman tangannya pada rambutku, membuatku menjerit pelan. "listen bitch, jangan pernah lagi melarikan diri dari kami atau kau akan mendapat yang lebih dari ini," Perrie berbicara tepat di telingaku. "ohyeah, one more, jangan laporkan kami pada guru atau kau akan tahu balasannya,"then she walk away.



"Rosie come here!"Harry said. aku segera menghampirinya yang sedang memegang banyak buku. "your hand," aku menjulurkan tanganku, kemudian ia memberikanku setumpuk buku yang tadi ia pegang. "Kerjakan semuanya besok harus sudah selesai dan ingat, jangan sampai ada yang salah."



Aku melihat buku yang kupegang. Math, Science, Spanish.. Banyak sekali



"Harry, tapi ini banyak sekali dan... aku tak pandai Science!"protesku namun Louis dengan cepat maju kehadapanku dengan membawa 2 buku.



"no buts, Rosie. Sekalian kerjakan punyaku,"ia menaruh 2 buku miliknya diatas 3 buku tebal milik Harry. "whoa, kau akan sibuk hari ini," ujar Louis kemudian menggenggam tangan El, lalu pergi meninggalkan gudang. tinggal tersisa Zayn, Niall, Harry, Liam, Perrie dan Danielle. oh masih banyak.



Zayn menghampiriku lagi. "kerjakan semuanya. jangan sampai ada yang salah, dan besok harus sudah selesai, ingat itu," kemudian ia menoleh ke teman-temannya, "cmon guys," One Direction dan Bad Girls pun meninggalkanku sendirian di sini.



I let out a sigh and sit on the floor. aku melihat tumbukan buku yang berada di hadapanku. 5 pelajaran dalam semalam.. belum lagi aku harus bekerja.



astaga. jam berapa ini? aku segera melihat jam ditanganku dan jam menujukan pukul 5 sore. aku harus segera ke butik untuk memulai shift kerjaku.


------------------
[A/N]:
filler chapter sorry

-shin

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang