CHAPTER 22

1.9K 225 5
                                    

Rosie's Point of View

From: Zayn Malik
Hi there

To: Zayn Malik
Hello

From: Zayn Malik
I'm so bored

To: Zayn Malik
Yeah me too, Mr. Whitew tak kunjung berhenti bicara

From: Zayn Malik
I know right. Anyway, Kau mau menemaniku tidak besok?

To: Zayn Malik
Kemana?

From: Zayn Malik
Niall mengajakku untuk double date dengannya.. bersama Jade. Aku tidak tahu harus mengajak siapa, jadi, kau mau tidak menemaniku?

To: Zayn Malik
Hmm, okay. Masih besok kan?

From: Zayn Malik
Ya, tapi aku akan mengajakmu beberbelanja baju hari ini. No buts, you have to go with me

Aku mengerenyit sambil menatap Zayn yang sedang melihatku dengan smirk di wajahnya. Kami berada di kelas Spanyol Mr. Whitew. Ini kelas terakhir kami sebelum kami pulang.

Dan apa ia bilang?

Double date bersama Niall dan Jade?

Hell yeah! Aku tidak akan melewatkan moment ini.

"Okay class, mungkin cukup untuk hari ini. Kita bahas lagi dipertemuan berikutnya,"ujar Mr.Whitew sebelum ia pergi meninggalkan kelas. Wow, ia meninggalkan kelas bahkan 15 menit sebelum bel pulang.

Aku sedang merapihkan tasku ketika Zayn menghampiriku lengkap dengan backpacknya. "Hei." Aku menoleh padanya dan tersenyum. "Sebelum belanja, temani aku makan dulu, ya? Atau makannya nanti saja habis belanja? Terserah saja sih,"ujarnya.

"Makan saja dulu. Aku tahu kau lapar. Tadi saat makan siang kau hanya makan kentang goreng dan fanta,"ujarku. Aku memakai tas selempangku dan berdiri. "Yuk."

Zayn menarik tanganku dan menggenggamnya. Aku sudah mulai terbiasa dengan ini. Sejenak aku menoleh ke Zayn. Ia memakai beanie hitam hari ini. Hm, aku jarang melihatnya memakai beanie. Tapi ia sangat cocok memakai beanie. His face is works with everything.

Tidak terasa, kami sudah sampai di mobilnya. Ia tidak membukakan pintu untukku. Ayolah, dia Zayn Malik. Jangan berharap banyak darinya.

Zayn menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah. Ia membelokkan mobilnya ke arah kiri. Aku tidak tahu ia akan membawaku kemana. Tapi aku diam saja.

Zayn menyalakan radionya. Lagu The Script sedang terputar disitu. Aku menggumamkan lagunya dengan pelan karena aku suka lagunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika Zayn ikut menyanyi bersama radionya.

"Well i'm choked, wanted the rain on me. Well i'm soaked, soaked to the skin.. It's the end where i begin. It's the end where i begin.."

"Hey, i don't know you could sing,"ujarku. Zayn menoleh sebentar, lalu ia menatap kembali ke jalanan.

"Tidak. Aku tidak bisa bernyanyi."

"Bullshit. Aku mendengarnya sendiri tadi."

"Itu namanya bukan menyanyi."

"Lalu apa?"

"Hm... tidak tahu. Ayolah berhenti membicarakan tentang bernyanyi,"ujarnya. Aku mengangkat bahu lalu diam.

Sekitar 15 menit aku di mobil bersama Zayn, entah kemana. Tapi aku liat barusan kami memasuki komplek. Dan seketika aku tahu kemana Zayn akan membawaku.

"Zayn are we going to your house?"tanyaku.

"Yeah. Aku bosan dengan makanan luar. Lagipula tadi pagi ibuku bilang sepertinya ia akan memasak ayam panggang hari ini,"ujar Zayn. "Tidak apa kan? Kita ke rumah ku?"

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang