Zayn's Point of View
2 Bulan.
Sudah 2 bulan aku tidak ke rumah Rosie, tidak berjalan berdua dengannya lagi. Aku masih menjalani tawarannya itu. 3 bulan tanpa gadis baru rasanya mudah bagiku. Aneh memang. Zayn Malik yang dulu tidak akan betah jika tidak ditemani oleh perempuan selama 2 minggu. Tapi Rosie telah merubahku. Rosie membuatku terpikat olehnya. Rasanya aku hanya memiliki mata untuk Rosie. Gadis-gadis cantik dan seksi di sekitarku rasanya berubah menjadi buruk rupa jika aku sedang melihat Rosie.
Tentu aku masih tetap memperhatikannya. Aku tidak pernah lupa untuk mengingatkannya makan, mengingatkannya untuk tidur. Aku merasa seperti anak 13 tahun yang baru pacaran. Tapi inilah kenyataannya. Rosie bahkan suka tidak menjawab telepon dariku kalau menurutnya aku telah berbicara banyak padanya di sekolah. Rosie tidak pernah mengiyakan ajakanku untuk pergi berdua. Selalu ada orang lain yang menemani kita. Entah itu Liam, Niall, Jade, Louis, maupun Harry.
Tentang Harry, aku sudah berbaikan dengannya. Setelah aku menerima tantangan dari Rosie dan mengantarkannya pulang, aku pergi ke rumah Harry. Awalnya Harry marah padaku karena ia menganggapku merebut gadisnya. Tapi aku bisa membalikkan keadaan dengan mudah. Aku mengatakan bahwa aku sudah tahu rencananya dengan Louis. Dia mati kutu. Harry meminta maaf dan akhirnya dia melepaskan Rosie untukku.
Keesokkan harinya aku menemui Louis. Aku bertanya padanya kenapa harus Rosie yang jadi bahan taruhannya. Lalu Louis menjelaskan padaku bahwa ia hanya ingin bermain-main dengan Rosie. Dia masih menganggap Rosie sebagai gadis yang biasa kami bully. Jadi, dia tidak merasa bersalah. Aku menyalahkannya atas ini semua. Ide ini datang darinya. Dia pantas aku salahkan. Kami berdebat dan aku hampir melayangkan pukulanku ke wajahnya kalau saja aku ingat aku harus memperbaiki hubunganku dengan teman-temanku. Maka aku mengurungkannya. Louis meminta maaf padaku dan aku suruh ia meminta maaf ke Rosie bersama Harry.
Hal yang aku tahu selanjutnya adalah Louis dan Harry sudah meminta maaf pada Rosie. Niall menceritakannya padaku kalau Louis dan Harry menemui Rosie dan meminta maaf berkali-kali padanya. Niall bilang, Louis dan Harry sampai membawa bunga dan makanan untuk Rosie. Karena Rosie gadis yang baik hati, tentu saja Rosie memaafkanya. Ketika aku bertanya kepada Niall darimana ia tahu, ia bilang Rosie menceritakan pada Jade, lalu Jade menceritakan kepada Niall.
2 bulan terakhir ini adalah 2 bulan terbaikku. Aku bisa berteman lagi dengan Louis dan Harry, aku juga masih bisa bertemu dengan Rosie, walaupun tidak sesering dulu.
Berjauhan dengannya membuatku sadar bahwa ia begitu membuatku rindu padanya.
Aku jadi semakin tidak sabar pada hari kelulusan.
***
2 minggu kemudian...
"Rosie, mau ya jalan sama aku ya? Sekali saja. Kan sudah lama sekali kita tidak jalan berdua. Ayolaaah. Aku cuma mau makan berdua denganmu kok. Mau yaa?" ujarku merayu Rosie. Sekarang, Aku dan Rosie baru saja keluar dari kelas Biologi.
Rosie terkekeh. Ia tidak menoleh ke arahku maupun menatapku. Ia hanya terkekeh sambil terus berjalan, membuatku mengikutinya. "2 minggu lagi, Zayn. Apa kau tidak bisa bersabar?"
"Aku maunya sekarang. Ayolaah, Rosie. Memangnya kau tidak merindukan rasanya jalan berdua denganku?" Aku merengut. Bibirku melengkung ke bawah dan Rosie tertawa melihatku.
"Tidah ah. Kalau aku jalan berdua denganmu hari ini, sama saja tantangan dariku gagal dong?" Rosie menaikkan sebelah alisnya.
"Tapi kan kau bilang kita masih boleh bertemu selama 3 bulan ini.." ujarku.
Rosie tersenyum miring. "Apa aku bilang kita boleh jalan berdua, Zayn?" Kemudian ia meninggalkanku begitu saja.
Rosie.. Rosie lihat saja 2 minggu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion // z.m [EDITING]
LosoweThere are times when we have to stop lying to ourself. No matter how we try to continue to lie, lie it will be seen by itself, without us knowing.