Rosie's Point of View
"I'm home!"seruku saat memasuki pintu dan melihat tv kecil kami masih menyala. Dan terdapat Cam yang sedang meringkuk di sofa.
"Cam?"Aku menggoyangkan badannya, membuat Cam terbangun.
"Oh, Rose. You're home already,"ujarnya dengan suara mengantuk sambil mengucek matanya.
"Yes, dan ini untukmu,"Aku menyodorkan teddy bear hasil main Zayn tadi kepada Cam yang menerimanya dengan mata berbinar dan langsung memeluk Teddy itu.
"Ah! Thanks, sis! Akhirnya aku punya juga..."Ucapnya lucu sambil memeluk teddy itu dengan erat.
Aku tertawa melihat tingkahnya. Sesenang inikah ia mendapat boneka itu?
"Rosie, bolehkah aku tidur di kamarmu hari ini?"tanya Cam.
"Tentu saja, love. Mari kita ke kamar, aku sudah mengantuk."
Aku menggendong Cam -dan teddy- sambil membawa tasku dengan repot. Tapi tak apa, aku mencintai Cam.
"Aku ingin bersih-bersih dulu. Kau boleh tidur duluan kalau sudah mengantuk,"ujarku setelah meletakan tas dan hoodie ku di meja secara sembarangan. Lalu aku menuju kamar mandi sambil membawa baju ganti.
Melihat pantulan diriku di cermin membuatku mengingat diriku yang dulu. Gadis yang dulu selalu merasa ceria saat dipangku oleh ayahnya. Gadis yang tidak merasakan kerasnya hidup, sakitnya dibully, lelahnya bekerja, dan sulitnya mencari nafkah.
Andai Dad masih disini...
Aku menggeleng dan segera membuang pikiran itu. Walaupun ayah sudah tidak ada, setidaknya aku masih memiliki ibu dan Cam.
Aku kembali ke kamar dengan rambut yang ku ikat asal dan baju ganti. Segera aku merebahkan tubuhku di ranjang yang tidak empuk ini. Cam memutar badannya menghadapku.
"Rosie?"
"Ya? Kau belum tidur?"
"Belum. Kau beli boneka ini dimana?"tanya Cam.
"Itu sebenarnya hadiah dari permainan. Tadi Zayn memenangkan boneka ini dari funfair. Lalu ia memberikannya padaku, yah aku ingat kau meminta boneka jadi begitulah,"jelasku.
"Zayn itu siapa? Kekasih baru mu ya?"tanya Cam dan mampu membuat pipiku panas. Aku yakin aku sudah merah sekarang.
Tapi mengapa aku harus tersipu saat Cam bertanya seperti itu? Lagipula kan Zayn bukan pacarku. Ada apa denganku?
"Tidak, dia temanku."
***
From: unknown number
Meet me, cafetaria, now! -n.h
Aku menghela nafas ketika mendapat text dari Niall ditengah pelajaran English. Duh, sudah tahu Mrs. Betlyn galak.
"Rosaline!"
"Rosaline!"
Aku mendengar Mrs.Betlyn berseru, tapi matanya menghadapku.
"Me?"tanyaku dengan bingung.
"Yes you, sedang apa tanganmu dibawa meja?"tanyanya geram. Duh, ketahuan deh.
"Sorry, Mrs, tapi namaku bukan Rosaline,"ujarku untuk mengalihkan pembicaraan.
Seluruh siswa dikelas tertawa mendengar ucapanku. Biar saja, biar malu itu guru menyebalkan.
"Diam! Dan Rosaline Rosie whatever, silahkan keluar!"bentak Mrs.Betlyn.
"Tapi Mis-"
"No buts! Get out!"bentak wanita tua itu lagi dan aku segera berdiri dari tempat dudukku di tengah, lalu keluar kelas sambil menggerutu.
![](https://img.wattpad.com/cover/7455735-288-k951726.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion // z.m [EDITING]
AcakThere are times when we have to stop lying to ourself. No matter how we try to continue to lie, lie it will be seen by itself, without us knowing.